Sahabat Anak Bagikan Sarapan Gratis untuk Anak-Anak Terdampak Covid-19

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sahabat Anak Bagikan Sarapan Gratis untuk Anak-Anak Terdampak Covid-19


Gara-gara pandemi Covid-19, asupan gizi sebagian anak di Kecamatan Simokerto berkurang. Anak-anak yang kekurangan nutrisi dikumpulkan dan diberi sarapan secara rutin. Berat badan mereka dicek. Kesehatannya juga dikontrol oleh Sahabat Anak dari Wahana Visit Indonesia (WVI).

EKO HENDRI SAIFUL, Surabaya

AKIFAH Naila berjingkrak-jingkrak di depan kamarnya, blok B lantai 2, Flat Sombo. Sesekali, bocah berusia 7 tahan itu pamer makanan kepada ibunya plus meminta disuapi. Nasi kotak lauk rendang sapi dimakan dengan lahap dalam tempo kurang dari 20 menit.

Akifah tampak senang. Bocah yang masih kelas I sekolah dasar (SD) itu jarang makan rendang sapi. Untuk makan daging, dia harus menunggu Hari Raya Idul Adha. ’’Alhamdulillah. Berkat sarapan gratis dari WVI, anak saya semakin sehat,” ungkap Siti Romlah, ibu Akifah.

Perempuan berusia 44 tahun itu mengaku senang dengan perkembangan anaknya. Akifah semakin sehat. ’’Sebulan terakhir berat badan anak saya (Akifah, Red) bertambah 400 gram,” tambah Romlah.

Dia sempat khawatir dengan pertumbuhan tersebut. Sebab, Akifah termasuk anak yang susah makan. Untuk sekadar mengonsumi tiga sendok nasi, dia harus dirayu.

Romlah berharap berat badan anaknya stabil. Syukur-syukur, beratnya bertambah terus. ’’Saya wanti-wanti untuk rutin istirahat supaya tidak ngedrop,” jelas Romlah.

Akifah bukan satu-satunya anak yang mendapat jatah program sarapan gratis dari WVI. Di Kelurahan Simolawang, tercatat ada 550 anak yang mendapat makanan gratis dari lembaga tersebut. Mereka tersebar di seluruh RW.

Sebagian anak penerima bantuan permakanan tinggal di Flat Sombo. Anak-anak itu berstatus penghuni rusun. Untuk mendapatkan bantuan, mereka diseleksi. Syaratnya, harus berasal dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan terdampak pandemi Covid-19.

Misalnya, Romlah. Perempuan yang bertahun-tahun tinggal di flat itu menyebut bahwa pandemi Covid-19 memang membuat hidupnya semakin berat. Usahanya menurun. Penghasilannya dari berjualan nasi berkurang drastis setahun terakhir.

’’Sekarang beras yang saya masak hanya 6 kilogram per hari. Padahal, dulu saya bisa menghabiskan 10 kilogram per hari,” jelas Romlah. Dia menyebut, suaminya mengalami persoalan serupa. Penjualan akik menurun gara-gara pandemi Covid-19.

Program sarapan gratis untuk anak-anak diberikan rutin oleh WVI. Program itu bergulir sejak awal 2021. Makanan diberikan tiga kali dalam seminggu.

Yang menyalurkan makanan bukan pegawai dinsos atau kelurahan. Mereka adalah tim khusus. Namanya Tim Sahabat Anak. Di Simolawang, tercatat ada 68 Sahabat Anak. Mereka merupakan kader khusus dari WVI. Para Sahabat Anak bukan orang sembarangan. Mereka sebelumnya diseleksi. Selain peduli pada anak-anak, para kader khusus harus memiliki kemampuan merawat dan mendidik anak-anak.

Sebab, tugas mereka cukup berat. Tidak sekadar mengantarkan makanan. Sahabat Anak juga harus memastikan kondisi anak yang mendapat sarapan gratis. Mereka harus mengukur berat badan anak dan melaporkannya kepada WVI.

Siti Farihah, salah seorang Sahabat Anak, mengaku senang bisa membantu WVI. Banyak pengalaman yang didapatnya. Selain teman, dia juga mendapat banyak ilmu dari orang tua anak.

Menurut Siti, pemberian makanan kepada anak-anak tidak dilakukan secara ngawur. Menunya sudah diatur. Makanan mengandung gizi yang diperlukan anak-anak. ’’Kami akui, banyak anak yang kekurangan gizi karena pandemi Covid-19. Kami sudah mengadakan survei,” katanya.

Mengacu survei, banyak orang tua yang kesulitan memenuhi kebutuhan gizi anak-anaknya. Hal itu disebabkan pendapatan berkurang setelah muncul pandemi Covid-19.

Siti mencontohkan anak-anak di Flat Sombo. Mereka sangat jarang makan daging pascapandemi. Untuk memakannya, anak-anak harus menunggu Idul Adha. Itu pun belum tentu mereka mendapatkannya.

Baca Juga: 5 Karyawan Kimia Farma Gelapkan Obat Apotek untuk Dijual tanpa Resep

Karena kekurangan gizi, kata Siti, banyak yang kondisinya memprihatinkan. Badannya kurus. Selain itu, mereka sakit-sakitan. Kondisi tersebut mendorong anak-anak rentan terkena Covid-19.

Siti sering kali dicurhati orang tua. Mereka pasrah dan tak mampu mencukupi kebutuhan gizi anak-anaknya. Buah hatinya diberi makan ala kadarnya. Bahkan terkadang masih jauh dari kebutuhan tubuh anak-anak. ’’Banyak orang tua yang berterima kasih dengan adanya sarapan gratis. Mereka bisa berhemat sehari,” ungkap Siti. 

Saksikan video menarik berikut ini:


Sahabat Anak Bagikan Sarapan Gratis untuk Anak-Anak Terdampak Covid-19