Ijazah Palsu Sarjana Dijual Rp 2 Juta, Ditawarkan Melalui Medsos

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Ijazah Palsu Sarjana Dijual Rp 2 Juta, Ditawarkan Melalui Medsos


JawaPos.com – Polda Jatim membongkar praktik penjualan ijazah palsu. Dua orang ditangkap. Mereka adalah Bagus Prasetyo dan Mohamad Wardi. Keduanya sudah menjual 89 ijazah yang dibikin sendiri.

Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Gatot Repli Handoko menjelaskan, tersangka melakukan praktik tersebut sejak dua tahun lalu. ”Mereka menawarkan jasanya melalui media sosial,” katanya, Selasa (22/6).

Dari perkara itu, penyidik menyita sejumlah barang bukti. Mulai ijazah palsu, komputer, printer, ponsel, sampai bukti pemesanan. ”Ijazah yang dipalsukan dari berbagai jenjang pendidikan,” jelasnya.

Mereka dijerat UU ITE. Yakni, pasal 35 juncto 51 ayat (1) UU Nomor 11 Tahun 2008. Juga, pasal 263 dan 55 KUHP. ”Berlapis pasalnya. UU ITE ancaman hukumannya 12 tahun. Yang KUHP 6 tahun,” ucap polisi dengan tiga melati di pundak itu.

Wadireskrimsus Polda Jatim AKBP Zulham Effendi menerangkan, pihaknya mengendus bisnis ilegal itu pekan lalu. Jajarannya menemukan sebuah akun yang menawarkan jasa pembuatan ijazah saat melakukan patroli siber di Facebook.

Polisi melakukan identifikasi terhadap pemilik akun. Sebab, praktik penjualannya dianggap menyalahi prosedur. ”Dari proses penyelidikan, kami temukan pemilik akun,” kata Zulham.

Bagus, pengendali akun itu, kemudian ditangkap. Warga Tanah Kali Kedinding, Kenjeran, tersebut dibekuk tanpa perlawanan. ”Dalam pemeriksaan, yang bersangkutan mengaku sudah menjual 83 lembar ijazah palsu,” terangnya.

Ijazah itu terdiri atas beragam jenjang pendidikan. Mulai SD, SMP, SMA, sampai strata 1 (S-1). ”Harga jualnya tidak sama. Bervariasi,” sebutnya. Ijazah SD dipatok Rp 500 ribu, SMP (Rp 700 ribu), SMA (Rp 800 ribu), dan S-1 (Rp 2 juta).

Zulham mengungkapkan, penjualan ijazah palsu itu cukup sederhana. Tersangka dan peminatnya tidak harus tatap muka. ”Mereka berkomunikasi lewat telepon saja,” paparnya. Data yang dimasukkan ijazah dikirim melalui e-mail. Ijazah palsu kemudian dikirimkan ke alamat pemesan via jasa ekspedisi.

Dalam menjalankan aksinya, pemuda 26 tahun itu tidak sendiri. Bagus menggandeng Wardi. Warga Bangkalan tersebut berperan mencari peminat ijazah palsu lewat media sosial. Namun, harga yang dipatoknya lebih mahal daripada Bagus. ”Bisa dibilang makelar. Harganya dinaikkan agar mendapat untung,” kata Zulham.

Wardi sejauh ini sudah berhasil menjual 6 lembar ijazah palsu. Perinciannya, 2 ijazah SMA dan 4 ijazah S-1. Ijazah SMA dijual dengan harga Rp 1,4 juta. Adapun harga ijazah S-1 Rp 2,5 juta. ”Kasusnya masih akan terus dikembangkan. Bisa jadi komplotannya tidak hanya dua orang,” tandasnya. 

Tanda Tangan Rektor Bikin Sendiri

Proses pembuatan ijazah palsu yang dibongkar polisi cukup sederhana. Kasubdit Siber Polda Jatim AKBP Wildan Albert menuturkan, peralatan yang digunakan tersangka tak terlalu rumit. Di antaranya, komputer, printer, dan kertas film.

SERBAMANUAL: Kombespol Gatot Repli Handoko menunjukkan barang bukti ijazah palsu yang dibikin tersangka Bagus dan Wardi. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Wildan menjelaskan, peminat ijazah palsu semula diminta menyerahkan data diri dan almamater yang dipilih. ’’Oleh tersangka, data itu diolah,’’ ujarnya.

Bagus Prasetyo, tersangka pembuat ijazah palsu, mencari logo almamater yang diinginkan peminat di internet. Termasuk desain ijazah yang akan dipakai. Dia lantas mengolahnya dengan aplikasi Adobe Photoshop.

Tersangka juga melengkapi nama pimpinan lembaga pendidikan tersebut. Misalnya, kepala sekolah atau rektor. Nama itu dicari di internet, sedangkan tanda tangannya dibuat sendiri. ’’Ngarang saja,’’ ucap polisi dengan dua melati di pundak tersebut.

Selanjutnya, desain itu dicetak. Bagus memakai kertas film dengan ketebalan seperti lembar ijazah pada umumnya. Dengan begitu, sekilas terlihat seperti ijazah asli.

Baca Juga: 18 Sampel dari Madura Varian Covid-19 Delta India

Wildan menerangkan, jual beli ijazah palsu itu tidak dilakukan tatap muka. Tersangka dan pemesan hanya berhubungan jarak jauh. Setelah jadi, ijazah dikirim tersangka ke alamat pemesan.

Menurut Wildan, sistem transaksi itu sengaja dipilih tersangka agar identitasnya tidak terlacak. Sebab, dia berusaha mengaburkan identitas sejak awal. ’’Nama akun untuk memasarkan ijazah palsu di media sosial itu fiktif,’’ imbuhnya.


Ijazah Palsu Sarjana Dijual Rp 2 Juta, Ditawarkan Melalui Medsos