Melihat Depo Arsip yang Dikelola Dinas Perpustakaan Surabaya

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Melihat Depo Arsip yang Dikelola Dinas Perpustakaan Surabaya


Surabaya punya sejarah panjang sebelum menjadi kota metropolitan yang modern seperti sekarang. Wajah Surabaya tempo doeloe itu terekam dalam ribuan arsip kuno yang direstorasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya.

UMAR WIRAHADI, Surabaya

FOTO itu dicetak dalam bingkai hitam putih. Ukuran 10R. Dijepret tahun 1938. Meski nyaris satu abad, kesan artistik gedung itu sangat kuat. Arsitektur bergaya art deco tersebut terlihat anggun. Bagian depan bangunan dua lantai itu ditopang pilar-pilar yang melengkung. Di kedua sisinya berdiri dua menara berkubah dengan ukuran lebih tinggi dari gedung utama. Di tengahnya tertulis Oranje Hotel. Rupanya, itu adalah wajah Hotel Majapahit versi lawas.

Foto Oranje Hotel itu adalah satu di antara ribuan arsip lawas yang disimpan di depo arsip milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya di Jalan Dukuh Kupang Barat 1/1B. Tak heran, berkunjung ke lokasi itu ibarat menjelajahi museum yang menyimpan harta karun tentang Surabaya zaman dulu. Berbagai dokumen lawas tersimpan di sana. Mulai foto, peta, arsip suara, hingga arsip film dokumenter. Semua masih terawat dengan baik dan tersimpan rapi.

Foto-foto jadul itu dirawat dengan baik. Agar tidak punah, sebagian besar sudah dialihmediakan dalam dokumen digital milik dispusip.

’’Selain berbentuk fisik, dokumen juga kami simpan secara online,’’ tutur Emadarta Tri Wijaya.

’’Untuk menghindari kepunahan. Karena ini foto satu-satunya. Tidak ada lagi,’’ sambung Kasi Akuisisi Deposit Kearsipan Dispusip Surabaya itu.

Agar kualitas foto tetap terjaga, petugas melakukan perawatan dengan telaten. Foto-foto disimpan dalam amplop berbahan kertas conqueror. Di dalam amplop ditabur kapur barus dan silica gel. Dua benda itu berfungsi untuk mencegah kelembapan yang berlebih di dalam amplop. Juga menyerap kandungan air. Petugas depo arsip juga aktif melakukan fumigasi. Yaitu, semacam penyemprotan untuk mencegah kerusakan foto dari serangan rayap. ’’Ini fisik foto tetap bertahan meski sudah berusia puluhan tahun,’’ ungkap Emadarta.

Selain foto, depo arsip Dispendukcapil Surabaya juga menyimpan ribuan, bahkan ratusan ribu, lembar arsip data. Mulai yang berhubungan dengan arsip surat-menyurat atau lembaga kebijakan pemerintahan di zaman Belanda hingga peraturan daerah (perda) pada awal berdirinya Pemkot Surabaya yang kala itu bernama Kota Besar Surabaya.

Ketika Jawa Pos berkunjung ke lokasi Jumat lalu (28/5), para pekerja sedang sibuk merestorasi dokumen arsip. Misalnya, yang dilakukan dua pegawai bernama Dewi Indiana dan Ana Furijayanti. Keduanya sibuk merestorasi dokumen berupa surat lelang kendaraan dinas Kota Besar Surabaya tahun 1950.

Kertas itu terlihat kusam dan lusuh. Ketikan di atasnya hampir-hampir tak bisa dibaca. Di sana-sini kertas sobek termakan rayap. ’’Tiap hari ya begini. Banyak arsip lama yang rusak, tapi harus diselamatkan,’’ tutur Dewi Indiana.

Kertas dokumen yang sudah berumur puluhan tahun itu diambil satu per satu. Harus hati-hati. Jika tidak, kertas rawan sobek. Kertas tadi dibersihkan dengan kuas untuk menghilangkan debu atau rayap yang menempel. Setelah bersih, kertas kemudian dilapisi tisu jepang. Lalu, direkatkan dengan lem khusus. Yaitu, lem metil selulosa atau carboxy methyl cellulose (CMC). Setelah itu, kertas dimasukkan ke alat pengering. Tanpa alat suhu ruangan. ’’Kami tunggu sampai kertas benar-benar kering dengan sendirinya,’’ tutur Herlin Wahyuningsih, arsiparis Dispusip Surabaya.

Kadispusip Surabaya Musdiq Ali Suhudi menuturkan bahwa pihaknya telah merestorasi sekitar sembilan ribu berkas. Semua sudah disajikan kepada masyarakat. Selain dokumen foto dan data, ada juga arsip suara, peta Surabaya tempo doeloe, dan arsip film. Salah satu film dokumenter yang disimpan adalah peristiwa pertempuran 10 November 1945. Suara pidato Bung Tomo yang menjadi penyemangat arek-arek Suroboyo dalam pertempuran 10 November 1945 juga masih terjaga kualitasnya. ’’Sampai sekarang masih terawat dengan baik,’’ tuturnya.

Pihaknya mendapatkan arsip lawas itu dari berbagai sumber. Mulai internal pemerintah, masyarakat secara individu, hingga komunitas penggiat sejarah. Setelah direstorasi, dokumen itu kembali bisa dinikmati oleh masyarakat. Salah satunya menjadi jujukan wisata edukasi arsip.

Musdiq mengaku sering menerima kunjungan dari masyarakat, khususnya mahasiswa dan akademisi, yang hendak melakukan penelitian. Anak-anak sekolah juga tak jarang melakukan kunjungan study tour. Sebab, tempat tersebut memang menyimpan banyak dokumen, arsip, dan jejak sejarah Surabaya zaman dulu.

Baca Juga: Beli Smart Kost Rp 2,4 M, Ternyata Tanah Masih Sengketa

Musdiq Ali menjelaskan, arsip sebuah kota sangat penting. Menjadi aset yang tak ternilai harganya. Sebab, tersimpan nilai-nilai sejarah yang punya arti penting. Itu menjadi dasar Pemkot Surabaya hingga pemerintah pusat dalam merunut jejak sejarah atau peristiwa.

Kearsipan, tutur dia, juga dibutuhkan pemerintah untuk melangkah ke depan dalam membangun kota. Jejak peristiwa itu harus dirawat dengan hati-hati. ’’Arsip ini adalah khazanah yang harus dilestarikan karena sifatnya abadi,’’ paparnya.


Melihat Depo Arsip yang Dikelola Dinas Perpustakaan Surabaya