Ngamen Online untuk Sebarkan Semangat saat Covid-19 Mewabah

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Ngamen Online untuk Sebarkan Semangat saat Covid-19 Mewabah


Saling menyemangati menjadi kebiasaan baru di era pandemi ini bagi banyak orang. Setiap orang punya cara unik sendiri-sendiri. Ngamen Online misalnya. Para penyiar radio dan televisi Surabaya dari era lawas hingga kini bergabung menggelar Ngamen Online untuk saling menyemangati di masa yang sulit.

MARIYAMA DINA, Surabaya

NAMANYA Ngamen Online. Tapi, project ’’ngamen” tersebut tidak bertujuan untuk menggalang donasi. Tapi, lebih untuk saling menyemangati dan menguatkan di masa pandemi yang tak kunjung usai ini. Terlebih pada masa PPKM yang masih terus diperpanjang setiap periodenya berakhir.

Azza Irene adalah sosok di balik ide Ngamen Online tersebut. Perempuan yang merupakan executive producer JTV dan SBO pada awal 2000-an itu bercerita bahwa ’’ngamen”-nya kali ini adalah project yang kedua. Project pertama digelar pada awal pandemi tahun lalu.

Project berupa pembuatan musik video kolaborasi bersama teman-teman dekatnya itu akan menyuguhkan Lagu Satu dari album Hijau milik Iwan Fals. ”Lagu lawas memang. Tapi, lirik dan maknanya sangat cocok untuk motivasi saat ini,” terangnya saat dihubungi Rabu (25/8).

Lewat lagu tersebut, Azza berhasil mengajak 25 penyiar radio dan televisi Surabaya lainnya. Jika digabung bersama dirinya, total ada 26 orang yang berkolaborasi bersama menyanyikan lagu tersebut. ”Nah, bedanya dengan project yang pertama dulu, saya melakukannya bersama tokoh-tokoh Surabaya. Mulai penyiar, penyanyi, sampai dokter juga ada,” ceritanya.

Yang berbeda lagi, lagu pertama adalah Lilin Kecil yang memang banyak orang sudah familier. Project tersebut dikhususkan untuk para nakes yang tengah berjuang di garis depan. Terlebih saat itu banyak sekali nakes yang berguguran. ”Kalau project ini, kita lebih mempersembahkannya untuk masyarakat. Karena pandemi belum juga berakhir,” sambungnya.

Dari situ, Ngamen Online jilid kedua yang hingga kemarin tengah masuk proses pengeditan tersebut dijadwalkan akan dirilis akhir bulan ini. Sekitar 30–31 Agustus. Namun, prosesnya ternyata tidak semulus itu. Perempuan kelahiran Sidoarjo, 14 September, tersebut bercerita, karena banyak teman penyiar radio dan penyiar televisi yang sekarang sudah berganti profesi dan hijrah ke Jakarta, banyak drama yang dialaminya.

Salah satunya, teman dekat yang dihubunginnya tidak merespons sama sekali. Ada juga yang memang sedang sangat sibuk karena sudah ganti profesi sehingga tidak bisa bergabung. Tidak jarang, ada juga yang mengundurkan diri di tengah-tengah perjalanan karena merasa minder dengan suaranya. ”Terus, ada cerita-cerita lucu juga karena masalah teknis. Kayak pas rekaman ternyata noise kena suara AC yang rusak. Jadi harus rekaman ulang,” ceritanya, lantas tertawa.

Namun di balik itu, tidak sedikit juga yang sangat senang dengan ajakan kolaborasi tersebut. Perempuan 46 tahun itu bercerita ada salah satu peserta kolaborasi tersebut yang tidak familier dengan lagu Iwan Fals pilihannya. Tapi, bukannya mundur karena tidak tahu lagunya, dia justru mendengarkan lagu tersebut setiap hari sebelum rekaman.

”Lagunya itu sampai disetel di mobil, pas masak, sampe pas mau tidur juga. Biar hafal,” katanya.

Azza pun mengaku bersyukur dan senang dengan semangat tersebut. Sebab, kolaborasi itu menggandeng para penyiar radio dan peyiar televisi dari era 1990-an hingga era milenial saat ini yang pastinya lagu-lagu yang didengarkan sangat berbeda.

”Tapi, saya juga enggak mau ganti lagu ke yang sudah familier. Justru lagu yang tidak seberapa familier ini harus dikenalkan. Apalagi liriknya sangat memotivasi,” ungkapnya.

Selain itu, tantangan lainnya adalah pada proses editing. Karena para penyiar ini bukan penyanyi, jadi enggak semua bisa nyanyi.

Di sini, tugas besar editor Don Aryadien dalam menggabungkan suara yang kurang dengan suara-suara yang enak. ”Jadi, kita kayak bongkar pasang. Nyocokin setiap orang satu-satu. Karena memang harmonisasinya akan beda-beda saat digaungkan,” terangnya.

Saat harmonisasi itu nanti sudah 100 persen tercipta, video Ngamen Online tersebut langsung diunggah di media sosial masing-masing peserta kolaborasi. Perempuan yang terjun di dunia penyiar sejak 1995 itu berharap video tersebut bisa mendapat respons yang positif seperti project yang pertama.


Ngamen Online untuk Sebarkan Semangat saat Covid-19 Mewabah