Sekda Jember Kembalikan Honor Pemakaman Covid-19 Rp 70 Juta

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sekda Jember Kembalikan Honor Pemakaman Covid-19 Rp 70 Juta


JawaPos.com–Sekretaris Daerah Jember Mirfano angkat bicara terkait penerimaan honor pemakaman warga yang meninggal karena Covid-19. Sekda menerima sekitar Rp 70 juta selama sebulan terakhir. Sekda bersama Bupati Jember, Plt Kepala BPBD, dan Kabid Kedaruratan Logistik BPBD Jember mengembalikan honor pemakaman masing-masing sebesar Rp 70.500.000

”Pada Juli, kami harus mengurus lebih dari 1.000 jenazah yang bukan jenazah biasa tetapi jenazah pasien Covid-19. Kami harus menjamin tidak boleh ada satu pun jenazah yang telantar,” kata Mirfano seperti dilansir dari Antara di Jember, Jumat (27/8) malam.

Bupati Jember Hendy Siswanto dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, yakni Sekretaris Daerah Mirfano, Plt Kepala BPBD M. Djamil, hingga Kabid Kedaruratan Logistik BPBD Penta Satria, menerima honor sebagai tim pemakaman jenazah pasien Covid-19. Nilai honor yang diterima masing-masing pejabat tersebut sebesar Rp 70 juta lebih dari total 705 kali pemakaman dengan nominal sekali pemakaman Rp 100 ribu berdasar kode rekening 5.1.0204.01.0003 pada Juni. Sehingga total anggaran yang dikeluarkan untuk empat pejabat tersebut mencapai Rp 282 juta.

Hal tersebut menuai kecaman dari sejumlah pihak karena menerima honor atas kematian pasien Covid-19 dengan nominal Rp 100 ribu untuk setiap kegiatan pemakaman warga yang meninggal akibat Covid-19.

”Di lapangan para petugas pemakaman harus bekerja dari pagi sampai pagi lagi karena pada Juli 2021 tercatat kematian karena Covid-19 rata-rata lebih dari 50 orang per hari saat puncaknya serangan pandemi,” tutur Mirfano.

Menurut dia, para petugas pemakaman harus berhadapan dengan keluarga yang marah dan menerima kekerasan fisik. Sehingga, pihaknya di level manajemen harus mengurus ketersediaan sarana prasarana dalam kondisi belum ada anggaran yang tersedia.

”Kematian warga yang meninggal akibat Covid-19 di atas 40 orang setiap hari yang sangat mendadak dan tidak dapat diprediksi, sehingga kami setiap hari harus monitoring pemakaman sampai pemakaman terakhir,” ujar Mirfano.

Setiap hari, lanjut dia, harus menjaga kecukupan tenaga pemakaman yang berhenti karena takut risiko tertular Covid-19 dan mencari tukang kayu yang dapat memproduksi peti jenazah yang pembayarannya belakangan. ”Setiap malam, kami harus berkonsultasi dengan Bapak Bupati Hendy Siswanto untuk menyelesaikan masalah sarana prasarana pemakaman yang kebutuhannya sangat tinggi, sementara belum tersedia anggaran dalam APBD,” terang Mirfano.

Dia menjelaskan, pada puncak krisis pandemi pada Juli itu, pihaknya bekerja penuh risiko mulai petugas pemakaman. Bupati harus menjamin tidak boleh ada satu pun jenazah yang tidak dapat dimakamkan.


Sekda Jember Kembalikan Honor Pemakaman Covid-19 Rp 70 Juta