Mengenal William Liem Coln, Pendiri Aplikasi Rumah Duka Digital

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Mengenal William Liem Coln, Pendiri Aplikasi Rumah Duka Digital


Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat orang untuk berbuat baik. Misalnya, yang dilakukan William Liem Coln bersama 14 orang dalam timnya. Dilandasi keinginan untuk membantu orang yang sedang berduka, dia membuat aplikasi Rumah Duka Digital.

ARIF ADI WIJAYA, Surabaya

SORE itu, Rabu, 29 September 2021, kabar duka datang dari salah satu gereja di Surabaya. Ponsel William Liem Coln berdering sekitar pukul 17.00. Ada salah seorang pendeta yang dikabarkan meninggal.

William yang tengah mengobrol santai bersama timnya tiba-tiba sibuk. Satu per satu relasi ditelepon. Ada pemakaman yang harus disiapkan sore itu. Karena pandemi Covid-19 masih merebak, pemakaman tidak bisa dihadiri banyak orang. Padahal, keluarga dari pendeta yang meninggal tersebut cukup banyak.

William mulai mendatangi lokasi. Perangkat untuk mengadakan pemakaman secara digital disiapkan. Koneksi jaringan antar perangkat dihubungkan. Sore itu menjadi sore yang sibuk bagi lulusan Universitas Kristen (UK) Petra tersebut. ”Jenazah berada di RS Delta Surya, Sidoarjo. Jadi, kami siapkan mulai dari sana,” katanya.

Setelah semua perangkat terpasang, William membuat link untuk menyelenggarakan pemakaman secara hybrid. Sebagian keluarga datang ke tempat persemayaman. Keluarga yang berada di luar kota mengikuti pemakaman secara online melalui Zoom.

Pada hari yang sama, pria 33 tahun itu bersama timnya segera menyusun rangkaian acara. Mulai ibadat tutup peti, penghiburan malam, pemberangkatan ke gereja, ibadat di gereja, sampai pemakaman. Semuanya berlangsung secara hybrid. ”Sama. Ada yang hadir di setiap acara. Ada yang mengikuti acara dari awal sampai akhir secara online,” terangnya.

William mengakui, ide untuk membuat aplikasi tersebut sejatinya muncul jauh sebelum pandemi. Namanya Solusi Duka. Bentuk aplikasi itu lebih mirip marketplace. Ada fitur untuk memesan peti, makanan untuk pemakaman yang melibatkan pelaku UMKM, karangan bunga, baik fisik maupun digital, sampai persewaan meja dan kursi.

Seiring dengan berjalannya waktu, aplikasi tersebut dikembangkan. Namanya Rumah Duka Digital. Saat ini aplikasi itu menjadi bagian dari Solusi Duka. ”Kami ingin memfasilitasi orang-orang yang berada di luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri agar bisa mengikuti pemakaman keluarga yang meninggal,” jelasnya.

Menurut William, kehadiran keluarga untuk memberikan penghormatan terakhir merupakan hal yang cukup penting.

Namun, pandemi membuat anggota keluarga yang berada di luar kota maupun luar negeri tidak bisa datang secara langsung. ”Kami memfasilitasinya dengan fitur Rumah Duka Digital,” ujarnya.

Hingga saat ini, sudah ada lebih dari dua juta orang yang menggunakan aplikasi tersebut. Tidak hanya berasal dari Indonesia. Total, ada 42 negara yang sudah mengakses Rumah Duka Digital. Mayoritas berasal dari Australia.

Memang, aplikasi itu dijalankan perusahaan yang didirikan William bersama timnya. Namun, kata William, bukan profit yang ingin dikejar. ”Tetapi, semangatnya adalah bisa membantu keluarga yang berada di kejauhan agar tetap bisa mengikuti pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada mendiang,” ungkapnya.

Bagaimana cara menghubungkan aplikasi tersebut dengan keluarga yang berada di luar negeri? Pihak keluarga yang berduka cukup membuka link yang sudah diprogramkan. Link itu bisa disebarkan melalui grup keluarga, bisnis, atau kerja lewat aplikasi pesan singkat.


Mengenal William Liem Coln, Pendiri Aplikasi Rumah Duka Digital