June 18, 2020 at 07:31AM - Sudah Pakai Masker, Droplet Tetap Bisa Tembus saat Batuk -

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sudah Pakai Masker, Droplet Tetap Bisa Tembus saat Batuk

JawaPos.com – Pentingnya mematuhi seluruh protokol kesehatan diyakini akan efektif mencegah penularan Covid-19. Jadi bukan hanya cuci tangan saja, pakai masker saja, atau jaga jarak saja. Semuanya harus dilakukan satu kesatuan. Sebab jika hanya pakai masker saja tanpa jaga jarak, ternyata droplet (cairan saat seseorang bernapas, batuk, dan bersin) tetap bisa menembus dari balik masker. Maka dari itu penting untuk jaga jarak.

Dilansir dari Science Times, Rabu (17/6), University of Nicosia di Siprus melakukan penelitian tentang tetesan pernapasan dan masker wajah. Dalam peneletian itu menemukan bahwa masker menjadi kurang efisien saat seseorang itu batuk. Profesor Dimitris Drikakis mengatakan bahwa mengenakan masker saja tidak dapat mencegah tetesan air liur menyebar sepenuhnya. Bahkan bisa menembus dari balik masker sampai jarak yang cukup jauh.

“Banyak tetesan menembus pelindung masker dan beberapa partikel pembawa penyakit tetesan air liur dapat menempuh jarak lebih dari 1,2 meter,” katanya.

Pedoman WHO dan para ahli juga masih berdebat seputar jarak aman apalah 1 atau 2 meter. Sejak pandemi dimulai, pedoman umum yang harus dipatuhi adalah memakai masker wajah di depan umum untuk mengurangi kemungkinan penyebaran virus Korona. Namun, tidak cukup penelitian yang menentukan seberapa efektif penggunaan masker dan apa yang membuat masker tak efektif.

Studi ini menambah wawasan tentang penurunan transmisi tetesan di udara yang tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Tidak mengenakan masker memungkinkan tetesan menular dua kali lipat berisiko daripada tidak memakai masker.

Hanya saja, batuk berulang kali di dalam masker akan membuat lebih banyak tetesan yang menembus. Dalam studi sebelumnya, tim menunjukkan bahwa ketika seseorang batuk, tetesan air liur dapat melompat 18 kaki atau lima meter hanya dalam lima detik ketika individu tersebut tidak mengenakan masker.

Dalam studi ini, model komputer digunakan dari seseorang yang batuk dengan masker. Peneliti juga memperhitungkan kemungkinan kondisi cuaca, turbulensi udara, dan bahkan suhu di dalam mulut seseorang.
Karena masker bedah memiliki filter berpori, mereka menghitung jumlah interaksi tetesan dengan simulasi numerik.

“Hasilnya mengkhawatirkan. Bahkan ketika masker dikenakan, beberapa tetesan dapat menembus jarak yang cukup jauh selama periode batuk ringan,” kata peneliti.

Menggunakan masker bedah standar efisien 91 persen untuk mencegah tetesan menembus. Penulis lainnya, Dr Talib Dbouk, mengatakan bahwa masker dapat mengurangi akumulasi tetesan pada batuk ringan.

“Namun, masih belum jelas apakah tetesan besar atau kecil mana yang lebih menular,” kata Dbouk.

Saran mereka untuk petugas layanan kesehatan adalah untuk selalu mengenakan pakaian pelindung pribadi lengkap (APD) ketika menangani pasien. Ini termasuk helm dengan filter udara terpasang, pelindung wajah, hazmat sekali pakai, dan dua set sarung tangan yang harus diganti secara berkala.

Penelitian mereka sebelumnya pada transmisi tetesan udara menganalisis kompleksitas saliva (percikan luda yang menggantung di udara ketika seseorang batuk. Para ilmuwan mendesak otoritas berwenang untuk mempertimbangkan kembali efektivitas penggunaan masker jika dikaitkan dengan dinamika batuk.

Saksikan video menarik berikut ini:

Sudah Pakai Masker, Droplet Tetap Bisa Tembus saat Batuk