June 23, 2020 at 08:20AM - Bahkan Walau Di Tengah Laut, James Doloksaribu Masih Rajin Berlatih -

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Bahkan Walau Di Tengah Laut, James Doloksaribu Masih Rajin Berlatih

JawaPos.com-Tidak ada halangan bagi James Andry Doloksaribu untuk berlatih. Di mana saja asalkan ada niat dan waktu, dia rutin berlari.

Termasuk ketika berada di tengah laut. Pria yang akrab disapa James tersebut bekerja di bidang offshore di Laut Natuna Utara. Jadwal kerjanya pun rotasi. Misalnya, 2‒3 minggu di laut. Kemudian, 2‒3 minggu libur di rumah.

Dengan rutinitas itu, James harus menyesuaikan jadwal latihan. Dia mengakui memang cukup repot. Terutama saat ada program latihan yang lebih cocok dilangsungkan di darat.

Apalagi, pekerjaan tersebut mengharuskannya stand by 24 jam. ’’Karena jadwal tugas kerja, mau tidak mau tetap dijalani. Intinya ada niat. Kalau sudah ada niat, tinggal dituangkan dalam planning dan mengatur waktu,’’ kata James.

Tantangan James ketika berlatih saat di tengah laut juga banyak. Pria asal Luwuk, Sulawesi Tengah, itu mengatakan bahwa di lokasi kerjanya memang disediakan treadmill.

Namun, penggunanya juga banyak dan gantian. Selain treadmill, James menggunakan helideck sebagi lokasi latihannya. Namun, langkah tersebut juga punya kendala sendiri. Misalnya, cuaca yang bisa berubah sewaktu-waktu seperti mendadak hujan atau angin kencang.

’’Untuk menyiasatinya, diubah jam olahraganya. Biasanya subuh atau siang treadmill. Kalau cuaca bagus, ya langsung lari di helideck,’’ kata alumnus Universitas Esa Unggul Jakarta itu.

Saat di helideck, James biasanya lari di bawah 10 km atau latihan ABC drill. Jika lari jarak di atas 10 km, dia baru menggunakan treadmill. James kenal lari sejak 2016. Tujuannya untuk hidup sehat. Apalagi, saat itu dia termasuk overweight. Latihannya teratur.

Bebergai event race mulai 5k, 10k, half marathon, hingga full marathon diikuti. ’’Saya mengalami perubahan yang bagus. Badannya lebih fit dan tidak mudah capek. Bonus persentase lemak tubuhnya turun sampai level normal,’’ kata pria yang Juli nanti genap berusia 39 tahun itu.

Pada 2018, James baru fokus untuk bisa memperbaiki catatan waktunya. Saat 2019 James mendapatkan slot Tokyo Marathon 2020. Kemudian, dia mulai menggunakan jasa personal trainer untuk world major pertamanya itu.

James pun makin fokus untuk bisa meraih personal terbaiknya. Selain personal trainer, James berkonsultasi untuk mengatasi cedera ankle-nya setelah Singapore Marathon 2017. Hal itu sempat membuatnya kesakitan saat lari di atas 25 km. Perubahannya terlihat saat mengikuti Superball Run 2020.

Dia melakukan uji coba kategori half marathon dengan waktu 2 jam 05 menit 57 detik. Sebelumnya, dia mengikuti half maratahon di Bali Marathon 2019 dengan waktu 2 jam 24 menit 36 detik. ’’Kali ini tanpa cedera atau letih sama sekali. Sangat enjoy selama menjalani race itu,’’ kata James.

Bahkan Walau Di Tengah Laut, James Doloksaribu Masih Rajin Berlatih