Gaya Jengki Bertemu Modern-Industrial

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Gaya Jengki Bertemu Modern-Industrial


Dari bekas mes menjadi ruang publik. Memadukan gaya era 1960-an dan modern. Tanpa banyak merombak bangunan existing. Hasilnya, ruang-ruang estetik yang nyaman dan ramah.

NYARIS seabad lalu, bangunan bernama De Mier –yang berarti semut dalam bahasa Belanda– merupakan mes tentara angkatan laut. Arsitek Clifford Sutedjo menjelaskan, konstruksinya kuat, tapi tidak spesial. ”Bukan bangunan ’ningrat’. Jadi, kalau dibuatkan extension atau sambungan yang ala bangunan tua juga bakal kurang istimewa,” paparnya.

Arsitek Spasi Architects itu menjelaskan, timnya mempertahankan bangunan existing. Struktur tambahan seperti mes untuk asisten rumah tangga atau ruang cuci dirobohkan. ”Rumah lawas mungkin cuma membongkar satu tembok penyekat di dalam,” kata Clifford. Ekstensi di samping dan belakang bangunan utama dibuat serbabaru dan modern.

Dalam perombakan itu, bangunan utama diubah menjadi ruang kafe serta meeting room. Sementara itu, extension dijadikan kamar-kamar sekaligus area co-working. Arsitek alumnus Universitas Kristen Petra itu menjelaskan, ada perbedaan kontras antara konsep bangunan existing dan baru.

”Sekali lihat saja, udah bisa ditebak ’oh, ini bangunan lama, ini yang baru’,” ungkapnya. Clifford menyatakan, bangunan utama dibuat bergaya retro. Banyak furnitur bergaya jengki yang populer di tanah air pada era 1960-1970.

Sementara itu, bangunan existing dibuat bergaya modern-industrial. Roster beton dipadukan dengan bata ekspos dan rangka besi hitam.

ELEMEN IKONIS: Lampu gantung pada area tangga mengambil inspirasi dari sarang semut sesuai nama de Mier. Kursi-kursi bergaya jengki (foto atas) dan dipan dengan metarial rotan menghadirkan nostalgia. (ALFIAN RIZAL/JAWA POS)

Mes De Mier kini berubah jadi De Mier Eat & Stay. Meski difungsikan sebagai ruang publik, bangunan tersebut tetap mengedepankan konsep ”rumah”. Sederhana, tapi bikin betah. ”Banyak yang bilang, kayak berkunjung ke rumah nenek. Memang kami enggak banyak mengubah, dari teras sampai kusen kayunya,” papar co-founder De Mier Eat & Stay Chitra Christina.

Chitra menyatakan, awalnya konsep bangunan dibuat tanpa bukaan. Area belakang –yang merupakan bagian extension– digunakan untuk area duduk. ”Tapi, kami memutuskan dibikin semi outdoor. Penghawaannya lebih lega dan view-nya lebih segar,” imbuhnya.

Sebagai penghubung area co-working dan bangunan utama, ada taman mungil dengan tanaman umbrella tree. Bangunan extension juga punya focal point di area tangga. Lokasinya, tepat di bagian depan. Poin tersebut berupa instalasi lighting di railing tangga serta lampu gantung yang idenya lahir dari sarang semut, yang tak lain terinspirasi nama De Mier.


TRIVIA

ELEMEN IKONIS: Lampu gantung pada area tangga mengambil inspirasi dari sarang semut sesuai nama de Mier. Kursi-kursi bergaya jengki (foto atas) dan dipan dengan metarial rotan menghadirkan nostalgia. (ALFIAN RIZAL/JAWA POS)
  • Seluruh bagian lantai diganti karena kondisi dari bangunan lawas terlalu rusak. Materialnya tetap menggunakan tegel kunci dan ubin.
  • Agar tak bertabrakan antara interior bangunan lawas dan baru, ada benang merah berupa furnitur berbahan rotan dengan gaya jengki.
  • Suasana rumah didukung dengan pencahayaan terang dan warm. Tiap ruang di bangunan utama memiliki jendela atau dinding kaca yang terhubung dengan area terbuka.
  • Karena menitikberatkan suasana rumah, aksesori yang dipilih cenderung netral dan tak mendominasi ruangan.

DE MIER

ELEMEN IKONIS: Lampu gantung pada area tangga mengambil inspirasi dari sarang semut sesuai nama de Mier. Kursi-kursi bergaya jengki (foto atas) dan dipan dengan metarial rotan menghadirkan nostalgia. (ALFIAN RIZAL/JAWA POS)
  • Lokasi: Darmo, Surabaya
  • Luas tanah: 531 meter persegi
  • Luas bangunan: Sekitar 510 meter persegi
  • Lama pengerjaan: 14 bulan
  • Arsitek: Spasi Architects
  • Principal architects: Clifford Sutedjo dan Yoda Philo
  • Tim: Elvina Oktavia

Gaya Jengki Bertemu Modern-Industrial