Hoax Penggunaan Masker Memicu Hasil Swab Positif Covid-19

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Hoax Penggunaan Masker Memicu Hasil Swab Positif Covid-19


NARASI bahwa pandemi Covid-19 hanyalah rekayasa masih banyak ditemui di media sosial. Contohnya, capture percakapan WhatsApp yang diunggah akun Facebook Loisdr. Dalam percakapan itu bahkan disebutkan bahwa penularan Covid-19 bukan melalui droplet, melainkan karena penggunaan masker.

”Covid-19 menyebar lewat berita www.666 bukan menular lewat droplet, karena pakai masker adalah jebakan maut agar CO2+ suhu bisa menyebabkan asiodosis di darah. Jika dehidrasi dan keluar keringat banyak, maka PCR swab antigen (+),” begitu salah satu bunyi percakapan dalam yang menyebar sejak 16 Juni 2021.

Posting-an itu juga menyertakan video penjelasan kondisi Covid-19 di Jawa Tengah oleh Gubernur Ganjar Pranowo. Mengesankan bahwa narasi dalam percakapan WhatsApp itu mematahkan argumentasi Ganjar tentang penegakan protokol kesehatan (bit.ly/RekayasaCovid

Klaim bahwa pandemi Covid-19 adalah palsu atau rekayasa tentu mudah dibantah. Berbagai negara sudah mengalaminya dengan angka kasus dan korban yang tidak sedikit. Begitu juga soal cara penularan virusnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, penularannya memang melalui droplet. Karena itu, harus ada protokol khusus untuk mencegah terjadinya penularan seperti menggunakan masker saat berada di kawasan publik. Anda dapat membacanya di bit.ly/MelaluiDroplet.

Sementara itu, klaim asidosis disebabkan penggunaan masker juga keliru. Mengutip situs Healthline, asidosis respiratorik disebabkan salah satunya oleh gangguan (penyakit) pada sistem pernapasan yang meningkatkan kadar karbondioksida dalam darah. Beberapa gangguan atau penyakit itu, antara lain, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), edema paru akut, obesitas parah, dan skoliosis.

Penyakit-penyakit itu memengaruhi pernapasan normal dan mengganggu kemampuan paru-paru untuk mengeluarkan CO2. Penjelasan yang terbit pada 5 April 2017 itu tidak ada kaitannya dengan penggunaan masker dalam pencegahan penularan Covid-19. Anda dapat membacanya di bit.ly/SoalAsidosis

Kaitan antara CO2 dan penggunaan masker pernah diulas oleh Reuters pada 3 Juli 2020. Disebutkan bahwa adanya CO2 di dalam masker merupakan hal yang wajar. Juru bicara Centers for Disease Control (CDC) mengatakan, CO2 memang akan menumpuk di masker saat digunakan. Namun, penumpukan yang terjadi masih dapat ditoleransi.

”Tidak mungkin memakai masker akan menyebabkan hiperkapnia (kadar karbondioksida yang terlalu tinggi di dalam darah, Red),” kata jubir tersebut. Selain itu, tak ada bukti bahwa pemakaian masker meningkatkan risiko penularan virus sehingga menyebabkan hasil tes Covid-19 positif. Anda dapat membacanya di bit.ly/KlaimPalsuMasker.

Baca Juga: 18 Sampel dari Madura Varian Covid-19 Delta India

FAKTA

Klaim penggunaan masker bisa mengakibatkan hasil swab antigen positif akibat adanya asidosis itu keliru. Penumpukan CO2 pada masker wajar terjadi, tapi tidak akan sampai menyebabkan hiperkapnia.


Hoax Penggunaan Masker Memicu Hasil Swab Positif Covid-19