Lia, Guru SD Sawunggaling 1 Surabaya Jadi Wasit di Olimpiade Tokyo

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Lia, Guru SD Sawunggaling 1 Surabaya Jadi Wasit di Olimpiade Tokyo


JawaPos.com–Qomarul Lailah, Guru SD Negeri Sawunggaling 1, Kota Surabaya yang terpilih menjadi wasit perempuan di ajang Olimpiade Tokyo 2020 mengaku pada awalnya tidak tertarik menjadi wasit badminton. Pada olimpiade yang diselenggarakan pada 23 Juli hingga 8 Agustus itu, Lia, sapan akrabnya, mengaku harus banyak belajar.

Dia pun ikut pelatihan dan menjalani ujian tingkat provinsi. Hasilnya, ibu dua anak lulus. Kelulusannya itu tak lantas membawa Lia begitu saja menjadi wasit profesional.

”Sampai para pemain berteriak kok begitu wasitnya, ada yang bilang ini wasit lulusan mana harus sekolah wasit lagi. Lalu dengan tetap optimistis, saya terus belajar hingga saya terus membaca buku Law of Badminton. Buku itu segala aturan dan instruksi dalam bahasa Inggris,” ujar Lia pada Senin (23/8).

Perempuan kelahiran Surabaya 24 September 1977 itu terus berjuang mengikuti berbagai ujian nasional wasit di berbagai ajang. Lia pun makin melejit dalam dunia perwasitan. Namun begitu, dia tak melupakan kewajibannya menjadi pendidik SD mata pelajaran bahasa Inggris.

Lia menjelaskan, seluruh ilmu yang diperolehnya, juga diimplementasikan di sekolah tempatnya mengajar. Anak-anak didiknya tersebut dilatih agar selalu disiplin, percaya diri, dan pantang menyerah.

Menurut dia, hal itu menjadi poin penting dalam meraih kesuksesan.

Dia berbagi cerita selama bertugas di Tokyo. Di sela-sela waktu, Lia masih bisa mengajar dengan daring tiap hari dengan pengaturan. ”Kalau tugas wasit pagi ngajar daringnya sore, kalau wasitnya sore ngajarnya pagi,” terang Lia.

Dia bangga disejajarkan dengan wasit dunia yang lebih senior. Padahal, Lia baru lulus BWF Certificated pada 2017. Sedangkan penugasan akhir pada 2018.

Dia mengingat salah satu pesan yang didapatkan dari masa pendidikan sebagai wasit. Yakni wasit harus lebih meningkatkan kemampuan diri. Terutama kemampuan memimpin pertandingan. Dengan begitu, dia bisa mendapatkan kepercayaan yang lebih lagi dari berbagai pihak di federasi badminton dunia (BWF).

”Sebagai guru ingin lebih meningkatkan keprofesionalan diri agar dapat mengantarkan siswa-siswa saya lebih percaya diri dan bisa berprestasi mendunia khususnya dalam bidang bahasa Inggris atau bidang yang lain sesuai kemampuan mereka,” tutur Lia.


Lia, Guru SD Sawunggaling 1 Surabaya Jadi Wasit di Olimpiade Tokyo