Selain di Indonesia, Covid-19 Melejit di 4 Negara yang Gunakan Sinovac

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Selain di Indonesia, Covid-19 Melejit di 4 Negara yang Gunakan Sinovac


JawaPos.com – Manjurnya vaksin Covid-19 menjadi harapan bagi sebuah negara untuk menekan angka kasus baru. Hanya saja, meski sudah berusaha membeli vaksin Sinovac dari Tiongkok dan memberikan dosisnya kepada sebagian warganya, Indonesia kini menghadapi gelombang baru akibat mutasi Covid-19. Tak hanya Indonesia, ternyata empat negara lain juga melaporkan hal yang sama.

Negara yang dimaksud adalah Seychelles, Mongolia, Cile, dan Bahrain. Keempatnya dalam beberapa bulan terakhir mengandalkan vaksin Tiongkok untuk melakukan inokulasi dan kembali ke versi normal di masa pandemi. Keempat negara telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin ke sebagian besar populasi mereka, berkisar antara 58,7 persen untuk Mongolia hingga hampir 72 persen untuk Seychelles. Namun, mereka sekarang justru berjuang melawan gelombang baru infeksi Covid-19 yang menurut para ilmuwan seharusnya tidak terjadi.

Beberapa ahli mengatakan salah satu alasan utama bisa jadi karena vaksin itu sendiri. Jutaan dosis yang diberikan Tiongkok ke negara-negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir mungkin tidak terlalu efektif dalam membendung penyakit Covid-19, terutama ketika berhadapan dengan varian virus baru yang telah memicu wabah di wilayah di seluruh dunia.

“Jika vaksinnya cukup baik, kita seharusnya tidak melihat pola ini,” kata seorang ahli virologi di Universitas Hongkong Jin Dongyan, mengatakan kepada New York Times seperti dilansir Hindustan Times.

“Tiongkok harus tanggung jawab untuk memperbaiki ini,” tambahnya.

Yang lain merujuk pada kelangkaan data yang muncul dari Tiongkok, baik itu uji klinis untuk vaksin atau hasil kemanjuran dan keamanan. Tiongkok sendiri telah menyetujui 7 vaksin yang dikembangkan di dalam negeri, termasuk dua di antaranya untuk anak-anak berusia tiga tahun.

Dari jumlah tersebut, dua tersedia secara luas di seluruh dunia yakni Sinovac dan Sinopharm. Bahkan sudah diberikan penggunaan darurat (EUL) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Suntikan Sinovac memiliki kemanjuran rendah sebesar 51 persen. Sementara Sinopharm 79 persen terhadap penyakit simtomatik. Sebaliknya, baik vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna – terutama digunakan di dunia barat – telah menunjukkan tingkat kemanjuran lebih dari 90 persen terhadap penyakit simtomatik dalam uji klinis.

Beberapa minggu terakhir telah terjadi lonjakan kasus di empat negara. Mongolia, yang sebagian besar mengandalkan vaksin Tiongkok, mencatat 2.400 infeksi baru, empat kali lipat dari sebulan sebelumnya.

Di Seychelles, di mana upaya vaksinasi sebagian besar didasarkan pada suntikan Sinopharm, jumlah kasus baru setiap hari lebih dari 716 kasus menurut laporan NYT. Negara ini telah memberikan setidaknya satu dosis ke hampir 72 persen dari populasinya.

Demikian pula lonjakan di Cile telah membanjiri rumah sakit dan mendorong pemerintah untuk memperpanjang penutupan perbatasan hingga Juni. Bahrain, di mana hampir 50 persen populasinya divaksinasi penuh dan sebagian besar menerima suntikan Sinopharm, awal bulan ini mendorong orang untuk menerima suntikan ketiga karena mencatat lonjakan infeksi.

Pejabat dari empat negara mengatakan mungkin ada alasan lain terkait peningkatan kasus. Seorang pejabat kementerian kesehatan di Mongolia mengatakan kepada NYT bahwa negara itu mungkin telah melonggarkan pembatasan terlalu cepat. Pihak berwenang di Seychelles juga masih membela vaksin Sinovac.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan tidak ada hubungan langsung antara wabah baru-baru ini dan vaksinnya. Menurutnya tingkat vaksinasi di beberapa daerah mungkin tidak cukup tinggi untuk mencegah penyebaran penyakit.


Selain di Indonesia, Covid-19 Melejit di 4 Negara yang Gunakan Sinovac