Kotak Besar yang Menghidupkan Kembali Peluang Mir Pertahankan Gelar

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kotak Besar yang Menghidupkan Kembali Peluang Mir Pertahankan Gelar


JawaPos.com – Rumus bahwa meraih juara lebih mudah ketimbang mempertahankannya selalu berlaku di semua cabang olahraga. Tak terkecuali di MotoGP.

Situasi tersebut tengah dihadapi juara bertahan MotoGP Joan Mir. Karena performanya stagnan hingga paro pertama musim berlangsung, jarak poinnya dengan sang pemimpin klasemen Fabio Quartararo kini semakin melebar.

Sampai datang GP Styria Minggu (8/8) yang menghidupkan kembali harapan untuk mempertahankan gelar juaranya. Di sana, Suzuki membawa upgrade penting untuk GSX-RR.

Sekotak besar suku cadang disusulkan secara tergesa-gesa oleh para mekanik Suzuki dari Hamamatsu, Jepang, ke garasi Suzuki di Red Bull Ring pada Jumat malam waktu Styria (6/8).

Malam itu, mekanik Suzuki begadang untuk mencangkokkan peranti tersebut di motor Joan Mir dan Alex Rins. Pemasangan peranti baru ini tidak bisa ditunda karena harus sudah siap keeesokan paginya saat sesi latihan ketiga (FP3) dimulai.

Apa gerangan suku cadang istimewa yang harus disusulkan ke Red Bull Ring malam-malam itu?

Ya, peranti itu tak lain adalah shapeshifter atau di motor pabrikan lain dikenal dengan ride height adjuster, atau holeshot device.

Ini memang bukan peranti baru di paddock MotoGP. Bahkan, Suzuki adalah pabrikan terakhir yang mengadopsi teknologi ini. Terutama untuk suspensi belakang.

Tugas utama peranti ini adalah memberikan tekanan pada suspensi belakang motor sehingga menurunkan posisi buritan di saat start atau ketika melaju di trek lurus. Peranti yang dioperasionalkan secara manual ini akan mengubah posisi duduk rider seperti mengendarai motor drag di trek lurus panjang.

Ketika posisi buritan ambles, maka peluang terjadinya wheelie bekurang secara signifikan.

Joan Mir ketika melaju di Red Bull Ring, Austria.

Memang pas jika Suzuki membawa peranti tersebut ke Red Bull Ring. Karena sirkuit ini didominasi trek lurus panjang.

Lantaran cara mengoperasionalkan peranti ini harus secara manual, baik Mir dan Rins membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

Hebatnya Mir, dia lebih cepat menguasai teknologi tersebut dibandingkan Rins. Bahkan kabarnya, Rins malah memilih tak menggunakan peranti tersebut karena khawatir menjadi senjata makan tuan di saat balapan.

Keputusan Mir untuk menggunakan peranti tersebut langsung menuai hasil positif. Pada FP3, Mir langsung membukukan catatan lap tercepatnya sepanjang membalap di Red Bull Ring.

Belum cukup sampai di situ. Di sesi kualifikasi, Mir sukses meraih posisi start terbaiknya sepanjang musim 2021. Yakni posisi kelima.

Sebelum menggunakan shapeshifter, Mir paling bagus start dari baris ketiga. Kelemahan itu pula yang selalu membuatnya harus mengerahkan upaya ekstra untuk bisa merangsek ke barisan terdepan di tengah balapan.

‘’Perbedaannya jauh sekali,’’ ungkap Mir bungah setelah FP3 GP Styria, dikutip dari Motorsport Magazine. ‘’Dengan peranti ini wheelie berkurang signifikan. Jadi, aku bisa menghemat tenaga untuk menjaga agar ban depan tidak terangkat. Aku juga merasa ada dorongan lebih saat berakselerasi,’’ tambahnya.

’’Memang sulit untuk bisa langsung mengingatnya (fungsinya) secara otomatis. Rasanya aneh pada awalnya. Namun tak butuh waktu lama bagiku untuk merasakan bahwa akselerasi motor menjadi lebih baik,’’ paparnya.

‘’Setelah itu, aku mesti belajar mengerti di titik-titik sirkuit mana aku harus mengaktifkannya,’’ paparnya.

Sejatinya, para insinyur di Suzuki tidak berencana untuk menggunakan peranti ini pada saat balapan. Karena shapeshifter tersebut belum melalui uji coba yang ideal.

Namun, mereka memutuskan untuk mengambil risiko.

Meski Suzuki adalah tim pabrikan terakhir yang memperkenalkan ride height adjuster versinya, namun mereka berhasil mendapatkan efek positif sejak kali pertama menggunakannya.

Dengan begitu, Suzuki memiliki ruang lebih besar untuk mengembangkannya ke arah yang tepat. Tidak perlu melakukan revisi terlalu banyak.

‘’Kami masih harus menyelaraskannya dengan sistem elektronik dan distribusi power mesin agar peranti ini bekerja dengan baik. Jadi, ekspektasi kami (fungsi peranti ini) akan lebih baik pekan depan (GP Austria atau Styria jilid kedua akhir pekan ini),’’ terang Kepala Mekanik Joan Mir, Frankie Carchedi.

Saat ini, Mir menduduki posisi ketiga pada klasemen sementara pembalap MotoGP. Hanya berjarak 11 poin dari Johann Zarco (Pramac Ducati) yang bertengger di posisi kedua dan 51 angka di belakang Fabio Quartararo (Monster Yamaha) sebagai pemuncak klasemen.

Merujuk pada performanya di GP Styria Minggu lalu, Mir berpeluang besar memenangi GP Austria akhir pekan ini.

Karena sejatinya GSX-RR sudah sangat kompetitif di Red Bull Ring sejak musim lalu. Padahal, waktu itu, cuma Ducati yang memasang ride height adjuster pada motornya.

Saat itu, Mir berhasil finis runner up dengan jarak 1,3 detik di belakang sang juara Andrea Dovizioso (waktu itu Ducati). Sementara Rins juga berduel sengit dengan Dovizioso di barisan terdepan. Sayang, Rins mengalami crash dan gagal meneruskan lomba.

Andai Mir bisa memangkas jarak poinnya dengan Fabio Quartararo akhir pekan ini, maka peluang untuk mempertahankan gelar juara dunia MotoGP akan hidup kembali.


Kotak Besar yang Menghidupkan Kembali Peluang Mir Pertahankan Gelar