Proyek Membangunkan Raksasa Tidur AS Roma

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Proyek Membangunkan Raksasa Tidur AS Roma


JawaPos.com – Dan Friedkin tahu potensi AS Roma ketika membelinya dari tangan sesama pebisnis Amerika Serikat, James Pallotta, setahun lalu. Tepatnya pada 17 Agustus, pukul empat sore waktu setempat,

Friedkin menuntaskan negosiasinya dengan Pallotta. Friedkin mengakuisisi AS Roma senilai EUR 591 juta (Rp 9,99 triliun).

”AS Roma itu seperti raksasa yang sedang tidur. Kami ingin membangunkannya lagi. Jadi, kami meminta Anda semua bersabar,” kata Ryan Friedkin, putra Dan Friedkin, tertuju kepada Romanisti di laman resmi klub kemarin (17/8).

Ryan yang berstatus vice chairman AS Roma mengungkapkannya setelah La Lupa –julukan lain AS Roma– meresmikan Tammy Abraham sebagai striker baru Giallorossi.

Abraham merupakan wajah baru kelima di skuad asuhan Jose Mourinho musim ini. Melengkapi bek Roger Ibanez, kiper Rui Patricio, striker Eldor Shomurodov, dan bek kiri Matias Vina.

Total AS Roma sudah menghabiskan EUR 97,8 juta (Rp 1,65 triliun) selama musim panas, termasuk mematenkan bek kanan muda berusia 20 tahun Bryan Reynolds.

Nominal yang menjadikan Giallorossi sebagai klub Serie A paling royal pada musim panas tahun ini.

Belanja AS Roma unggul dari AC Milan yang menghabiskan EUR 58,1 juta (Rp 981 miliar). Bandingkan dengan klub kaya seperti Juventus yang malah adem ayem dengan hanya membelanjakan EUR 20,5 juta (Rp 346 miliar).

Namun, predikat tersebut sama saja memberikan tantangan bagi AS Roma bahwa belanja besar bisa berbanding lurus dengan prestasi.

Hal itu mengingat sejak AS Roma dimiliki oleh pengusaha Amerika Serikat (dari Thomas DiBenedetto, Pallotta, hingga Friedkin) sedekade lalu, lemari trofi klub ibu kota Italia tersebut belum bertambah.

Musim 2007–2008 adalah musim terakhir AS Roma mampu merengkuh trofi. Bahkan dua sekaligus, masing-masing Coppa Italia dan Supercoppa Italiana.

Itu ditambah dengan finis runner-up di Serie A di bawah Inter Milan. Kala itu, AS Roma masih dimiliki oleh entrepreneur lokal Rosella Sensi.

”Kami baru setahun di klub ini. Setidaknya, kami ingin membuktikan bahwa sindiran itu salah,” tegas Ryan.

Yang dimaksud Ryan adalah sindiran bahwa AS Roma adalah ”klub supermarket”.

Sindiran dari Romanisti itu mengacu pada klub kesayangannya yang lebih mudah menjual pemain dengan harga mahal daripada membeli pemain bagus berharga mahal.

Tammy adalah buktinya. Striker yang diproyeksikan menggantikan Edin Dzeko itu ditebus dari Chelsea dengan harga yang terbilang fantastis. Yaitu, mencapai EUR 40 juta (Rp 676,5 miliar).

Kedatangan pemain-pemain berharga mahal ke Trigoria (lokasi markas latihan Roma) tak bisa lepas dari sosok Jose Mourinho, allenatore AS Roma.

AS Roma juga merekrut pelatih berpengalaman Jose Mourinho

”Penunjukan Jose (Mourinho) adalah langkah besar dalam membentuk tradisi juara jangka panjang dalam klub,” begitu rilis laman resmi AS Roma saat perkenalan pelatih berjuluk The Special One itu pada Mei lalu.

Kepada Forza Roma, Mourinho berterima kasih karena petinggi klub memahami sebuah proses dalam meraih prestasi.

’’Proyek Dan dan Ryan sangat jelas: Membangun masa depan bagi AS Roma. Mereka itu tidak menginginkan kesuksesan pada hari ini, tetapi proyek yang berkelanjutan untuk masa depan,” bebernya.

Peran Mou sudah mulai tampak ketika Roma mengakhiri laga pramusim dengan hasil 6 kali menang, 2 kali seri, dan hanya 1 kali kalah itu.


Proyek Membangunkan Raksasa Tidur AS Roma