June 21, 2020 at 09:49AM - QR Code di Mal untuk Pantau Jumlah Pengunjung Bukan Pasien Covid-19 -

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

QR Code di Mal untuk Pantau Jumlah Pengunjung Bukan Pasien Covid-19

JawaPos.com – Saat era New Normal, jangan terkejut jika ada yang berbeda saat berkunjung ke mal. Fasilitas canggih saat sebelum masuk mal yang harus dilakukan pengunjung adalah dengan memindai QR Code. Setelah itu barulah pengunjung bisa diizinkan masuk.

Salah satunya saat berkunjung ke pusat perbelanjaan Senayan City, Jakarta. Pengunjung harus memindai QR Code sebelum masuk lalu mengisi formulir. Selain nomor telepon, yang harus diisi adalah jumlah orang yang diajak ikut serta untuk masuk ke dalam mal.

“Kami upgrade 100 persen touchless. QR Code salah satu teknologi yang kami terapkan salah satunya untuk menghitung kapasitas pengunjung ke kami. Real time, sudah berapa pengunjung,” kata Leasing and Marketing Communication GM Senayan City, Jaclyn Halim kepada JawaPos.com baru-baru ini.

Menurutnya hampir sepekan mal buka, jumlah kapasitas pengunjung belum sampai 50 persen. Artinya jaga jarak dan kerumunan bisa dicegah.

“Pengunjung masih sangat rendah, di bawah kapasitas 18 persen hari pertama traffic-nya. Lalu naik ke 20 persen dan lebih pada hari selanjutnya. Karena kalau 50 persen saja itu sudah bagus banget ya. Mal kami terlalu luas, bisa menampung 150 ribu pengunjung, bayangkan enggak akan mungkin full kan? Pasti sudah ramai banget 50 persen saja, dan dengan QR Code kami bisa memantau itu,” jelas Jaclyn.

Jaclyn memastikan bahwa QR Code digunakan bukan menjadi indikator atau patokan jika ada satu pengunjung yang terinfeksi Covid-19, lalu semua pengunjung dijadikan Orang Dalam Pemantauan (ODP). QR Code berkaitan dengan kapasitas pengunjung.

“Kami membantah isu yang viral itu ya. QR Code tak ada kaitannya untuk itu, viral yang tak benar. QR Code kaitannya dengan kapasitas dengan sistem yang kita berikan. Ada people counting juga yang selalu ada dari dulu. Jadi bukan untuk melacak yang satu kena atau positif, bukan itu tujuan kami. Tapi lebih mengetahui sudah berapa jumlah pengunjung dan siapa saja sih pengunjung kami, usia berapa,” katanya.

Menurutnya, kapasitas mal sejauh ini masih di bawah batas 50 persen. Sebab karakter pengunjung yang datang juga hanya sebentar, datang dan pergi.

“Seramai-ramainya misalnya midnite shopping pun kami enggak akan segitu (150 ribu) pengunjung. Mal kami terlalu luas,” tandasnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

 

 

QR Code di Mal untuk Pantau Jumlah Pengunjung Bukan Pasien Covid-19