Vietnam Akan Berlakukan Euro 5, Produk Buatan Indonesia Tak Bisa Masuk

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Vietnam Akan Berlakukan Euro 5, Produk Buatan Indonesia Tak Bisa Masuk


JawaPos.com – Kebijakan yang nantinya akan diambil pemerintah Vietnam terkait ketentuan emisi gas buang untuk setiap unit kendaraan akan berpengaruh terhadap ekspor mobil dari negara lain. Termasuk negara Indonesia sebagai salah satu pengekspor kendaraan roda empat dari beberapa merek.

Rencanannya pemerintah Vietnam akan menerapkan peraturan emisi gas buang kendaraan bermotor roda empat berstandar Euro 5 mulai 1 Januari 2022 nanti. Standarisasi ini akan menjadi ganjalan meskipun bukan hal baru bagi negara-negara yang akan mengekspor mobil ke Vietnam.

Melansir dari laman Bangkok Post, informasi tersebut bahkan telah dibahas oleh Klub otomotif Federasi Industri Thailand (FTI). Bukan hanya itu, FTI juga telah melakukan survei untuk mengetahui kesiapan industri otomotif yang ada di negara itu untuk menghadapi aturan baru di Vietnam.

“Kami khawatir ekspor mobil akan terpengaruh, sekarang kami belum bisa memprediksi seberapa besar hal ini akan berpengaruh. Kami menyadari ukuran (Standar Euro 5) digunakan oleh negara-negara yang perlu melindungi industri dalam negeri mereka,” ujar Surapong Paisitpatanapong selaku wakil ketua sekaligus juru bicara FTI.

Menanggapi hal serupa, Presiden Institut Otomotif Thailand (TAI) Pisit Rangsaritwutikul mengungkapkan bila aturan standar emisi gas buang EWuro 5 natinya diterapkan Vietnam, dampak ke Thailand tidak akan serius. Dia meyakini pemerintah Thailand dan Vietnam bisa bernegosiasi untuk menemukan solusi.

Hasil pertemuan kalangan industri mobil di Thailand diketahui bahwa mereka siap memproduksi mobil berstandar Euro 6. Akan tetapi saat ini di Thailand masih membuat mobil berstandar Euro4. Hal ini dikarenakan pasar dalam negeri (penyerap utama produksi) masih bersatndar Euro 4.

Di sisi lain kilang BBM yang digunakan mobil saat ini masih memproduksi BBM standar Euro 4. “Kami membutuhkan waktu 5 – 6 tahun untuk melihat 100% kilang minyak menghasilkan bahan bakar Euro 5,” ujar Pisit.

Selain itu juga dikabarkan, penerapan standar Euro 5 itu akan disampaikan pejabat Thailand saat pertemuan Komite Hambatan Teknis World Trade Organization (WTO) di Jenewa, Swiss pada November nanti. Hambatan non tarif seperti itu juga dimaksudkan untuk melindungi industri dalam negeri Vietnam.

Sebagai informasi, eksportir mobil penumpang maupun komersial ke negara Vietnam bukan hanya Thailand saja, tetapi juga Indonesia dan Tiongkok.

Dari data Departemen Umum dan Bea Cukai Vietnam, sepanjang tahun 2020 lalu Vietnam mengimpor mobil CBU sebanyak 105.000 unit dengan nilai USD 2,35 miliar. Jumlah tersebut turun 24,5% dibanding jumlah impor tahun sebelumnya, dan secara nilai turun 25,6%.

Dari jumlah itu, 52.647 unit atau lebih dari 50% merupakan mobil CBU yang berasal dari Thailand. Disusul oleh Indonesia, Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan,” bunyi pernyataan departemen tersebut.

Melihat hal ini Indonesia juga harus waspada dan harus melakukan persiapan, karena kebutuhan dalam negeri sendiri baru memulai penerapan standar Euro 4. Ini akan menjadi ganjalan baru terkait peralatan produksi.

Bila Indonesia tidak cepat mengatasi dan melakukan percepatan persiapan makan akan kehilangan “pos-pos” ekspor yang selama ini sudah menjadi target. Mau tidak mau penambahan investasi juga harus dilakukan.


Vietnam Akan Berlakukan Euro 5, Produk Buatan Indonesia Tak Bisa Masuk