Aksi Teatrikal Memprotes Kekejaman Taliban pada 2019, Bukan 2021

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Aksi Teatrikal Memprotes Kekejaman Taliban pada 2019, Bukan 2021


KABAR palsu tentang konflik Afghanistan masih banyak dijumpai di media sosial. Misalnya, kabar pembantaian yang dilakukan Taliban terhadap warga Afghanistan. Katanya, warga dieksekusi saat hendak meninggalkan Afghanistan. Bahkan, insiden itu dipertontonkan di hadapan publik.

”Warga sipil yang tidak mendukung Taliban di bantai secara keji. Dalam video merekam sebuah kejadian dimana warga sipil yg ingin meninggalkan Afghanistan di Cegat dan di eksekusi.. Bahkan kejadian itu di pertontonkan di depan umum agar warga sipil lainnya takut dan tunduk kepada Taliban,” tulis pengelola halaman Facebook INFO Sebel4h pada 20 Agustus 2021.

Informasi itu juga menyertakan video dengan durasi 6 menit 53 detik. Pada menit awal, tampak puluhan orang berdiri membentangkan spanduk. Terdengar orang berbicara dalam bahasa Arab dari pengeras suara. Kemudian, beberapa orang menodongkan senjata menghentikan kendaraan. Lalu, ada pengendara yang menerobos dan ditembaki (bit.ly/MencegatDanMbantai).

Saat ditelusuri, Jawa Pos menemukan video serupa pernah diunggah kanal YouTube Afghan International pada September 2019. Dengan kualitas yang lebih jernih, video tersebut memperlihatkan suasana yang mirip rentetan adegan mengikuti skenario.

”Bagaimana kelompok Taliban menutup penumpang di Jalriz! Sebuah alegori seniman dipukuli oleh Taliban di Jalrez,” tulis kanal tersebut dalam bahasa Arab di kolom keterangan. Melihat tahun unggahan video, tentu saja tidak ada kaitannya dengan kondisi Afghanistan setelah dikuasai Taliban baru-baru ini. Anda dapat melihatnya di bit.ly/PertunjukanSeni.

Aksi teatrikal itu juga pernah diulas portal berbahasa Persia etilaatroz.com. Disebutkan bahwa aksi sebagai bentuk protes itu dilaksanakan pada 16 September 2019. Puluhan aktivis, masyarakat sipil, dan penduduk Kabul melakukan gerakan simbolis yang melambangkan penculikan dan pembunuhan terhadap suku Hazara di Jalrez.

Mereka menyerukan diakhirinya pembunuhan di Jalrez dan meminta jaminan keamanan di jalan raya Kabul-Provinsi Tengah. Portal itu juga memajang foto teatrikal dengan keterangan sebagai gerakan simbolis (bit.ly/AksiTeaterikalJalres).

Sementara itu, situs pencari fakta asal India, Boom Live, menyebut kejadian dalam video tersebut merupakan aksi protes yang dikemas dengan teatrikal. Menurut Boom Live, warga yang bepergian ke dan dari Jalrez selalu melewati jalan raya Kabul-Markazi. Mereka selalu diserang Taliban dengan beberapa pembunuhan dan penculikan.

Jalan Raya Kabul-Markazi di Distrik Jalrez dikenal sebagai ”Jalan Kematian”. Taliban sejak 2012 telah merenggut sekitar 108 nyawa di Distrik Jalrez Tengah, 60 km dari ibu kota. Sebagian besar korban adalah warga sipil yang ditembak Taliban di Jalrez saat bepergian di rute tersebut. Anda dapat membacanya di bit.ly/Tayangan2019.

FAKTA

Video yang diunggah akun Facebook INFO Sebel4h tersebut memperlihatkan aksi teatrikal pada 2019. Saat itu, para pemuda dan sejumlah aktivis masyarakat sipil Kabul melakukan protes, menentang pembunuhan warga sipil di Jalrez oleh kelompok Taliban.


Aksi Teatrikal Memprotes Kekejaman Taliban pada 2019, Bukan 2021