Banjir Bandang di NTT, 8.424 Warga Terpaksa Mengungsi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Banjir Bandang di NTT, 8.424 Warga Terpaksa Mengungsi


JawaPos.com – Bencana banjir bandang yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan 8.424 warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bencana banjir itu diduga disebabkan cuaca ekstrem, dampak siklon tropis Seroja yang masih berpotensi terjadi di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari ke depan.

“Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, Senin (5/4), pukul 23.00 WIB sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Selasa (6/4).

Raditya mengungkapkan, pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Menurutnya, warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT.

“Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256,” ucap Raditya.

Dia menyampaikan, siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.

Raditya mengungkapkan, total warga meninggal dunia berjumlah 128 orang, selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12.

“Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21,” ucap Raditya.

Baca Juga: Sudah Disetujui 30 Negara, Sinovac Produksi 2 Miliar Vaksin Covid-19

Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah juga berdampak pada rusaknya fasilitas umum dan rumah warga. Dia menyebut, sebanyak 119 unit rumah rusak berat, 118 unit rumah rusak sedang dan 34 unit rumah rusak ringan.

“Sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit rusak berat, 1 rusak tingan dan 84 unit lain terdampak.

Terkait pascakejadian ini, BPBD kabupaten dan kota dibantu dengan berbagai pihak melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik maupun pembukaan akses ke wilayah terisolir.

“Kementerian dan lembaga di bawah kendali BNPB juga memberikan dukungan kepada pemerintah daerah terdampak siklon tropis tersebut,” tandas Raditya.


Banjir Bandang di NTT, 8.424 Warga Terpaksa Mengungsi