Cara Sheyreen Mencintai Lingkungan, Sebar Ribuan Bibit dan Ajari Tanam

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Cara Sheyreen Mencintai Lingkungan, Sebar Ribuan Bibit dan Ajari Tanam


Pagebluk korona tak menghentikan kegiatan pelestarian lingkungan Sheyreen Callista Navila. Justru sebaliknya, Sheyreen gencar memberikan edukasi dan melatih masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang asri serta mengolah tanaman menjadi produk bernilai jual tinggi.

SEPTIAN NUR HADI, Surabaya

MINGGU pagi (4/4) Sheyreen tampak sibuk di halaman rumahnya di Jalan Teluk Sampit, Pabean Cantian. Ratusan botol plastik bekas dikeluarkan dari karung dan berserakan di hadapannya. Sheyreen lalu menggunting ujung botol itu dan mengubahnya menjadi pot. Kemudian secara bergantian, Sheyreen mengisi pot tersebut dengan pupuk dan tanaman katuk. Sheyreen terlihat cekatan dalam bercocok tanam dan mengolah barang bekas.

Kurang dari 30 menit, puluhan katuk berhasil ditanam. Dia lantas meletakkannya di setiap sudut halaman rumah.

Sheyreen menjelaskan, ratusan botol plastik bekas itu tidak didapatkan seorang diri. Agar terkumpul cepat dalam jumlah banyak, Sheyreen bekerja sama dengan para pemulung. Gadis 13 tahun itu meminta mereka untuk menjual botol plastik kepadanya. Tidak ke pengepul.

Sebagai daya tarik, Sheyreen berani membeli dengan harga lebih tinggi dari yang ditawarkan pengepul. Dengan begitu, Sheyreen juga membantu perekonomian mereka.

Hobi berkebun digelutinya sejak 2018. Ketika Sheyreen masih berusia 11 tahun. Berawal dari melihat aktivitas orang tua di rumah. Mereka memanfaatkan waktu luang untuk berkebun dan bersih-bersih lingkungan. ’’Aku pun tertarik dan minta diajari menanam. Karena masih kecil, mama ngajarin cara menanam katuk. Sebab, perawatannya lebih mudah,’’ kata gadis kelahiran 15 April 2007 itu.

Sheyreen pun seperti ketagihan. Hampir setiap hari kegiatan menanam dilakukan. Dalam waktu singkat, lebih dari tiga ratus tanaman katuk memenuhi halaman rumahnya. Selain dikonsumsi sendiri, hasil panen Sheyreen diberikan kepada masyarakat. Terutama warga yang tidak mampu.

Walaupun hanya diberi katuk, mereka senang. Mendapat respons positif, Sheyreen berinisiatif memberikan edukasi serta pelatihan kepada mereka dalam bercocok tanam. Sasarannya adalah penduduk yang tinggal di perkampungan. Guna meringankan masyarakat, semua peralatan yang dibutuhkan ditanggung olehnya.

Pupuk dan bibit misalnya. Sebanyak 1.998 bibit tanaman katuk diberikan. Itu terhitung hanya selama pandemi Covid-19. Bibit disebar ke permukiman di wilayah Kecamatan Pabean Cantian. ’’Seperti di Kampung Asi, Jalan Dupak Bandarejo, dan Kampung KB di Jalan Kebalen Kulon,’’ ujar perempuan pencinta kisah Harry Potter itu.

Agar usahanya tidak sia-sia, secara berkala Sheyreen mengecek ke lokasi tempat dirinya memberikan pelatihan. Dia melakukannya sebulan sekali. Dalam kunjungan tersebut, Sheyreen ingin memastikan apakah programnya terus berjalan atau sebaliknya. Jika terhenti, Sheyreen ingin mengetahui titik permasalahannya. Dengan demikian, bisa segera ditemukan jalan keluarnya.

’’Karena selain banyak (program) yang masih berjalan, banyak pula kegiatan pelestarian lingkungan yang terhenti,’’ ucap dia.

Menurut dia, kebanyakan berhentinya kegiatan disebabkan kurangnya bahan baku seperti bibit dan pupuk. Selain itu, warga tidak konsisten dalam merawat tanaman katuk.

Padahal, mengonsumsi katuk sangatlah bermanfaat. Yaitu, melancarkan produksi air susu ibu (ASI), mengatasi anemia, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan mata, dan masih banyak lagi. Jadi, sangat disayangkan kalau warga tidak mau melestarikan tanaman katuk. Apalagi perawatan katuk sangatlah mudah.

Pandemi Covid-19 sudah berjalan satu tahun. Selama itulah siswi SMPN 1 Surabaya tersebut menjalani pembelajaran jarak jauh. Walaupun dinilai tidak mengenakkan, penerapan PJJ membuatnya memiliki banyak waktu luang.

Sheyreen memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan sosial. Salah satunya memberikan sarapan pagi kepada penyapu jalan, tukang ojek, dan becak. Hampir setiap hari 30–50 nasi bungkus diberikan secara gratis. Dia mengakui belum bisa memberikan dalam jumlah banyak. ”Karena nasi bungkus yang dibeli menggunakan uang tabungan sendiri. Hasil bongkar celengan selama bertahun-tahun,’’ ujarnya, lantas tertawa.

Walaupun tidak mengetahui secara persis, Sheyreen mengetahui pandemi Covid-19 memengaruhi perekonomian warga. Informasi itu diberikan sang bunda yang kebetulan bertugas di kantor Kecamatan Pabean Cantian.

Akibat korona, banyak warga yang kehilangan pekerjaan. Karena tidak mempunyai modal dan keahlian, mereka ragu untuk beralih menjadi pelaku usaha. Ide mengolah katuk menjadi aneka kue kering pun tercipta. Misalnya, stik keju katuk, lidah kucing katuk, dan putri salju katuk.

Ternyata, idenya mendapatkan respons positif dari orang tuanya. Bahkan, mereka menyarankan agar Sheyreen tidak sekadar melatih warga untuk mengolah katuk menjadi makanan. Tetapi, juga membantu penjualan. Yakni, penjualan melalui media sosial. Produknya bernama Katuk.id.

Baca Juga: Baru Mulai Vaksinasi Lansia dengan Sinovac, Tiongkok Disebut Main Aman

Sheyreen menjelaskan, kegiatan pelestarian lingkungan akan dilakukan secara konsisten. Dia ingin memberikan contoh bahwa menciptakan lingkungan bersih merupakan tanggung jawab bersama. Mulai anak-anak sepertinya hingga orang tua.

Apalagi Sheyreen masih mempunyai target yang belum tercapai. Yaitu, menanam tiga ribu katuk dan memberikan pelatihan kepada sepuluh ribu orang.

Saksikan video menarik berikut ini:


Cara Sheyreen Mencintai Lingkungan, Sebar Ribuan Bibit dan Ajari Tanam