Penderita Penyakit Kusta Bisa Berakhir Amputasi dan Butuh Kaki Palsu

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Penderita Penyakit Kusta Bisa Berakhir Amputasi dan Butuh Kaki Palsu


JawaPos.com – Kusta adalah penyakit infeksi bakteri yang mempengaruhi sistem saraf, kulit, hidung, dan mata. Penyakit ini bisa disembuhkan. Tetapi tanpa perawatan dini, dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Laman Medical News Today menyebutkan bakteri yang bertanggung jawab disebut Mycobacterium leprae. Ini tumbuh sangat lambat dan tidak mudah menyebar. Orang dengan penyakit Hansen dapat terus bekerja dan memiliki kehidupan yang aktif selama pengobatannya.

Pada 2018, terdapat sekitar 208.600 kasus yang terdaftar di seluruh dunia. Bakteri penyebab penyakit Hansen tumbuh lambat, dan gejalanya bisa memakan waktu hingga 20 tahun untuk muncul.

Sering kali, seseorang tidak memperhatikan perubahan atau menyadari bahwa penyakitnya berkembang. Pada waktunya, seseorang mungkin memperhatikan penurunan kemampuan untuk merasakan sentuhan dan nyeri, serta perubahan kulit. Pada 90 persen penderita penyakit ini, gejala pertama yang terlihat adalah mati rasa.

Hilangnya sensasi ini dapat dimulai beberapa tahun sebelum perubahan kulit terjadi, dan biasanya terkait suhu, sentuhan ringan dan rasa sakit, tekanan yang dalam. Mati rasa dapat meningkatkan risiko cedera dan infeksi. Gejalanya bisa berbeda dari orang ke orang.

Penderitanya juga bisa mengalami bisul di telapak kaki yang tidak kunjung sembuh. Serta kelumpuhan dan distorsi pada tangan dan kaki. Jari tangan dan kaki menghilang, karena tulang rawannya memendek dan tubuh menyerapnya kembali. Bahkan kehilangan penglihatan.

Catatan Universitas Indonesia melalui Tim Katamataku menjelaskan penderita Kusta dapat mengalami gangguan dan kerusakan pada ekstremitas bawah yang mengharuskan pasien tersebut di amputasi. Pasien atau penyintas kusta ini membutuhkan bantuan alat protese kaki palsu agar mereka bisa Kembali beraktivitas.

“Tim Katamataku di bentuk dalam rangka membantu dan mendampingi pasien-pasien dan penyintas Kusta serta masyarakat yang ada disekitarnya agar dapat terhindar dari penularan penyakit Kusta dengan pemberian edukasi pola hidup sehat,” kata Ketua Katamataku dr. Yunia Irawati, SpM(K) kepada JawaPos.com usai pemberian kaki palsu di Gedung Rehabilitas Medis Lantai 1, di RSCM Jakarta Pusat baru-baru ini.

Orang yang pernah menderita kusta (OYPMK), kata dia, harus tetap semangat dan produktif. Dan masyarakat yang ada di sekitarnya agar dapat terhindar dari penularan penyakit kusta dengan pemberian edukasi pola hidup sehat.

Direktur PPM Universitas Indonesia Agung Waluyo mengatakan, harapannya dari program ini adalah semakin banyak OYPMK yang dapat dibantu untuk mendapatkan kaki palsu yang layak. “Diharapkan kami bisa terus melakukan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat ini khususnya untuk para penyintas kusta,” katanya.

Direktur P2PML Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan komitmen Indonesia untuk dapat mengeliminasi penyakit kusta secara menyeluruh ditargetkan pada tahun 2025. Menurutnya pengurangan penyakit kusta menjadi tantangan bagi seluruh masyarakat Indonesia ke depannya.

“Program ini khususnya di Kampung Sitanala melakukan pembinaan untuk memutuskan rantai penularan penyakit kusta,” tutur Nadia.


Penderita Penyakit Kusta Bisa Berakhir Amputasi dan Butuh Kaki Palsu