Ketika Kapolrestabes Johnny E. Isir Jadi Guru Tamu di SMPN 1 Surabaya

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Ketika Kapolrestabes Johnny E. Isir Jadi Guru Tamu di SMPN 1 Surabaya


Kombespol Johnny Eddizon Isir mendatangi SMPN 1 Surabaya kemarin. Kapolrestabes Surabaya itu didapuk sebagai guru tamu. Isir mengambil tema pentingnya toleransi keberagaman dalam bingkai persatuan.

HASTI EDI SUDRAJAT, Surabaya

PANDEMI menjadi poin pertama yang dibahasnya setelah memasuki kelas. Isir mengajak para siswa agar selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan. Dia menyebut pagebluk yang terjadi ini belum berakhir. Bahaya Covid-19 masih mengintai.

Gaya bicaranya tidak kaku. Isir sesekali mencairkan suasana dengan menyelipkan guyonan. Namun, tidak mengikis pesan yang hendak disampaikan. ’’Kalian semua adalah masa depan. Generasi penerus bangsa,” katanya dengan nada penuh semangat.

Isir pun masuk ke materi pokoknya. Dia membahas persatuan dan kesatuan bangsa.

Indonesia, kata dia, terdiri atas beragam suku, budaya, dan bahasa. ’’Keberagaman ini menjadi satu kesatuan sehingga bisa melahirkan bangsa yang besar,” ungkap perwira polisi kelahiran Jayapura itu.

Dia mengaku besar dalam keluarga dengan latar belakang beragam agama. Neneknya adalah muslim yang taat. Namun, kondisi itu tidak berpengaruh kepada keluarga besar yang mayoritas adalah penganut Katolik.

Menurut Isir, keluarga besarnya bisa saling menghargai satu sama lain. Harmonis dalam sebuah perbedaan. ’’Dengan keberagaman itu, hubungan keluarga justru semakin kuat, tidak mudah terpecah belah,” ucap polisi dengan tiga melati di pundak itu.

Isir lantas menyinggung fenomena kenakalan remaja yang marak belakangan. Yakni, tawuran antarpelajar. Menurut dia, fenomena itu bukan cermin anak bangsa. Isir meminta para siswa menjauhinya.

Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa aksi tawuran tidak akan menghasilkan keuntungan. Justru sebaliknya. Di setiap tawuran hampir dipastikan jatuh korban. ’’Hanya akan membuat keluarga sedih,” tuturnya.

Belum lagi, jelas dia, mayoritas tawuran berujung pada proses hukum. Kondisi itu tentunya bisa berpengaruh pada masa depan. ’’Hukum tidak memandang latar belakang pelaku. Meski masih di bawah umur, kalau terbukti melanggar hukum, tetap akan dipidana,” terangnya.

Mantan Kapolrestabes Medan itu juga membahas keterlibatan pelajar dalam aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu. Isir meminta para siswa tidak mengikuti jejaknya. Terlebih, sampai berbuat anarkistis. ’’Lebih baik fokus ke sekolah agar bisa mencapai cita-cita,” sebutnya.

Dia tidak melarang anak bangsa untuk bersikap kritis. Namun, semua harus mau memahami kondisi. ’’Banyak kemarin pelajar yang ikut demo. Waktu kami tanya soal apa, tidak tahu,” lanjutnya. Gelak tawa dari para siswa pun langsung menyambutnya.

Isir menyatakan, pelajar adalah generasi penerus bangsa. Daripada terlibat pada kenalakan remaja, lebih baik mempersiapkan diri menyongsong masa depan. ’’Isi waktu dengan kegiatan positif,” imbaunya.

Baca Juga: Gugatan Eric yang Tabungannya Ludes Setelah Ganti Nomor HP Ditolak

Dia mengambil contoh kemajuan teknologi saat ini. Hampir semua siswa sekarang punya ponsel. Mereka bisa memaksimalkannya. ’’Ubah pola pikir. Jangan hanya mau jadi penikmat. Jadikan kemajuan teknologi sebagai peluang untuk bekal di masa depan,” tuturnya.

Saksikan video menarik berikut ini:


Ketika Kapolrestabes Johnny E. Isir Jadi Guru Tamu di SMPN 1 Surabaya