Anggota DPR Miris Ada Wilayah Terbelakang di Bogor Dekat Istana

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Anggota DPR Miris Ada Wilayah Terbelakang di Bogor Dekat Istana


JawaPos.com–Anggota Komisi V DPR Mulyadi mengaku miris lantaran masih ada wilayah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang terbelakang. Letaknya tak jauh dari Istana Presiden Cipanas.

”Karena ini daerah yang sebenarnya secara radius tidak jauh dari istana. Tapi kenapa harus terbelakang,” ungkap Mulayadi seperti dilansir dari Antara saat meninjau jalur Sukamakmur Bersama Bupati Bogor Ade Yasin, Sabtu (25/9).

Dia menyebut, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Sukamakmur memiliki indeks pembangunan manusia (IPM) 52,23 poin, di bawah rata-rata IPM Kabupaten Bogor 69,12 poin. Kecamatan Sukamakmur bahkan memiliki nilai IPM terendah dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor.

Legislator asal Kabupaten Bogor itu menganggap solusi yang perlu dilakukan pemerintah yaitu membangun jalur utama di kawasan tersebut. Yakni Jalur Puncak II atau Poros Tengah Timur (PTT).

Mulyadi yang juga Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR menyatakan, sempat memperjuangkan pembangunan jalur Puncak II dalam APBN 2021. Tapi upaya tersebut tak berhasil ketika sudah melakukan pembahasan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Dia menyebutkan, jika ke depan proses pengajuannya mengalami hal serupa, politikus Partai Gerindra itu akan mencicil pembangunan Jalan Puncak II menggunakan dana alokasi khusus (DAK) tiap tahun. ”Kalau hari ini negara masih belum juga hadir dalam konteks APBN, kebetulan saya oleh fraksi ditugaskan di Badan Anggaran juga, dan dapatkan kesempatan untuk dana alokasi khusus,” papar Mulyadi.

Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan, pembangunan jalur Puncak II akan membangkitkan ekonomi sedikitnya di lima wilayah Kabupaten Bogor. ”Lebih dari 550 ribu penduduk yang tinggal di lima kecamatan ini, yaitu Citeureup, Babakan Madang, Cariu, Tanjungsari, dan Sukamakmur, akan mendapatkan pengaruh ekonomi dari pengembangan jalan ini,” ujar Ade Yasin.

Lima kecamatan tersebut merupakan wilayah-wilayah yang akan dilalui jalur Puncak II. Ade Yasin optimistis jalur tersebut dapat berimplikasi positif pada aspek ekonomi. Yakni mengangkat indeks pembangunan manusia (IPM) di wilayah timur Kabupaten Bogor.

”Selain itu juga akan menghidupkan perekonomian masyarakat dan tumbuhnya UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah),” terang Ade Yasin.

Salah satu kepala desa di Sukamakmur, Ooy Tamami menyebutkan, warganya masih terkendala dalam mengakses wilayah perkotaan di Kabupaten Bogor. Seperti halnya untuk mengakses pelayanan kesehatan, warga justru lebih mudah ke rumah sakit di Cianjur, meski jaraknya juga tidak dekat.

”Kalau ke rumah sakit kebanyakan warga memggunakan RS di Kabupaten Cianjur, terutama di RS Cimacan Cianjur. Kalau di Bogor ada di RSUD Cileungsi, Dibanding ke Cileungsi, lebih dekat ke Cimacan,” ungkap Kepala Desa Wargajaya Ooy Tamami.


Anggota DPR Miris Ada Wilayah Terbelakang di Bogor Dekat Istana