Mendikbudristek Minta Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tidak Cuma Slogan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Mendikbudristek Minta Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tidak Cuma Slogan


JawaPos.com – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) mulai 62 tahun yang lalu selalu diperingati setiap tanggal 2 Mei. Hari ini merupakan hari lahir dari Bapak Pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hadjar Dewantara.

Namun, kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, pemikiran Ki Hadjar Dewantara masih belum dimanfaatkan sepenuhnya saat ini.

“Terlalu lama pemikiran KHD hanya digunakan sebagai slogan semata. Pendidikan di NKRI haruslah menuju arah lahirnya kebahagiaan batin serta juga keselamatan hidup. Esensi mendasar pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia,” ungkap dia dalam Upacara Bendera, Minggu (2/5).

Untuk itu, di tahun ke-62 peringatan Hardiknas, ia menginginkan adanya perubahan akan pandangan masyarakat soal pendidikan. Hal tersebut agar terciptanya pendidikan yang berkualitas serta terwujudnya kemerdekaan belajar yang sejati.

“Hari ini adalah sebuah momen yang tepat bagi kita untuk merefleksikan kembali apa saja yang sudah dikerjakan dengan baik dan apa saja yang perlu diperbaiki. Lembaran baru pendidikan Indonesia berarti transformasi. Transformasi yang tetap bersandar pada sejarah bangsa, dan juga keberanian menciptakan sejarah baru yang gemilang,” ujarnya.

Nadiem berharap agar anak-anak Indonesia menjadi pelajar yang menggenggam teguh falsafah Pancasila, pelajar yang merdeka sepanjang hayat dan mampu menyongsong masa depan dengan percaya diri. Oleh karenanya, pihaknya secara konsisten terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan Merdeka Belajar.

Empat upaya perbaikan terus dilakukan bersama berbagai elemen masyarakat. Pertama, perbaikan pada infrastuktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.

“Sejak saya menjabat sampai dengan sampai saat ini, termasuk pada masa pandemi, 10 episode Merdeka Belajar telah diluncurkan dan masih banyak lagi terobosan-terobosan Merdeka Belajar yang akan kita lakukan. Transformasi yang bermakna ini kami kerjakan agar segala yang membuat bangsa ini hanya berjalan di tempat, dapat berubah menjadi lompatan lompatan kemajuan,” tandasnya.


Mendikbudristek Minta Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tidak Cuma Slogan