Pemprov Jatim Siap Bersinergi dalam Program Desa Damai

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pemprov Jatim Siap Bersinergi dalam Program Desa Damai


JawaPos.com-Program Desa Damai yang diinisiasi oleh Wahid Foundation, siap disinergikan dengan program pemberdayaan masyarakat desa di Provinsi Jawa Timur.

Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Jawa Timur Sukaryo memastikan hal tersebut dalam audiensi Wahid Foundation bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Rabu (3/11) di Surabaya.

Tujuan audiensi Wahid Foundation dengan Emil adalah untuk mengenalkan program Desa Damai dan Sekolah Damai yang selama ini sudah dikembangkan di beberapa desa, kelurahan, dan sekolah di Jawa Timur.

Kemitraan bersama Pemprov Jatim diharapkan bisa mereplikasi program tersebut. Kedatangan Wahid Foundation juga disertai oleh Kelompok Kerja (Pokja) Desa Damai dari tiga wilayah. Mereka, selama ini, sudah didampingi oleh Wahid Foundation dalam mengembangkan Program Desa Damai di wilayahnya.

Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi mengatakan bahwa lembaganya telah mengembangkan tiga program di Jawa Timur. Yakni Progran Desa Damai, Sekolah Damai, dan program narasi di media sosial untuk masyarakat Jawa Timur.

Mujtaba menjelaskan bahwa program Desa Damai bertujuan untuk mengimplimentasikan kebijakan nasional Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE) dan Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS) di akar rumput.

Program ini juga sebagai bagian dari upaya untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs).

“Apa yang kami lakukan dengan Desa Damai ini adalah untuk membangun perdamaian bagi seluruh komunitas masyarakat melalui implementasi RAN PE dan RAN P3AKS,” kata Mujtaba dalam siaran pers yang diterima JawaPos.com.

“Selain itu, kami juga ingin membantu pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Program Officer Wahid Foundation Zainal Fanani menjelaskan bahwa kerangka RAN PE dan RAN P3AKS diwujudkan ke dalam RADES (Rencana Aksi Desa Damai). Ini juga bisa disinergikan dengan desa atau kelurahan dan dinas setempat.

RADES tersebut menurut Fanani, merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan membangun kewaspadaan dan respons dini atas berbagai potensi dan konflik. Baik itu dalam level kekerasan berbasis gender, maupun kekerasan yang mengarah pada terorisme di tengah masyarakat.

Wahid Foundation sendiri telah melakukan pendampingan kepada kelompok perempuan di beberapa desa dan kelurahan dampingan. Antara lain di Kota Batu, Sumenep, Malang.

Bentuknya adalah dnegan memberikan beberapa pelatihan keterampilan bisnis. Juga menguatkan akses pasar bagi kelompok pengusaha UMKM perempuan. Tujuannya adalah untuk membuat mereka mandiri dan mempunyai daya tahan dari berbagai potensi krisis dan intervensi dari luar.

Selain di Jawa Timur, Wahid Foundation juga mengembangkan programnya itu di tiga provinsi lainnya di pulau Jawa. Yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY Yogyakarta. Program yang sudah berjalan sejak 2017 itu telah mendeklarasikan 18 desa dan kelurahan damai.

Emil Dardak sendiri mengatakan sangat mengapresiasi langkah Wahid Foundation untuk mengembangkan Program Desa Damai di wilayahnya.

Menurutnya, pemberdayaan semacam ini perlu dikembangkan. Tidak hanya di tiga kota atau kabupaten yang selama ini didampingi langsung oleh Wahid Foundation, tetapi juga di semua wilayah di Jawa Timur.

“Program dikerjakan Wahid Foundation sangatlah bagus. Ke depan, semoga program ini bisa kami kembangkan. Tentunya, dengan berkolaborasi dengan Wahid Foundation untuk memberdayakan perempuan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” ucap Emil.


Pemprov Jatim Siap Bersinergi dalam Program Desa Damai