Paperti 98 Desak Pemerintah Anugrahi GPN untuk 4 Mahasiwa Trisakti

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Paperti 98 Desak Pemerintah Anugrahi GPN untuk 4 Mahasiwa Trisakti


JawaPos.com – Ketua Persatuan Persaudaraan Trisakti (Paperti) 98, Iwan Kurniawan mengatakan, Gerakan reformasi 1997-1998 telah mengubah sejarah Indonesia. Bukan hanya mengakhiri kekuasaan sebuah rezim kediktatoran yang berdiri kokoh selama 32 tahun, Orde Baru, tetapi juga telah melahirkan lanskap baru politik Indonesia yang demokratis.

“Suatu tatanan yang diniatkan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dan suatu era politik baru di mana supremasi kekuasaan sipil dan kedaulatan hukum ditegakkan,” ujar Iwan dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Rabu (10/11).

Iwan menuturkan, gerakan mahasiswa memang selalu menempati posisi sentral yang mempengaruhi arus perjalanan sejarah. Menurutnya posisi sentral mahasiswa dan kalangan pemuda terpelajar dalam berbagai gerakan untuk mengubah lanskap politik dan kekuasaan memang selalu berulang dalam sejarah Indonesia.

“Dalm sejarah bangsa Indonesia, peran mahasiswa sangat vital. Sejak jaman pergerakan tahun 1908, 1928, 1945, 1966, dan 1998, gerakan yang dipelopori mahasiswa mampu membawa perubahan-perubahan yang sangat mendasar. Mereka berjuang dengan mengorbankan segala jiwa dan raga. Mereka yang gugur menjadi kusuma bangsa,” tuturnya.

Begitupun, lanjutnya, dalam Gerakan Reformasi Tahun 1998, dua puluh tiga tahun yang lalu, gugur empat mahasiswa Universitas Trisakti. Mereka adalah Elang Mulya Lesmana, Hafidhin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Sie.

“Mereka adalah pejuang dan tonggak bangsa dalam menyongsong era baru walaupun kasusnya tak kunjung terungkap,” ujarnya.

Pengorbanan sebagai pendobrak dan pembawa perubahan membuat pemerintah menetapkan mereka sebagai pejuang reformasi. Dalam Keppres 057/PK/2005 tertanggal 15 Agustus 2005, mereka ditetapkan sebagai pejuang reformasi atas jasa-jasanya yang besar kepada bangsa Indonesia.

“Perubahan yang terjadi memungkinkan kehidupan bernegara yang lebih demokratis, demikian pernyataan dalam keppres tersebut. Sebagai pahlawan reformasi mereka juga dianugerahi Bintang Jasa Kehormatan Pratama. Penganugerahan itu disampaikan langsung Presiden SBY kepada orangtua keempat pahlawan reformasi di Istana Negara,” jelas Iwan.

Ditambahkan oleh Sekretaris Jenderal PAPERTI 98 Saidu Solihin, jasa mereka (Pahlwan reformasi) dalam perjuangan reformasi sangatlah vital.  Sebab, mereka adalah bagian dari ribuan mahasiswa yang turun ke jalan untuk menentang dan melawan kekuasaan yangh menyimpang.

“Para mahasiswa yang turun ke jalan mewakili harapan banyak mahasiswa Indonesia lainnya yang menginginkan perubahan. Menginginkan tatanan baru  yang menjalankan amanah sesuai cita-cita nasional para pendiri bangsa. Untuk itu mereka pantas untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional (GPN),” ujar Saidu

Menurut Saidu, semangat pergerakan mahasiswa yang masih ada sampai saat ini merupakan bukti nyata bahwa hingga kini warisan spirit dari keempat pejuang tersebut masih terus hidup dan masih terus dikenang, mereka tidak gugur sia-sia, mereka masih hidup bersama-sama kita untuk menuntaskan cita-cita dan agenda reformasi.

“Seharusnya pemerintah sekarang, yang menikmati hasil perjuangan dari reformasi, dapat menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Reformasi untuk keempat pejuang reformasi tersebut. Pemerintah jangan pernah melupakan sejarah JAS MERAH dan juga harus hadir dalam penuntasan kasus gugurnya empat pejuang reformasi,” tegasnya.


Paperti 98 Desak Pemerintah Anugrahi GPN untuk 4 Mahasiwa Trisakti