Kunjungan Wisatawan di Malioboro Turun Drastis Selama Libur Lebaran

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kunjungan Wisatawan di Malioboro Turun Drastis Selama Libur Lebaran


JawaPos.com–Tingkat kunjungan wisatawan di tempat tujuan utama wisata di Jogjakarta, Malioboro, mengalami penurunan yang cukup drastis selama libur Lebaran. Yakni rata-rata hanya dikunjungi sekitar 500 hingga 700 orang per hari.

”Jumlah kunjungan sempat mengalami sedikit kenaikan pada Sabtu (15/5) malam. Namun tidak terlalu banyak. Jumlah wisatawan yang berkunjung pun masih kurang dari 1.000 orang,” kata Wakil Wali Kota Jogjakarta Heroe Poerwadi seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta.

Menurut dia, penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke Malioboro terjadi karena adanya kebijakan larangan mudik dan pengetatan syarat perjalanan ke luar daerah selama pemberlakuan PPKM mikro. Kebijakan larangan mudik ditambah penyekatan di sejumlah titik perbatasan Jogjakarta, menyebabkan jumlah wisatawan pun mengalami penurunan yang signifikan.

”Jumlah kunjungan saat libur Lebaran ini pun turun sangat drastis jika dibanding rata-rata kunjungan harian di Malioboro pada masa pandemi,” terang Heroe.

Rata-rata kunjungan pada saat hari kerja bisa mencapai 2.000 hingga 3.000 orang per hari. Bahkan saat akhir pekan atau libur panjang, bisa mencapai 4.000–5.000 wisatawan per hari. Heroe menyebut, penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung tidak hanya terjadi di kawasan Malioboro tetapi juga di objek wisata lain di Kota Jogjakarta.

Penurunan jumlah kunjungan wisatawan juga berpengaruh pada menurunnya omzet pedagang kaki lima di Malioboro, maupun di pertokoan dan pusat oleh-oleh yang biasanya ramai diserbu wisatawan saat masa libur. Bahkan, pelaku perhotelan juga merasakan sepinya pengunjung.

Berdasar catatan Pemerintah Kota Jogjakarta, jumlah warga atau pemudik yang tercatat masuk ke kota tersebut sejak 22 April hingga saat ini hanya 272 orang.

”Kebijakan larangan mudik hingga pengetatan perjalanan selama PPKM mikro ini memang berpengaruh pada lesunya industri pariwisata di Jogjakarta, semua mengalami pukulan yang cukup berat,” tutur Heroe.

Meskipun demikian, Heroe berharap, kebijakan larangan mudik tersebut bisa memberikan dampak pada upaya pemerintah mengurangi risiko penularan Covid-19 akibat libur panjang.

”Selama libur Lebaran, temuan kasus Covid-19 di Jogjakarta juga sedikit. Peningkatan kasus positif sangat sedikit dengan angka kesembuhan tinggi,” kata Heroe yang juga ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jogjakarta.

Dia berharap, kecilnya angka penambahan kasus Covid-19 tersebut menunjukkan kondisi yang sebenarnya bukan disebabkan pada masa libur Lebaran banyak laboratorium pemeriksaan Covid-19 yang juga membatasi layanan.


Kunjungan Wisatawan di Malioboro Turun Drastis Selama Libur Lebaran