June 14, 2020 at 06:50AM - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Antisipasi Gelombang Kedua -

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Antisipasi Gelombang Kedua

JawaPos.com–Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat mengantisipasi gelombang kedua serangan virus korona jenis baru melalui pembukaan berbagai kegiatan masyarakat di sejumlah sektor secara bertahap. Khusus sektor pariwisata Pemprov Jabar merekomendasikan kepada kepala daerah untuk membuka destinasi wisata outdoor (luar ruangan) dan beroperasi pada siang hari

Sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara proporsional diterapkan, pemprov secara bertahap membuka kegiatan di sejumlah sektor secara bertahap sebagai antisipasi munculnya gelombang kedua serangan Covid-19. Gubernur Jabar yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jabar M. Ridwan Kamil seperti dilansir dari Antara menjelaskan, sektor yang pertama dibuka adalah kegiatan di tempat ibadah. Setelah itu, kegiatan yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian, tetapi berisiko kecil terhadap penularan Covid-19, seperti industri dan perkantoran, kemudian sektor perdagangan, pariwisata, dan pendidikan.

”Jadi, hiburan malam dan yang sifatnya pariwisata malam hari, kami tidak rekomendasikan dulu, walau diskresi tetap ada di pemerintah kabupaten/kota,” kata Ridwan.

Ridwan mengatakan, rekomendasi tersebut merujuk pada gelombang dua serangan Covid-19 di Korea Selatan, di mana penularannya terjadi di destinasi wisata malam hari. ”Pendidikan juga kami masih tahan. Kasus di Israel, Prancis, dan Korea Selatan, klaster pendidikan tinggi. Maka, pendidikan per hari ini belum kita buka dulu, sampai situasi aman,” terang Ridwan.

Dia menyebut, potensi penularan Covid-19 di pasar tradisional tergolong tinggi. Apalagi pedagang di sejumlah pasar di Jabar terkonfirmasi positif Covid-19. Oleh karena itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jabar memfokuskan tes masif di 700 pasar se-Jabar.

Dia mengatakan, ketidakdisiplinan pedagang dan pembeli dalam jaga jarak, pemakaian masker, serta adanya kerumunan, memicu munculnya kasus positif di pasar tradisional. ”Kami meyakini banyak pembeli dan penjual tidak disiplin pakai masker, sehingga pembeli bisa tertular penjual, penjual bisa tertular oleh pembeli,” papar Ridwan.

Sebanyak 627 Mobile Covid-19 Test dan Laboratorium Moblie Bio Safety Level 3 (BSL3) dari PT Bio Farma (Persero) disiapkan gugus tugas provinsi untuk mengambil sampel di pasar tradisional. Tes masif terdiri atas tes cepat dan tes usap.

Ridwan menyatakan, pengetesan secara masif akan didahului dengan sosialisasi dan komunikasi yang memadai, dengan tujuan mengantisipasi penolakan tes masif, seperti di sejumlah daerah lain. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk mengawal pengetesan itu, sehingga tidak ada penolakan masyarakat karena kurangnya sosialisasi.

”Total 700 pasar yang akan kami lakukan pengetesan, sehingga tidak ada pedagang pasar yang terkena dan mengakibatkan kerugian berupa penutupan pasar dalam waktu yang tidak ditentukan,” ucap Ridwan.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

 

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Antisipasi Gelombang Kedua