June 18, 2020 at 09:41AM - Pedagang Bawang Putih Khawatirkan Penimbunan dan Permainan Harga -

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pedagang Bawang Putih Khawatirkan Penimbunan dan Permainan Harga

JawaPos.com – Sejak diberlakukan Permendag Nomor 27 Tahun 2020 terkait relaksasi impor bawang putih dan bombay, harga kedua komoditi ini kembali turun. Penurunan harga bawang putih dan bawang bombay bahkan sampai ke tingkat paling rendah.

Sebelum relaksasi, terlebih di masa pandemi Covid-19, harga bawang putih sempat melonjak sampai Rp 60.000 per kilogram. Lebih parah, bawang bombay pernanh menyentuh angka Rp 120.000 per kilogram. Ketika relaksasi terjadi, harga bawang putih menjadi rata-rata Rp 25.000 per kilogram dan bombay Rp 20.000 per kilogram.

Dengan berakhirnya relaksasi impor per 31 Mei 2020, timbul kekhawatiran di kalangan pedagang. Mereka takut terjadi permainan harga seperti yang sebelumnya dilakukan oleh segelintir importir.

Meskipun Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto sudah menjelaskan bahwa jumlah Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang diterbitkan per Maret 2020 sudah mencapai 450 ribu ton, namun jumlah tersebut tidak menjamin harga bawang putih tetap stabil seperti sekarang ini.

Salah satu pedagang bawang putih Pasar Induk Kramat Jati, Khairul Piliang mengatakan pihaknya meyakini adanya lonjakan harga bawang putih usai berakhirnya relaksasi impor dan diberlakukan kembali kuota impor. “Jika diberlakukan pasti naik, bulan depan lah pasti harga udah diatas 15.000 lagi gambaran saya,” ujarnya, Kamis (18/6).

Tak hanya itu, bahkan dirinya juga mengkhawatirkan adanya penimbunan stok bawang putih ketika harga mulai naik. “Udah pasti itu (penimbunan). Kalau saya orang pasar, mahal dibeli, mahal dijual. Harusnya bebaskan saja impor,” ucapnya.

Salah satu pemerhati pertanian Syaiful Bahari secara terpisah mengatakan, harga bawang putih dan bombay yang dinikmati masyarakat saat ini adalah harga yang sebenarnya. “Jadi kalau setelah berakhirnya relaksasi harga kembali naik, berarti ada rekayasa dan permainan harga seperti tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.

Menurutnya, tidak ada alasan harga kedua barang itu kembali naik karena sekarang ini panen raya bawang putih di Tiongkok kurang lebih 7 juta ton, lebih tinggi dari tahun sebelumnya berkisar 5 juta ton.

“Harga panen baru bawang putih di Tiongkok sampai pelabuhan Indonesia antara 450 sampai 500 dollar AS per ton. Harga tersebut bisa jadi patokan berapa harga yang seharusnya dibeli oleh masyarakat. Asal tidak ada penimbunan dan rekayasa harga konsumen bisa menikmati harga bawang putih yang wajar sepanjang tahun,” tutupnya.

Pedagang Bawang Putih Khawatirkan Penimbunan dan Permainan Harga