Petani Bawang Kediri Optimalkan Pendapatan di Tengah Pandemi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Petani Bawang Kediri Optimalkan Pendapatan di Tengah Pandemi


JawaPos.com – Pandemi covid-19 yang merenggut kehidupan perekonomian berbagai lapisan masyarakat membuat banyak pelaku usaha khususnya UMKM terpuruk. Kebijakan pemerintah terkait segala kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal bersifat sosial termasuk perekonomian harus dihentikan untuk menekan penyebaran virus.

Beruntung, masyarakat Desa Siman, Kebupaten Kediri, dengan komoditas unggulan pertanian bawang sayur atau bawang daun dapat bertahan dari pandemi. Sebagai supplier bawang sayur terbesar di Jawa Timur, para petani mampu memanfaatkan situasi kondisi selama pandemi untuk mendulang pundi-pundi rupiah.

Kepala Desa Siman, Subagiyo mengatakan, selama pandemi para petani ini tidak kesulitan mencari pasar. Kebutuhan akan bawang sayur cukup besar, apalagi ditambah dengan regulasi pemerintah dalam hal pembatasan impor.

“Di berbagai pihak banyak terjadi kemerosotan ekonomi, namun saat kondisi begini, permintaan bawang sayur di untuk Jawa Timur justru cukup tinggi,” katanya.

Subagiyo menuturkan, kualitas bawang sayur lokal jauh lebih baik dibandingkan impor. Nilai jual pun cukup stabil, berkat pembatasan impor oleh pemerintah. Dengan begitu, otomatis permintaan pengiriman bawang daun juga semakin banyak.

“Sehingga taraf hidup perekonomian di wilayah Desa Siman tidak merosot,” ucap Subagiyo.

Subagiyo menambahkan, di desanya panen hasil tani bawang daun memakan waktu 45 hingga 60 hari. Sekali panen para petani bisa mendapatkan omzet mencapai Rp 100 juta per hektare sawah, karena nilai jual bawang daun sangat stabil di kisaran Rp 12.000-Rp 13.000 per kilogram.

“Nilai jual bawang daun di sini memang lebih tinggi dari bawang sayur impor yang kisaran Rp 7.000-Rp 8.000, namun dari segi rasa dan keawetan, bawang sayur kami lebih unggul sehingga banyak dicari,” ujarnya.

Sebagai bentuk wujud mendukung program pemerintah, PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo, anggota dari Holding Perasuransian dan Penjaminan Indonesia Finansial Grup (IFG) melakukan kegiatan pelatihan pengembangan UMKM bagi Kelompok Tani Bawang Sayur di Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kediri. Himawan Sutanto, Kepala Divisi Penjaminan KUR dan Program Askrindo mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah membangun ekosistem UMKM di Desa Siman secara berkelanjutan untuk mendapatkan kualitas produk yang baik dan pemenuhan bahan baku yang cukup.

Askrindo melalui program pemerintah yakni Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR), turut serta membantu UMKM tidak hanya melalui penjaminannya saja namun juga berkontribusi langsung melalui pelatihan dan pembinaannya. “Kami melihat Desa Siman cukup berkembang di sektor bawang sayur ini. Hasil tani bawang sayur Desa Siman mampu menjadi supplier di sebagian besar wilayah Jawa Timur dan Askrindo akan selalu mendorong UMKM berpotensi untuk menjadi UMKM yang mandiri dan besar,” ujar Himawan.

Gami Aji, Pemimpin Cabang Askrindo Kediri mengatakan, sektor pertanian di wilayah Kediri sangat baik. Potensi pasarnya masih sangatlah besar untuk digarap.

“Di wilayah Kediri kami banyak terjun untuk mengetahui kondisi langsung UMKM, produktivitas para UMKM di sini sangat baik, terbukti dengan kredit pinjaman mereka di bank yang tidak macet,” tegas Gami.

Sebagai informasi, sejak Januari hingga November 2020, Askrindo Cabang Kediri telah menutup Penjaminan KUR sebesar Rp 443 miliar dengan 13.934 debitur. Sedangkan untuk Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejak Juli hingga November 2020 Askrindo Cabang Kediri telah menutup sebanyak 524 debitur dengan nilai penjaminan Rp 292 miliar. Dan, untuk sektor pertanian dan perdagangan potensi penyerapan penjaminan KUR di wilayah Kediri sangat besar.


Petani Bawang Kediri Optimalkan Pendapatan di Tengah Pandemi