Pakar Minta Rumah Sakit Antisipasi Lonjakan Covid-19 setelah Lebaran

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pakar Minta Rumah Sakit Antisipasi Lonjakan Covid-19 setelah Lebaran


JawaPos.com–Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 mengingatkan rumah sakit mengantisipasi ledakan kasus Covid-19 setelah Lebaran Idul Fitri tahun ini. Tim pakar minta kapasitas tempat tidur pasien bisa terpenuhi.

Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin menyatakan, tingginya mobilitas masyarakat selama Ramadan hingga momen Lebaran dapat memicu penularan Covid-19 secara masif. Semua pihak harus bersiap menghadapi kemungkinan lonjakan kasus baru dalam satu minggu hingga sebulan ke depan

”Jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Ramadan 2021 sebanyak 3.310 kasus atau 7 kali lipat dibanding Ramadan 2020. Satu bulan setelah Ramadhan 2020, jumlah kasus baru bertambah sebanyak 2.068 orang atau tumbuh 4,34 kali lipat dari jumlah kasus baru yang terdeteksi pada bulan puasa tahun itu,” tutur Hidayatullah Muttaqin seperti dilansir dari Antara.

Kondisi tersebut menurut dia, mengisyaratkan potensi penularan sebelum dan setelah Lebaran tahun ini jauh lebih besar dan lebih masif dibandingkan dengan pada 2020. Salah satu konsekuensinya adalah bertambahnya jumlah masyarakat yang membutuhkan layanan rumah sakit rujukan Covid-19, khususnya bagi para penderita dengan gejala berat atau agak berat.

Dia mengambil contoh kondisi di Kalimantan Selatan yang berdasar data Dinas Kesehatan per April 2021, jumlah tempat tidur isolasi di seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 ada 543 unit. Sedangkan untuk ICU ada 36 unit. Adapun tingkat keterisian untuk Isolasi pada April rata-rata sekitar 65 persen dan ICU sekitar 75 persen.

”Berdasar data tersebut, rumah sakit di Kalimantan Selatan akan mengalami kelebihan kapasitas dalam memberikan pelayanan kepada pasien jika jumlah penduduk yang terinfeksi dan membutuhkan rawat inap lebih dari 579 orang termasuk ICU,” ujar Hidayatullah Muttaqin.

”Padahal batas aman tingkat keterisian tempat tidur 60 sampai 80 persen. Untuk Kalsel berarti akan menjadi situasi darurat jika jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit sudah melebihi 434 orang,” tambah Hidayatullah Muttaqin.

Sementara itu, situasi terkini kasus aktif Covid-19 per 17 Mei sebanyak 905 orang. Jika asumsi rasionya sekitar 30 persen, berarti ada sekitar 272 orang yang sedang dirawat. Sehingga, tingkat keterisian rumah sakit rujukan di Kalsel masih berada di bawah 50 persen.

”Perhitungan ini membantu kita dalam mengantisipasi kemungkinan ledakan kasus setelah Lebaran yaitu apakah cukup ketersediaan ICU dan isolasi dan kapan harus melakukan penambahan tempat tidur serta sumber daya tenaga kesehatan yang diperlukan,” ucap Hidayatullah Muttaqin.


Pakar Minta Rumah Sakit Antisipasi Lonjakan Covid-19 setelah Lebaran