Masuk Sekolah Lagi, Bangun Kebiasaan Baik Selama 21 Hari

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Masuk Sekolah Lagi, Bangun Kebiasaan Baik Selama 21 Hari


Yeay! Bunda, ayah, siapa yang anaknya mulai masuk sekolah bulan ini? Si kecil tidak main bareng teman sekelasnya hampir dua tahun lho. Superkangen deh. Nah, parents perlu mempersiapkan semua kebutuhan anak untuk belajar di sekolah lagi. Termasuk kesiapan mental anak.

BUKU? Sudah. Tas? Oke. Sepatu? Sudah bersih dan mengkilap. Dasi atau atribut seragam? Lengkap! Eits, ada kebutuhan lain yang perlu parents siapkan yes. Menurut konselor anak dan pernikahan Rensia Sanvira, ada beberapa bekal yang diperlukan. Di antaranya, disiplin waktu, membuat perencanaan, disiplin protokol kesehatan, sampai cara berkomunikasi langsung dengan orang lain.

Mengapa perlu disiapkan cara berkomunikasi langsung dengan orang lain? Rensia mengatakan, selama 1,5 tahun, anak belajar hingga berinteraksi dengan temannya secara digital (online). Tidak berinteraksi langsung. ”Termasuk bagaimana mengucapkan kata maaf dan terima kasih. Serta bagaimana menyapa teman, terutama anak yang baru masuk sekolah,” kata perempuan kelahiran Surabaya itu.

Kesabaran ekstra dibutuhkan parents untuk menghadapi anak yang akan belajar lagi di sekolah. Salah satu tantangannya adalah membangunkan anak lebih awal. Misalnya, si kecil yang masuk sekolah pukul 07.00. Biasanya, ketika anak belajar online, anak bangun lebih siang.

Bangun kembali kebiasaan-kebiasaan lama saat anak masih sekolah offline. Misalnya, jam bangun lebih pagi dan tidur tak terlalu malam. Awasi penggunaan gadget atau gawai. Ketika sekolah online, mungkin anak bisa lebih akrab dengan gawai. ”Nah, saat sekolah offline, coba dipantau lebih ketat lagi. Jangan sampai jadi alasan anak buat main gadget,’’ ujar Rensia.

Adakah waktu ideal untuk membangun kembali kebiasaan-kebiasaan tersebut? Pendiri situs Mamalyfe.id itu mengungkapkan, menanamkan kebiasaan minimal 14 hari sebelum sekolah offline dimulai. Sebetulnya, lanjut dia, paling bagus selama 21 hari untuk membentuk habit anak.

Karena pandemi belum usai, parents perlu berpesan mengenai protokol kesehatan. Mulai bagaimana mengganti masker serta kapan harus menggunakan sanitizer. Apabila merasa ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh, anak diminta segera melapor kepada guru.

Ikut Mempersiapkan Kebutuhan Sekolah

INDAH Carolina tak kalah antusias dengan Habibi, 11, setelah tahu pengumuman bahwa siswa akan belajar kembali di sekolah. Kali pertama mendengar informasi tersebut yang disampaikan sekolah melalui online (dalam jaringan), Habibi lantas berteriak. Indah yang ada di samping Habibi sempat kaget.

”Hore main di sekolah lagi, kata si Habibi. Habibi ada di sebelah aku. Karena sekolah mewajibkan siswa ikut Zoom (online, Red) waktu itu,” kata Indah. Selama 1,5 tahun, Habibi tak bisa bertemu dengan teman-temannya.

Sebetulnya, Indah bisa mengajak Habibi ke rumah teman sekolahnya. Namun, ibu dua anak itu khawatir dengan kondisi Covid-19. Habibi hanya bertemu lewat video call atau ketika pelajaran online kelasnya dimulai.

Habibi mulai kembali ke sekolah pada Senin (4/10) lalu. Di sekolah, per kelas hanya ada 5–7 anak. ”Ketat banget sekolahannya. Anak juga wajib membawa masker tambahan di tas dan sanitizer,” ujar Indah.

Pada hari perdana kembali ke sekolah, Indah mengungkapkan, Habibi sempat rewel, tapi tidak over. Hanya malas bangun dan minta tidur pagi lagi. Sementara itu, jam masuk sekolah pukul 07.00. Butuh waktu 30 menit buat sampai ke sekolah. Belum kepotong waktu untuk sarapan.

Pada hari sebelumnya, Indah sudah menyusun strategi. Dia menyiapkan sarapan lebih pagi. ”Kalau masih sekolah online, Habibi sarapan pukul 08.00. Aku masak pukul 06.30 sih. Karena anak masuk sekolah, sarapan harus matang pukul 06.00,” ucapnya.

Malam hari sebelumnya, dia ikut mempersiapkan keperluan Habibi. Hal itu bertujuan untuk membangun bonding kepada anak. ”Supaya anak merasa, wah semangatnya masuk sekolah sama kayak mamanya. Paginya juga biar tidak ribet nyiapin buku,” tambahnya.

Beda lagi dengan Sintia Ardianti. Tahun ini, Kenzo Lorenso, 7, mulai masuk sekolah ke jenjang sekolah dasar. Jika Habibi mulai belajar di sekolah, lain halnya dengan Kenzo. ”Jadi murid baru, tapi masih sekolah online,” katanya.

Mommy kelahiran Bandung itu menuturkan, ketika anak tantrum saat masuk sekolah, parent perlu menanyakan kenapa. Apa karena anak tidak nyaman? Atau, apa yang membuat anak rewel?

YEAY, BALIK KE SEKOLAH LAGI!

– Apa starter pack yang parents siapkan buat si kecil? Coba deh ditulis dulu hari ini supaya ketika anak benar-benar masuk sekolah bisa lebih siap!

– Sanitizer atau tisu basah yang mengandung bahan alkohol. Ini paling penting, Mom-Dad. Mengapa? Untuk memastikan anak aman dan selalu bersih pada masa pandemi. Jangan lupa ingatkan anak agar rutin memakainya ya.

– Bekal makanan dan minuman dari rumah. Coba kasih pengertian kepada anak supaya tidak jajan sembarangan di sekolah. Nah, anak tetap perlu asupan makanan kan? Karena itu, buatkan bekal makanan dan minuman.

– Stok masker. Untuk mencegah adanya kerusakan masker di tengah-tengah pembelajaran, parents bisa memberi masker cadangan dan menaruhnya di dalam tas anak ya.

– Yang terakhir, ada yang tahu? Semangat dari bunda-ayah. Itu amat penting. Peluk dan kecup pipi anak sebelum berangkat sekolah supaya lebih semangat.


Masuk Sekolah Lagi, Bangun Kebiasaan Baik Selama 21 Hari