June 16, 2020 at 07:07AM - Peneliti Italia Temukan Bukti Radiasi Matahari Bisa Bunuh Virus Korona -

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Peneliti Italia Temukan Bukti Radiasi Matahari Bisa Bunuh Virus Korona

JawaPos.com – Sejak virus Korona jenis baru diumumkan oleh WHO sebagai pandemi, masyarakat beramai-ramai berjemur di bawah sinar matahari. Ternyata cara itu ada korelasinya dengan temuan terbaru dari peneliti Italia. Para peneliti menemukan bukti bahwa sinar ultraviolet (UV) yang dihasilkan oleh radiasi matahari dapat membantu membunuh virus Korona.

Tim Astrofisikawan Italia mengatakan bahwa dampak wabah Covid-19 di seluruh dunia mungkin bisa dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Seperti halnya bentuk sinar ultraviolet UVA dan UVB, radiasi matahari mengandung UVC, yang memiliki panjang gelombang lebih pendek, lebih energik yang cukup kuat untuk memecah bahan genetik. Untungnya, sebagian besar UVC disaring oleh lapisan ozon.

Hanya saja, tim peneliti dari Institut Nasional untuk Astrofisika di Roma, yang dipimpin oleh Dr Fabrizio Nicastro, menghitung dosis radiasi UVA dan UVB yang mampu menyebabkan kerusakan yang sama pada virus Korona setara dengan UVC. Mereka kemudian membangun model untuk memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membunuh virus di lebih dari 100 negara seperti dilansir dari AsiaOne, Senin (15/6).

Hasilnya bervariasi. Tetapi secara umum, dari Januari hingga April di negara-negara antara 40 hingga 60 derajat utara khatulistiwa, paparan sinar UV selama antara 30 menit dan 14 jam sehari bisa membunuh 63 persen patogen. Wilayah itu meliputi banyak daerah termasuk Tiongkok, Italia, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat.

Penelitian ini sudah diterbitkan dalam makalah yang diterbitkan di situs pracetak arXiv.org minggu lalu.
Di negara-negara utara wabah berlangsung dengan kecepatan tinggi selama puluhan hari.

“Bukti nyata yang mendukung evolusi dan kekuatan pandemi mungkin telah dimodulasi oleh intensitas radiasi matahari UVB dan UVA,” katanya.

Para peneliti kemudian mengalihkan perhatian mereka ke bagian selatan dunia dan menemukan bahwa pada periode yang sama, di daerah antara 40 dan 60 derajat selatan khatulistiwa, dibutuhkan sekitar empat hingga 35 menit sinar matahari untuk membunuh virus. Daerah itu termasuk Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Chili, Argentina, dan Zimbabwe. Namun, tidak semua lokasi selatan memiliki kondisi yang baik. Brasil telah mengalami tingkat infeksi yang tinggi sejak Maret. Salah satu penyebabnya, karena tingkat paparan UV menurun akibat perubahan musim.

Seorang astronom di Purple Mountain Observatory di Kota Nanjing, Tiongkok timur, Profesor Li Ying,  mengatakan para ilmuwan menghadapi banyak tantangan dalam membangun bukti yang kuat antara radiasi matahari dan penyebaran Covid-19. Penyebaran virus dipengaruhi oleh begitu banyak faktor.

Beberapa peneliti menduga perubahan aktivitas matahari dalam beberapa bulan terakhir telah mengurangi jumlah radiasi yang menghantam bumi. Sehingga perubahan itu menyebabkan munculnya penyebaran virus. Tetapi Li mengatakan tidak ada bukti untuk mendukung spekulasi semacam itu.

“Kami berharap aktivitas matahari akan mencapai titik tertinggi dalam dua atau tiga tahun mendatang,” katanya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Peneliti Italia Temukan Bukti Radiasi Matahari Bisa Bunuh Virus Korona