June 25, 2020 at 07:16AM - Pasien Karantina Tulungagung Keluhkan Ketidakpastian SOP Covid-19 -

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pasien Karantina Tulungagung Keluhkan Ketidakpastian SOP Covid-19

JawaPos.com–Sejumlah penghuni asrama karantina Covid-19 di Rusunawa IAIN Tulungagung mengeluhkan standard operasional procedure (SOP) penanganan pasien terkonfirmasi positif SARS-Cov-2 yang dinilai tidak transparan. Sehingga, proses evakuasi mereka ke asrama karantina dinilai melanggar HAM.

Segala permasalahan dan keluhan itu diungkapkan sejumlah pasien OTG (orang tanpa gejala) maupun berstatus PDP (pasien dalam pengawasan) karena dinyatakan reaktif Covid-19, saat bertemu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rokhmad.

”Kami mempermasalahkan cara penanganan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang cenderung tidak jelas. Tidak pasti,” kata Nurhadiansyah, salah satu penghuni asrama karantina Covid-19 seperti dilansir dari Antara di Rusunawa IAIN Tulungagung.

Nurhadiansyah dan sejumlah warga Desa Kesambi, Kecamatan Bandung menjadi korban ketidakpastian SOP penanganan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka dievakuasi tim GTPP Covid-19 melalui tim kesehatan tingkat kecamatan, tanpa mendapat surat pemberitahuan resmi tentang hasil tes usap yang sudah mereka jalani sebelumnya. Para pasien COVID-19 berstatus OTG itu, berikut keluarganya di rumah kemudian merasa dikucilkan.

”Langkah proteksi dan tindakan mitigasi yang dilakukan tim GTPP Covid-19 tingkat desa dan kecamatan cenderung berlebihan,” ungkap Nurhadiansyah.

Menurut dia, lingkungan sekitar hunian warga yang terkonfirmasi positif ataupun reaktif Covid-19 diisolasi, beberapa akses jalan diblokir, warga yang tinggal serumah dengan pasien terkonfirmasi positif SARS-CoV-2 tidak boleh keluar. Sementara itu, dukungan pangan dan logistik harian rumah tangga justru diabaikan. ”Beruntung di lingkungan kami ada dukungan dari komunitas ibu-ibu yang rutin memberikan bantuan kepada keluarga kami,” tutur Nurhadiansyah.

Kekecewaan terbesar yang dirasakan Nurhadiansyah dan sejumlah penghuni asrama karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung adalah cara penjemputan yang terkesan mendadak menggunakan mobil ambulans dan pakaian APD hazmat lengkap. Hal itu menimbulkan kepanikan warga lain yang berujung pada tindakan berlebihan GTPP desa terhadap keluarga pasien Covid-19 berikut lingkungan sekitarnya.

”Terus terang kami trauma. Harusnya sebelum dijemput kami diberi tahu dulu dan cara evakuasinya jangan sevulgar itu. Masyarakat kita belum siap, GTPP-nya juga masih gagap,” kata Nuhadiansyah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rokhmad menyatakan, bisa memaklumi keresahan pasien Covid-19 yang kini harus menjalani karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung. Dia akui SOP penanganan kasus terkonfirmasi positif SARS-Cov-2 belum terkonsolidasi dengan baik. Petugas selama ini mengedepankan pendekatan protokol kesehatan namun kurang mempertimbangkan sisi pasien yang butuh kepastian dan penjelasan tentang alasan mereka harus dievakuasi ke asrama karantina Covid-19.

”Karena mereka ini berstatus OTG, rekam medik itu tidak ada. Beda jika statusnya dirawat di rumah sakit. Tapi pada dasarnya surat keterangan itu ada. Cuma memang kami selama ini menggunakan pendekatan protokol kesehatan karena situasi kedaruratan dimana pasien positif ataupun reaktif Covid-19 harus segera dikarantina,” kata Kasil.

”Kami sedang susun SOP penanganan pasien Covid-19 agar lebih terstruktur, sesuai koridor protokol kesehatan, namun juga mempertimbangkan hak-hak pasien. Supaya saat mereka dibawa ke asrama karantina juga bisa nyaman tanpa ada merasa dipaksa apalagi dipenjara,” tambah Kasil Rokhmad.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

 

Pasien Karantina Tulungagung Keluhkan Ketidakpastian SOP Covid-19