Dreamsea Ajak Masyarakat Lestarikan Kekayaan Manuskrip Nusantara

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Dreamsea Ajak Masyarakat Lestarikan Kekayaan Manuskrip Nusantara


JawaPos.com – Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki kekayaan manuskrip yang sangat beragam, mulai dari aksara, bahasa, bahan, hingga tradisinya. Upaya pelestarian berupa preservasi dan konservasi mutlak diperlukan dan saat ini sedang giat dilakukan oleh berbagai lembaga maupun perorangan agar kekayaan yang tak ternilai harganya itu dapat terus lestari.

Digitalisasi merupakan salah satu upaya preservasi dengan mengalihmediakan manuskrip ke dalam format digital. Dengan peralihan sajian secara daring dan akses yang terbuka, diharapkan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai tingkatan usia terutama anak muda dapat secara sadar menjaga kekayaan manuskrip dan aksara Nusantara.

Salah satu kegiatan digitalisasi yang tengah dilakukan yaitu melalui program Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (Dreamsea). Program ini bertujuan untuk mendigitalisasi naskah kuno di Asia Tenggara, khususnya terhadap manuskrip-manuskrip yang disimpan oleh masyarakat Indonesia.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Centre for the Study of Manuscript Cultures (CSMC) University of Hamburg atas dukungan lembaga filantropis Arcadia Fund. Sinergi tersebut bakal dituangkan dalam acara Webinar Series on Indonesian Digitised Manuscripts ke-4 dengan tema: “Manuskrip dan Digitalisasi Aksara Nusantara”.

Para narasumber yang akan berbagi informasi dalam webinar ini merupakan tokoh inspiratif dalam bidang pelestarian manuskrip dan aksara Nusantara, yaitu Prof. Dr. Oman Fathurahman (Principal Investigator Dreamsea, Pengampu NGARIKSA), Dr. Munawar Holil, M.Hum. (Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara), Prof. Dr. Yudho Giri Sucahyo (Ketua Dewan Pengurus Pandi), dan Andi Alfian Mallarangeng, Ph.D. (Pembina Yayasan Lontaraq Nusantara).

Di pihak lain, Pengelola Nama Domain Indonesia (Pandi) tengah berupaya untuk mendigitalisasi setiap aksara daerah yang ada di Indonesia agar dapat digunakan dalam berbagai platform digital. Aksara daerah yang banyak terdokumentasikan dalam manuskrip kuno Nusantara menjadi sumber utama dalam proses digitalisasi aksara, namun, tidak banyak orang yang mampu membacanya.

Oleh karena itu, diperlukan sinergi yang baik dengan pihak yang memiliki keahlian dalam pengkajian manuskrip. Dalam hal ini, Manassa sebagai satu-satunya lembaga profesi yang mengkhususkan diri dalam kajian manuskrip Nusantara menjadi jembatan pengetahuan naskah dan aksara Nusantara.

Ketua Pandi, Yudho Giri Sucahyo menyebut bahwa promosi dan sosialisasi digitalisasi aksara Nusantara juga harus giat dilakukan. “Untuk mendukung program tersebut, Pandi siap bersinergi untuk kemudian bekerja sama dengan Manassa dan Dreamsea untuk membahas upaya digitalisasi naskah, aksara Nusantara, serta peluang pemanfaatannya untuk mendukung kajian filologi di Indonesia,” kata Yudho dalam keterangan persnya.

Terkait kegiatan ini Prof. Dr. Oman Fathurahman selaku Principal Investigator Dreamsea menyatakan dukungannya terhadap kegiatan digitalisasi manuskrip dan aksara Nusantara. Sejak 2017, dirinya menyebut, Dreamsea telah bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dan berbagai komunitas budaya telah berhasil mendigitalkan 193.646 halaman manuskrip dari 58 koleksi milik masyarakat Indonesia.

“Dreamsea memfasilitasi penyediaan digitalisasi manuskrip untuk dimanfaatkan berbagai keperluan termasuk penyelamatan aksara. Dari ribuan manuskrip yang telah berhasil didigitalisasi oleh Dreamsea, teridentifikasi 18 jenis aksara yang digunakan. Tentu saja, perlu dilakukan tindak lanjut setelah digitalisasi naskah. Digitalisasi aksara adalah salah satu yang dapat diupayakan,” paparnya.

Senada dengan Prof. Oman, Ketua Umum Manassa, Dr. Munawar Holil menyatakan, digitalisasi manuskrip Nusantara yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga maupun perorangan merupakan salah satu langkah preservasi isi kandungan naskah. Aksara yang terdokumentasi dalam manuskrip digital perlu dibaca agar isinya dapat diterjemahkan secara relevan dengan masa kini.

“Digitalisasi aksara pada manuskrip membuka peluang untuk dimanfaatkan dalam kajian Filologi Nusantara,” ungkapnya.

Webinar akan dilaksanakan secara langsung dan daring pada Rabu, 10 Maret 2021 melalui Facebook dan kanal YouTube Dreamsea Project. Pendaftaran dibuka untuk umum melalui pranala s.id/webinardreamsea4.


Dreamsea Ajak Masyarakat Lestarikan Kekayaan Manuskrip Nusantara