Buat Buku tentang Covid-19, Terjual 1.000 Eksemplar untuk Sosial

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Buat Buku tentang Covid-19, Terjual 1.000 Eksemplar untuk Sosial


Banyak cara untuk mengedukasi masyarakat tentang Covid-19. Salah satunya melalui buku yang dibuat dosen dan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya). Buku tersebut mengantarkan keduanya mendapatkan penghargaan terbaik kedua dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada 2021.

SEPTINDA AYU PRAMITASARI, Surabaya

MARISCA Evalina Gondokesumo dan Fenny Kusuma Leliga mengeluarkan buku karya mereka berjudul Covid-19 dari tas di rooftop gedung Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya) kemarin (14/10). Buku karya pertama mereka tersebut dinobatkan sebagai buku terbaik kedua subjek Covid-19 dalam Anugerah Buku Terbaik 2021 oleh Perpusnas RI. Mereka membuktikan dengan piala dan piagam kemenangan.

Ya, buku tersebut ditulis berdasar kondisi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, bahkan belahan dunia. Apalagi, pada awal pandemi, virus SARS-CoV-2 menjadi perbincangan hangat hingga menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.

’’Diperparah dengan adanya hoaks yang menyebar di masyarakat melalui media sosial,” kata Marisca.

Dosen Fakultas Farmasi Ubaya itu pun memiliki keinginan untuk memberikan informasi-informasi perkembangan Covid-19 melalui sebuah buku. Tujuannya, membantu menjawab kepanikan dan keresahan terkait isu dan hoaks yang berkembang di masyarakat.

’’Pada akhir 2019, Covid-19 menjadi topik hangat. Kasus tersebut masuk Indonesia pada Maret 2020. Saat itu banyak masyarakat yang masih minim informasi,” ujarnya.

Karena itu, banyak orang yang akhirnya memiliki mindset salah terhadap Covid-19. Dari situlah, Marisca dan Fenny, mahasiswanya, memulai menulis buku tentang Covid-19. Tepatnya pada Juni 2020.

’’Kami harap buku dapat menjadi sumber informasi yang aktual menjawab isu dan hoaks berdasar fakta yang sudah dirangkum dari berbagai sumber tepercaya,” kata dia.

Marisca menuturkan, buku tersebut juga didesain dengan inovasi baru dalam penyampaian informasi. Setiap bab yang berisi topik tertentu akan diakhiri dengan rangkuman berupa poster.

’’Poster tersebut dapat membantu pembaca buku dalam mengingat kembali intisari dari topik yang dibahas,” jelasnya.

Desain poster atau gambar dibuat langsung oleh Fenny. Poster tersebut tidak sekadar menampilkan informasi lewat gambar, tetapi juga lengkap dengan scan barcode. Jadi, pembaca bisa mengunduh poster dan menyimpannya. Bahkan mencetaknya.

’’Pembaca bisa mudah mengingat kembali semua yang sudah dibaca,” ujarnya.

Kini buku itu sudah bisa didapatkan di toko buku, baik cetak maupun e-book. Dengan begitu, masyarakat bisa mengakses informasi lebih mudah. Saat ini penjualan buku Covid-19 tersebut sudah terjual lebih dari 1.000 eksemplar.

’’Uang hasil penjualan tidak kami ambil untuk kepentingan pribadi. Namun, kami manfaatkan untuk sosial,” katanya.

Marisca menambahkan, sebagian uang yang diterima akan disumbangkan ke panti asuhan dan panti jompo di Surabaya. Sisanya akan dibelikan hand sanitizer dan masker untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat umum.

’’Rencananya, ke depan kami membuat buku yang ramah penyandang disabilitas. Buku kami akan dibuat berupa audiobook dan braille,” ujarnya.

Marisca berharap ke depan penyandang disabilitas dapat menikmati buku karyanya. Sebelumnya, survei juga dilakukan di yayasan tunanetra terkait kebutuhan informasi Covid-19 dalam bukunya.

’’Masih banyak revisi. Nanti mengikuti perkembangan Covid-19 dan membuat buku seri kedua,” katanya.

Fenny menambahkan, kesulitan dalam pembuatan buku tentang Covid-19 tersebut adalah mengumpulkan artikel-artikel di Indonesia maupun internasional. Sebab, pada awal pandemi, penelitian masih minim.

’’Sumber yang kami gunakan tentu dapat dipertanggungjawabkan. Ada daftar pustaka yang kami tampilkan dalam buku,” imbuhnya.


Buat Buku tentang Covid-19, Terjual 1.000 Eksemplar untuk Sosial