Deposito Turun, DPK Tumbuh

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Deposito Turun, DPK Tumbuh


JawaPos.com – Penurunan tingkat bunga penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdampak terhadap penempatan dana masyarakat di deposito perbankan. Meski begitu, dana pihak ketiga (DPK) perbankan justru meningkat.

Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rudi As Aturridha menuturkan, total simpanan berjangka (deposito) mengalami penurunan sebesar -21,72 persen year-on-year (YoY). Penurunan tersebut merupakan bagian dari strategi pengelolaan likuiditas (liquidity management) Bank Mandiri yang menitikberatkan pada peningkatan dana murah alias current account and saving account (CASA). Sehingga dapat menekan biaya dana atau cost of fund.

Rudi mengatakan, suku bunga deposito rupiah Bank Mandiri saat ini (Agustus 2021) terjaga di level 2,70 persen per annum untuk seluruh tenor. “Suku bunga ini bila dibandingkan periode bulan Agustus 2020 turun secara bertahap dari semula yang sebesar 4 sampai 4,25 persen per annum,” katanya kepada Jawa Pos, Sabtu (2/10).

Di sisi lain, total DPK perseroan meningkat 7,85 persen. Untuk menjaga pertumbuhan DPK Bank Mandiri secara aktif terus mengembangkan layanan transaksi keuangan agar tetap dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada nasabah. Keunggulan produk DPK Bank Mandiri terletak pada kemudahan transaksi menggunakan kartu debit. Baik pada merchant offline dan online di dalam negeri maupun luar negeri serta aksebilitas lengkap layanan e-channel Bank Mandiri. Meliputi Mobile Banking Livin’ by Mandiri, SMS Banking, ATM, Mandiri Internet Bisnis, Mandiri Cash Management, serta fitur loyalty mandiri fiestapoin.

Rudi menjelaskan, pihaknya juga memiliki diversifikasi produk yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan perbankan nasabah. Misalnya, untuk produk tabungan terdapat produk Mandiri Tabungan Bisnis yang ditujukan bagi nasabah pebisnis. Tabungan tersebut dilengkapi dengan fitur gratis transaksi untuk menunjang kelancaran bisnis nasabah. Bagi nasabah payroll pun tersedia produk Mandiri Tabungan Payroll yang dilengkapi dengan solusi payroll package yang lengkap.

“Di samping itu, berbagai penyesuaian termasuk pengembangan digital juga dilakukan. Pembukaan rekening tabungan Bank Mandiri kini sudah hadir secara elektronik sehingga memudahkan karena dapat diakses nasabah dimana saja hanya dengan scan QR code #gakpakedonlot,” terangnya.

Melengkapi produk simpanan, lanjut Rudi, Bank Mandiri juga hadir dengan layanan transaksi keuangan menyeluruh bagi nasabah yang memerlukan pembiayaan. Mulai dari kredit mikro, small business enterprise, commercial, hingga korporasi.
“Bagi nasabah simpanan yang transaksinya telah dialihkan sepenuhnya ke Bank Mandiri, tentunya terdapat berbagai kemudahan yang ditawarkan terkait fasilitas pembiayaannya,” imbuhnya.

Bank Mandiri juga menawarkan kemudahan bertransaksi melalui agen Branchless Banking. Sehingga nasabah tidak perlu jauh jauh ke cabang untuk dapat menikmati layanan finansial Bank Mandiri. Selain itu, bank pelat merah itu juga mengembangkan community portal untuk memudahkan nasabah mendapatkan informasi mengenai produk dan layanan perbankan.

“Diharapkan dengan layanan-layanan tersebut, DPK Bank Mandiri dapat tumbuh sejalan dengan petumbuhan market perbankan secara nasional,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan tidak melihat adanya perubahan reaksi dari nasabah akibat penurunan tingkat bunga penjaminan oleh LPS. Dalam beberapa tahun terakhir, CIMB Niaga lebih fokus ke CASA sehingga tidak terlalu terdampak.

“Deposito practically tidak tumbuh. Meski memang secara YoY turun. Sedangkan CASA tumbuh 12 persen,” terang Lani melalui pesan singkat.

Menurut dia, suku bunga rendah saat ini mendukung iklim pertumbuhan pinjaman. Tecermin dari pertumbuhan pinjaman konsumer yang tetap tumbuh baik.

Kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 7 persen dan otomotif tumbuh 14 persen di CIMB Niaga Auto Finance.

Kenaikan KPR dipicu minat masyarakat untuk memiliki hunian yang cukup tinggi sekaligus investasi. Di sisi lain, juga banyak yang menjual rumah di secondary market karena butuh uang.

“Hanya kredit konsumsi yang masih negatif. Karena kegiatan belanja travel yang belum balik normal. Kami harap pariwisata bisa kembali dengan vaksinasi yang tinggi,” harapnya.


Deposito Turun, DPK Tumbuh