Melihat Banyaknya Dunia Melalui Perspektif Kuantum

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Melihat Banyaknya Dunia Melalui Perspektif Kuantum


Dengan ramuan kalimat yang lugas dan sedikit teknis, buku ini membuat pembaca berpikir kembali bagaimana keadaan semesta kita dan mengapa berperilaku demikian.

APA yang ada di benak Anda ketika mengetahui bahwa di luar sana banyak sekali dunia lain? Dunia yang sama sekali berbeda dan memiliki peristiwa bertolak belakang dari yang Anda tempati saat ini. Hal tersebut bisa saja terjadi sebab tak ada yang tak mungkin menurut perspektif kuantum.

Dalam buku ini, Carroll sebagai seorang ahli fisika teori berhasil memuaskan dahaga pembaca tentang misteri ranah mikroskopis. Alam ini sejatinya telah dalam keadaan kuantum sejak awal. Dimulai dengan satu fungsi gelombang yang berubah menurut persamaan Schrdinger yang kemudian membuka peta jalan bagi kemunculan ruang dengan geometri yang ditentukan oleh belitan kuantum.

Lalu, bagaimana dengan waktu itu sendiri? Relativitas menganggap ruang dan waktu sebagai dua hal yang setara, tetapi mekanika kuantum tidak menyatakan itu. Ada dua kemungkinan yang membentuknya: waktu memang sudah ada di sana atau energi yang persis nol menggiring pada kemunculan waktu sehingga tidak fundamental.

Buku ini terbagi menjadi tiga bagian dengan total empat belas bab. Penulis terlebih dahulu membawa kita menyelam pada mekanika klasik di mana keadaan sistem diberikan oleh posisi dan kecepatannya. Tak ada yang rumit. Konsep Newtonian terlihat gamblang dalam mekanisme itu. Kenyataan bahwa makhluk hidup atau benda mati memiliki sifat besar, berat, dan makroskopis membuat fisika klasik sebagai pendekatan yang berlaku bagi kita. Namun, kita tahu bahwa entitas apa pun bersifat kuantum dan ilmuwan mulai berpikir ke arah sana.

Teori ciamik ini kemudian lahir pada 1900 ketika Max Planck mengusulkan ide radikal bahwa cahaya dipancarkan dalam jumlah energi yang diskrit, dan lebih jauh Einstein menyusul gagasan soal cahaya yang sebenarnya muncul dalam bentuk kuantum mirip zarah. Di sisi lain, ada De Broglie yang menyatakan bahwa zarah memiliki sifat seperti gelombang. Berbagai temuan terus berlanjut hingga akhirnya membawa kita ke era mekanika kuantum modern saat Heisenberg mengenalkan mekanika matriks dan Schrdinger berkontribusi lewat mekanika gelombang sebagai dua cara ekuivalen yang menjelaskan fenomena kuantum.

Bagian dua lebih spesifik memaparkan teori banyak-dunia yang dikenalkan oleh Hugh Everett, teori yang berseberangan dengan Copenhagen interpretation yang dikemukakan oleh Niels Bohr dkk. Dalam tafsir yang mengakui dekoherensi kuantum ini, dunia akan bercabang setiap kali peristiwa acak tejadi sehingga menghasilkan alam semesta yang deterministik. Setiap versi yang terpisah memiliki hasil yang berbeda dari peristiwa itu, dunia dengan kejadian masing-masing. Namun sayang, keterbatasan kita sebagai pengamat menyebabkan sejumlah probabilitas tersebut tak dapat diamati.

Selain tafsir Copenhagen dan Everett, terdapat enam belas formulasi alternatif lain dalam memahami dunia mikroskopis, tiga di antaranya dikupas tuntas pada bab sembilan. Yang pertama datang dari teori GRW (dari nama para perumusnya Ghirardi, Rimini, dan Weber) tentang keruntuhan dinamis, fungsi gelombang tersebar, dan akhirnya terlokalisasi di titik tertentu. Alternatif kedua, mekanika Bohm menambahkan variabel tersembunyi di mana fungsi gelombang dan zarah yang berinteraksi melalui persamaan penuntun nonlokal. Terakhir ada Bayesianisme kuantum yang dibangun dengan sudut pandang bahwa setiap orang memiliki fungsi gelombang masing-masing.

Bukan hanya itu, pada bagian terakhir pembaca juga disuguhi narasi tentang ruang-waktu, medan kuantum, gravitasi kuantum, dan lubang hitam, yang pada akhirnya membuat kita tak bisa mengelak akan fakta bahwa semuanya memang kuantum. Maka, bersiaplah dengan manifestasi salah satu alternatif teori itu. Teori akan dunia yang tak terhitung banyaknya dan setiap versi Anda berada di situ.

Kuantum merupakan teori terbaik yang kita punya dalam lingkup mikroskopis, meski terkenal dengan reputasinya yang sangat susah, aneh, dan penuh misteri. Bahkan, fisikawan Richard Feynman secara gamblang mengatakan bahwa ketika seseorang berpikir telah mengerti mekanika kuantum, dirinya sebenarnya tidak benar-benar memahami tentang hal itu.

Apalagi sebagai awam, mungkin akan kesulitan berkenalan dengan kuantum, tetapi buku hasil terjemahan Dr Sandoko Kosen ini cukup renyah dan layak dijamah untuk siapa pun yang ingin menjawab teka-teki zarah, gelombang, dan medan. Dengan ramuan kalimat yang lugas dan sedikit teknis, buku ini membuat pembaca berpikir kembali bagaimana keadaan semesta kita dan mengapa berperilaku demikian. Ada sesuatu yang lebih jauh tersembunyi daripada apa yang telah kita persepsi.

Sedikit meminjam pernyataan Carroll, ”Teka-teki yang berada pada inti realitas kuantum bisa dirangkum dalam satu semboyan yang sederhana: apa yang kita lihat ketika kita mengamati dunia sepertinya berbeda sama sekali dengan apa yang sebenarnya ada.” (halaman 10). (*)


 

  • Judul: Yang Jauh Tersembunyi: Fisika Kuantum dan Teori Banyak-Dunia
  • Penulis: Sean Carroll
  • Alih bahasa: Sandoko Kosen
  • Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
  • Cetakan: Pertama, Oktober 2021
  • Tebal: xv + 314

 

*) MONIQUE CLARIZA, Penulis lepas dan pembaca buku

 


Melihat Banyaknya Dunia Melalui Perspektif Kuantum