Pemberian Lifetime Achievement Award di UWRF 2021 untuk Budi Darma

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pemberian Lifetime Achievement Award di UWRF 2021 untuk Budi Darma


Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2021 pekan lalu (7/10) diwarnai sesi pemberian Penghargaan Pengabdian Seumur Hidup (Lifetime Achievement Award) kepada Budi Darma. Dedikasi begawan sastra yang tinggal dan kini dimakamkan di Surabaya itu akan abadi hingga nanti.

SHABRINA PARAMACITRA, Surabaya

BARU kali ini, malam penganugerahan Lifetime Achievement Award di UWRF di Ubud, Gianyar, Bali, tak semeriah biasanya. Sosok yang menerima penghargaan tidak hadir di Taman Dedari, The Royal Pita Maha Kedewatan, Ubud. Saat itu semestinya Budi Darma tersenyum bahagia di hadapan khalayak atas penghargaan yang diterimanya. Namun, kehendak Tuhan memang tak pernah dapat dibantah.

’’Sejak tahun lalu kami berniat memberikan penghargaan ini ke Pak Budi dan rencananya beliau menjadi salah satu pembicara di festival ini. Namun, Pak Budi ternyata sakit dan meninggal dunia 21 Agustus lalu,” ujar Ni Made Dwi Ermayanthi, festival manager UWRF.

Panitia lantas memberikan Lifetime Achievement itu dari jarak jauh. Sepotong video rekaman berisi ucapan terima kasih dari Diana, putri mendiang Budi Darma, disiarkan di lokasi festival dan secara virtual. Sesi pemberian penghargaan tersebut disaksikan pula oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.

Dengan Lifetime Achievement Award itu, nama Budi Darma bersanding dengan para penerima penghargaan pada tahun-tahun sebelumnya. Di antaranya, Sapardi Djoko Damono, Sitor Situmorang, dan Toeti Heraty. Penghargaan tersebut diberikan kepada mereka yang konsisten berperan dan memberikan sumbangsih dalam dunia kesusastraan. ’’Beliau adalah salah satu penulis paling berpengaruh di Indonesia,’’ kata Direktur UWRF Janet DeNeefe.

Guru Besar Sastra dan Ilmu Budaya Universitas Airlangga Diah Ariani Arimbi mengatakan, Budi Darma memang pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Toh, ini bukan kali pertama bagi penulis Orang-Orang Bloomington itu mendapat penghargaan. Budi Darma telah menghasilkan banyak karya sejak 1960-an. Secara akademik pun, Budi Darma cemerlang dengan deretan prestasinya.

Jalan cerita yang absurd pada prosa-prosanya menjadi ciri khas Budi Darma. Karakter itulah yang terus diingat pembacanya. Kehidupan manusia dalam pandangan Budi Darma bukanlah realitas yang sederhana. Setidaknya itu yang ditangkap Diah dari karya-karya Budi Darma.

’’Kalau puisi-puisi Chairil Anwar cenderung membara dan passionate, cerita-cerita Budi Darma cenderung beyond reality. Itu signature writing, ciri khas yang akan terus diingat oleh orang-orang,” papar penyuka novel Ny. Talis (Kisah Mengenai Madras) itu.

Hananto Widodo, putra Budi Darma, sudah menerima kiriman plakat penghargaan dari panitia UWRF. Plakat itu kini berada di rumah yang dulu dia tinggali bersama sang ayah di Surabaya. Setali tiga uang dengan Diah, Hananto melihat kredo tulisan-tulisan ayahnya adalah perihal kemanusiaan. ’’Seperti, kenapa sih manusia harus lahir, padahal akhirnya juga mati. Itu kan pertanyaan misteri kehidupan yang perlu diungkap,” ujar Hananto.

Dia tak pernah melihat ayahnya berkarya hanya untuk dipuji. Sebab, sosok Budi Darma adalah penulis yang tulus berkarya tanpa mengharap pujian, piala, maupun piagam penghargaan. ’’Berkarya adalah untuk karya itu sendiri, bukan untuk narsis,” imbuhnya.

Mendengar komentar orang-orang di dunia tentangnya, barangkali, saat ini Budi Darma sedang tersenyum di atas sana. Di haribaan Yang Mahakuasa.


Pemberian Lifetime Achievement Award di UWRF 2021 untuk Budi Darma