Dompet Dhuafa Dukung Kemendikbud, Sebut Seleksi POP Sangat Ketat

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Dompet Dhuafa Dukung Kemendikbud, Sebut Seleksi POP Sangat Ketat


JawaPos.com – Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dikatakan bahwa proses seleksinya tidak jelas. Untuk itu, Kemendikbud pun memutuskan melakukan evaluasi proses seleksi.

Namun, menurut beberapa pihak yang telah lolos, seperti Dompet Dhuafa Pendidikan, proses yang telah dilakukan Kemendikbud sudah sangat ketat. Apalagi untuk organisasi yang baru lahir dalam memenuhi syarat lolos seleksi.

“Kami berkeyakinan Kemendikbud telah merancang POP dengan baik dan serius,” kata Muhammad Syafi’ie El-bantanie dalam keterangan resmi, Sabtu (24/7).

Syafi’ie mengaku bersyukur dapat bekerjasama dengan Kemendikbud untuk memajukan pendidikan Indonesia melalui POP. Sedari awal, tim Dompet Dhuafa menyiapkan konsep program dengan matang berdasarkan pengalaman panjang bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan.

Proses seleksi diawali dengan evaluasi administrasi, substantif, hingga verifikasi langsung ke kantor pusat Dompet Dhuafa di Jakarta Selatan. “Kami mengalami betul, bisa melewati proses seleksi ini tidaklah mudah,” terang Syafi’ie.

Salah satu tahapan yang paling berat adalah verifikasi faktual langsung ke kantor. Semua fakta dicek, termasuk administratif organisasi. “Alhamdulillah, pada akhirnya Dompet Dhuafa menjadi salah satu organisasi masyarakat yang dinyatakan lolos seleksi untuk menjadi mitra Kemendikbud dalam POP untuk memajukan pendidikan Indonesia,” tegasnya.

Menurut Syafi’ie, Dompet Dhuafa memiliki konsep khas dalam pengembangan kualitas sekolah dan tenaga kependidikan, yaitu Sekolah Literasi Indonesia dan Sekolah Guru Indonesia. Konsep ini telah diaplikasikan pada ratusan sekolah di 34 provinsi di Indonesia.

Konsep Dompet Dhuafa bertumpu pada tiga pilar, yaitu kepemimpinan pendidikan, sistem instruksional, dan budaya sekolah. Dengan melakukan intervensi pada tiga pilar tersebut diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas sekolah, guru, dan murid.

Sebab, semakin banyak sekolah yang diintervensi, akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di daerah tersebut. “Pada akhirnya akan terjadi transformasi kualitas pendidikan Indonesia. Inilah harapan kami bergabung dalam POP Kemedikbud,” kata Syafi’ie.


Dompet Dhuafa Dukung Kemendikbud, Sebut Seleksi POP Sangat Ketat