Di Tengah Pandemi, Barito Pacific Bukukan Laba Bersih USD 24,38 Juta

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Di Tengah Pandemi, Barito Pacific Bukukan Laba Bersih USD 24,38 Juta


JawaPos.com – Perbaikan hasil kinerja pada kuartal-II memberikan Manajemen PT Barito Pacific Tbk (BRPT) optimistisme terhadap kinerja bisnis dan keuangan hingga akhir tahun 2020. Perseroan mencatatkan pendapatan bersih dan laba bersih perusahaan masing-masing sebesar USD 1,10 miliar dan USD 24,38 juta pada semester-I 2020.

Mengutip keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Direktur Keuangan Barito Pacific, David Kosasih mengatakan, sektor petrokimia mencatatkan perbaikan kinerja pada kuartal-II dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sedangkan bisnis anak perusahaan di sektor energi terus memberikan stabilitas pada perolehan pendapatan dan laba secara konsolidasi.

“Anak usaha kami di sektor petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical mencatatkan pemulihan bisnis yang cukup signifikan pada kuartal-II dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini dengan adanya peningkatan permintaan terutama untuk produk polymer seiring dengan meningkatnya aktifitas industri terutama di Tiongkok dan NEA,” ujarnya seperti dikutip Kamis (30/7).

Selain itu, lanjutnya, penurunan harga naphtha seiring dengan penurunan harga minyak mentah juga berkontribusi terhadap meningkatnya spread bagi produk polymer. “Kami berharap kondisi ini dapat terus berlanjut pada paruh kedua 2020,” ucapnya.

David menuturkan, pihaknya juga mampu mempertahankan volume produksi dan penjualan di tengah-tengah kondisi usaha yang penuh tantangan dan tetap berkomitmen pada pertumbuhan usaha Chandra Asri saat ini tengah merampungkan pabrik Metil Tert-Butil Ether (MTBE) berkapasitas 127 ribu ton per tahun dan pabrik Butene-1 berkapasitas 43.000 ton per tahun.

Penyelesaian produk MTBE dan Butene-1 tetap berjalan sesuai jadwal yang direncanakan, yang akan meningkatkan kapasitas produksi Chandra Asri menjadi 4,2 juta ton per tahun dan melengkapi integrasi vertical dari kompleks petrokimia saat ini.

“Kami juga melihat pasar petrokimia Indonesia di masa mendatang tetap memberikan peluang yang menjanjikan. Rencana kami untuk pembangunan kompleks petrokimia kedua tetap tidak berubah meskipun saat ini mengalami penjadwalan ulang akibat dampak dari pandemik,” tuturnya.

Dia berharap, dengan selesainya proyek tersebut, Barito Pacific dapat memenuhi kebutuhan domestik dengan lebih baik. Adapun total aset Barito Pacific hingga kuartal-II 2020 menjadi USD 7,17 miliar dengan tingkat liabilitas dan ekuitas masing-masing USD 4,25 miliar dan USD 2,92 miliar.

David menambahkan, kinerja Barito Pacific juga akan dibantu oleh anak usaha di sektor energi terbarukan, Star Energy (SE). Star Energy terus memberikan stabilitas bagi kinerja perseroan.

“Saat ini Star Energy merupakan perusahaan pengelola panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas sebesar 875 Megawatt (MW) dan berencana untuk menambah kapasitas sampai dengan 1200 MW dalam 10 tahun mendatang,” pungkasnya.

 


Di Tengah Pandemi, Barito Pacific Bukukan Laba Bersih USD 24,38 Juta