Aksi Pawon’e Arek-Arek Bagi Makanan untuk Warga Terdampak Covid-19

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Aksi Pawon’e Arek-Arek Bagi Makanan untuk Warga Terdampak Covid-19


Pandemi tidak lantas mematikan empati. Berawal dari sambatan sejumlah kawan, Yoga Permana Putra bergerak bersama temannya. Lewat Pawon’e Arek-Arek, mereka membantu warga Surabaya. Menyediakan makanan siap saji.

ARISKI PRASETYO HADI, Surabaya

Papan tulis yang menempel di ruang tengah rumah di Barata Jaya 3/50 itu penuh tulisan. Isinya pengumuman. Ada empat poin. Info penting!!!. Begitu bunyi kalimat awal. Di bagian poin kedua ada pesan. Menerima pendaftaran relawan. Minimal 10 orang.

Di akhir woro-woro itu, tersirat sebuah petunjuk. Sang pemberi informasi menuliskan keterangan. Pawon’e Arek-Arek. Artinya, dapurnya anak-anak. Ya, rumah itu merupakan base camp Pawon’e Arek-Arek. Sebuah komunitas yang terbentuk 21 Mei lalu. Sejak pandemi korona jenis baru itu mengganas. Setiap satu minggu, Pawon’e Arek-Arek aktif membantu warga yang terdampak Covid-19.

Caranya sederhana saja, namun mengena. Yaitu, saban Jumat seluruh anggota turun ke jalan. Membagikan nasi bungkus. Siapa pun bisa meminta makanan siap saji itu.

Saat berkunjung ke markas Pawon’e Arek-Arek Jumat lalu (25/7), kesibukan terlihat. Para penghuninya hilir mudik. Mereka berpencar. Berbagi tugas.

Tiga pemuda duduk bersila di lantai. Mereka berembuk. Topik yang dibahas seputar daftar menu-menu makanan. Sembari itu, mereka menyiapkan kertas minyak. Dua yang lain berkutat di dapur. Tugasnya menyiapkan peralatan memasak. Misalnya, kuali untuk menanak nasi, penggorengan, serta mengecek gas LPG. Malam sebelumnya, mereka mencicil pekerjaan. ”Nasi dimasak duluan karena lama dan butuh banyak,” ucap Zainal Arifin, anggota komunitas.

Di dekat papan pengumuman, Churotul Ayun duduk di depan baskom yang berisi daun kenikir. Sayuran itu digengggamnya. Lantas, dirajang menjadi bagian kecil-kecil.

Pagi itu, Pawon’e Arek-Arek memang menyiapkan aksi mereka yang kesebelas. Rencananya, mereka memasak ayam goreng plus tahu-tempe. Sebagai pelengkap, ditambahkan sayur urap-urap. Hemmm, menu yang menggoyang lidah. ”Dari hasil rapat, menu itu yang dipilih. Simpel dan bergizi,” kata Zainal.

Ritual menyiapkan aksi itu digelar sejak H-1. Anggota dibagi menjadi tiga kelompok. Sif pertama bertugas belanja di pasar. Sif kedua memasak. Kelompok ketiga menggantikan tugas kelompok kedua.

Malam sekitar pukul 19.00, anggota Pawon’e Arek-Arek bergegas memulai kegiatan. Membawa wadah besar, mereka keluar rumah. Tujuannya ke pasar membeli bahan makanan.

Ada dua tempat jujukan berbelanja. Yaitu, di Pasar Keputran Utara dan Pasar Jagir. Dua tempat itu dipilih lantaran merupakan pasar induk. Di sana kebutuhan mudah didapat. ”Kalau sekarang di Jagir karena Keputran ditutup sementara,” ucap Yoga.

Maksimal dua jam mereka berbelanja. Nah, bahan makanan yang sudah terkumpul langsung dibawa ke rumah. Lauk dan sayur dimasak saat hari H. ”Sedangkan nasi dimasak sejak malam,” tuturnya.

Total 20 kilogram beras yang dimasak. Awalnya, menanak nasi itu dilakukan bergiliran. Sebab, mereka belum memiliki dandang berukuran jumbo. ”Terkadang pinjam dulu ke teman-teman,” jelasnya.

Ketika awal perjalanan Pawon’e Arek-Arek, jumlah nasi bungkus yang disediakan terbatas. Totalnya 70 bungkus. Makanan siap saji itu hanya dibagikan ke sejumlah teman.

Yoga menjelaskan bahwa Pawon’e Arek-Arek awalnya memang hanya mencukupi kebutuhan kerabat serta kawan. Terutama teman yang terdampak ekonomi karena pandemi. ”Banyak yang kehilangan pekerjaan,” jelasnya.

Awalnya satu-dua teman, lalu semakin menjalar. Keluhan itu akhirnya dicarikan solusi. Yang paling bisa dilakukan adalah menyediakan makanan siap santap.

Tak butuh waktu lama. Yoga mengumpulkan sejumlah teman. Mereka bersepakat mendirikan Pawon’e Arek-Arek. Filosofinya sederhana. Pawon (dapur) tempat memasak. Tempat awal makanan diolah. ”Orang Surabaya menyebut dapur itu pawon. Akhirnya, kami sepakat memakai nama Pawon’e Arek-Arek,” jelasnya.

Berbekal patungan anggota, Pawon’e Arek-Arek menggelar aksi kepedulian. Kali pertama, uang yang terkumpul tak seberapa. Zainal ingat, kala itu sumbangan yang dikumpulkan mencapai Rp 1 juta. ”Itu iuran anggota sendiri,” jelasnya.

Mereka tak lantas patah arang. Kegiatan bagi-bagi makanan terus dilakukan. Mereka juga menyiarkan kabar ke media sosial (medsos). Bahwa Pawon’e Arek-Arek ada untuk membantu warga.

Dari koneksi anggota serta medsos, Pawon’e Arek-Arek mulai dikenal. Sumbangan mulai mengalir. Semakin banyak. Ketika dapur umum keenam dibuka, total donasi mencapai Rp 5,1 juta.

Porsi nasi bungkus yang dimasak pun bertambah. Dari 70 bungkus menjadi 350 bungkus. Bukan hanya teman yang mendapatkan bantuan. Tetangga, warga sekitar, serta keluarga yang tidak mampu juga disasar.

Zainal menjelaskan, aksi tersebut berlangsung setiap Jumat siang. Dimulai pukul 13.00. Pawon’e Arek-Arek mendisplai nasi bungkus di depan rumah. ”Siapa pun boleh mengambil. Tidak ada syarat apa pun,’’ ucap pemuda 20 tahun itu.

Pukul 15.00, anggota mulai bersiap. Nasi dimasukkan ke dalam plastik. Bergegas mereka berpencar. Membagikan bantuan kepada warga yang tidak mampu.

Misalnya, warga yang bermukim di setren Sungai Jagir dan Barata Jaya. Yoga mengatakan, banyak warga yang tinggal di rumah tak layak huni. Mereka membutuhkan uluran tangan.

Rasa masakan juga menjadi perhatian. Mereka tak asal mencampur aduk bumbu menjadi satu. Yoga mengatakan, di dalam Pawon’e Arek-Arek, ada tiga orang yang dipercaya meracik masakan. Ketiganya pernah bekerja di hotel sebagai chef. ”Karena pandemi, mereka dirumahkan. Sekarang membantu Pawon’e Arek-Arek,” jelasnya.

Terkadang, Pawon’e Arek-Arek menerima cap tak enak. Bantuan yang diberikan dituding berasal dari salah satu parpol. Bahkan, ada yang beranggapan dari satu agama tertentu.

Yoga menepis kabar tersebut. Dia menegaskan, seluruh bantuan yang diterima tidak berasal dari parpol. ”Ini murni kami mendapatkan sumbangan dari warga,” jelas pria 29 tahun itu.

Penjelasan Yoga sempat terhenti oleh harumnya masakan ayam goreng. Seketika dia melihat jam tangan. Kurang dua jam lagi, aksi dimulai.

Bersama lima anggota lain, dia mulai menggelar kertas minyak. Nasi, lauk, serta sayur dimasukkan perlahan. Total hari itu Pawon’e Arek-Arek menyediakan 220 bungkus. Menurut dia, Pawon’e Arek-Arek tidak membatasi jumlah porsi. Namun, disesuaikan dengan kemampuan serta dana yang dikumpulkan.

Sebagai bentuk transparansi, mereka setiap minggu mengunggah rekapan anggaran. Baik dana yang digunakan maupun yang disimpan dilaporkan. ”Bentuk tanggung jawab kami kepada donatur,” tuturnya.

Entah sampai kapan Pawon’e Arek-Arek berdiri. Yoga belum bisa memastikan. Dia berharap pandemi korona segera berakhir. Seluruh warga kembali tenang bekerja. Beraktivitas normal. ”Karena kesehatan yang utama. Mungkin Pawon’e Arek-Arek tetap ada. Kami membantu warga yang kesulitan,’’ jelas warga Simorejo Sari itu.

Saksikan video menarik berikut ini:


Aksi Pawon’e Arek-Arek Bagi Makanan untuk Warga Terdampak Covid-19