Kiat Arif Harmoko Mempertahankan Warung Bakso yang Terdampak PPKM

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kiat Arif Harmoko Mempertahankan Warung Bakso yang Terdampak PPKM


Bripka Arif Harmoko merasa dilema dengan kebijakan PPKM. Di satu sisi, sebagai anggota Polri dia harus menegakkan peraturan. Di sisi lain, sebagai pemilik warung dia juga terdampak. Arif lantas berinovasi agar warungnya tetap diminati pelanggan. Tetap patuh PPKM.

LUGAS WICAKSONO, Surabaya

PELANGGAN silih berganti mendatangi warung Bakso 27 di Jalan Raya Kupang Jaya Nomor 7 milik Bripka Arif Harmoko, Kamis (19/8). Sebagian makan di tempat, sebagian pelanggan lain memilih makanan pesanannya dibungkus untuk dibawa pulang.

Warung itu mulai melayani makan di tempat sejak peraturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) memperbolehkan makan di tempat maksimal 20 menit.

”Pelanggan sudah punya kesadaran sendiri. Selesai makan, ya sudah pulang. Tidak sampai kami ingatkan karena lebih dari 20 menit,’’ ujar Arif. Tidak jarang pada satu waktu, banyak pengunjung yang ingin makan di tempat.

Padahal, kapasitas warung terbatas karena harus menerapkan jaga jarak. Kalau sudah begitu, Arif dan para karyawannya menyarankan pelanggan untuk membungkus makanannya atau makan di mobil.

”Makanan kami antarkan ke mobil pelanggan yang parkir di samping warung,’’ katanya.

Arif harus memutar otak untuk berinovasi agar warungnya tetap bisa melayani pelanggan selama pandemi. Sebagai anggota Propam Polrestabes Surabaya, dia merasakan dilema. Di satu sisi, sebagai anggota Polri dia harus menyukseskan PPKM dengan menerapkan peraturan. Di sisi lain, Arif yang punya usaha warung tidak dimungkiri juga terdampak kebijakan tersebut.

Dia terpaksa menutup dua cabang warungnya di Jalan Argopuro dan Kalijudan karena sepi pengunjung selama PPKM. Omzetnya menurun drastis. Pada saat hari normal, dia mampu menjual rata-rata 500 porsi. Ketika dibatasi hanya boleh dibungkus, dia menjual rata-rata 150 porsi bakso sehari.

”Terasa pada saat PPKM darurat kemarin. Covid sedang tinggi-tingginya. Banyak pembeli yang merasa takut sendiri. Pembatasan jam malam dan tidak boleh makan di tempat memengaruhi berkurangnya omzet,’’ tuturnya.

Pria 35 tahun itu juga berusaha untuk mempertahankan karyawannya meski warung sepi. Dari 15 karyawan, dia hanya terpaksa merumahkan tiga orang. Dia memilih yang muda karena masih bisa mencari pekerjaan lain. ’’Rata-rata yang kerja di sini tulang punggung keluarga. Kasihan kalau harus dikurangi meskipun kondisi sekarang menurun. Ada yang orang tuanya tidak bekerja, istri hamil,’’ katanya.

Berbagai inovasi dicobanya agar tetap bertahan. Arif memaksimalkan fungsi media sosial. Dia juga memanfaatkan aplikasi layanan pesan antar. Diskon di aplikasi berani dia pasang agar pelanggan tertarik untuk memesan. Meskipun laba yang didapatkan berkurang. Sejumlah influencer juga membantunya untuk mengulas menu yang dijualnya.

”Kami juga buat video konten-konten menarik supaya penikmat di media sosial penasaran dan tertarik datang ke sini,” ujarnya.


Kiat Arif Harmoko Mempertahankan Warung Bakso yang Terdampak PPKM