Kanker Payudara Tidak Hanya Terjadi pada Perempuan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kanker Payudara Tidak Hanya Terjadi pada Perempuan


Oktober menjadi bulan penting bagi ladies. Sebab, dunia tengah memperingati Bulan Peduli Kanker Payudara. Sebetulnya bukan hanya perempuan, melainkan juga laki-laki. Sama-sama berisiko.

TAHUN lalu Global Cancer (Globocan) mencatat, kematian akibat kanker payudara menduduki posisi keempat terbanyak di dunia. Posisi pertama disumbangkan kanker paru (lung cancer). Total 9,9 juta orang harus berpamitan untuk pergi selama-lamanya akibat kanker.

Varian kankernya beragam. Bukan hanya kanker payudara dan paru-paru. Ada hati, usus, lambung, hingga pankreas. Lantas, bagaimana perkembangan kasus kanker payudara di Indonesia? Masih berdasar data dari Globocan, pada 2020 kasus kanker payudara parkir di peringkat pertama.

Tahun lalu ada 65.858 kasus breast cancer. Sementara itu, 22.430 orang meninggal akibat kanker payudara. Padahal, menurut dr Desak Gede Agung Suprabawati SpB (K) Onk, ketika kanker payudara bisa dideteksi sejak dini, penanganannya bisa lebih maksimal. ’’Sampai saat ini, kanker payudara tidak bisa dicegah. Kalau kanker leher rahim atau hati bisa dengan vaksin,” ujarnya.

Salah satu faktor risiko adalah genetik. Namun, menurut Desak, angka faktor genetik sangat kecil. Hanya 5–10 persen. Begitu seseorang memiliki mutasi gen, deteksi dininya lebih awal.

Untuk mengetahui faktor genetik, Desak menilai tidak sederhana. Perlu pemeriksaan mutasi gen lebih dahulu.

’’Misalnya, oh dia punya riwayat kanker dari ibunya atau tante. Otomatis dia punya gen, tidak. Sifatnya sporadis. Tidak ada faktor genetik, tapi dia bisa kena,” jelasnya.

Timbul pertanyaan berikutnya, sejak kapan harus periksa atau melakukan skrining? Desak mengungkapkan, skrining sejatinya tidak harus dilakukan dengan alat. Yang paling sederhana adalah sadari. Sadari bisa dilakukan 7–10 hari setelah menstruasi.

Bagaimana dengan kanker payudara pada laki-laki? Menurut dokter spesialis bedah onkologi Rachmawati SpB(K)Onk, kanker payudara pada laki-laki sangat jarang. Di Amerika Serikat dan Inggris, terdapat sekitar 0,5 sampai 1 persen kasus setiap tahun. Insiden kanker payudara pada laki-laki meningkat sesuai usia laki-laki 5–10 tahun lebih tua dibandingkan perempuan saat terdiagnosis.

Rachmawati menjelaskan, perubahan rasio hormon estrogen terhadap androgen menjadi penyebab kanker payudara pada laki-laki. Hormon estrogen berlebihan dapat terjadi akibat terapi hormon, gangguan fungsi hati, obesitas, penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti mariyuana, penyakit tiroid, atau penyakit turunan seperti sindrom klinefelter.

Kondisi penyakit primer pada testis seperti orkitis, undescended testis (cryptorchidism), dan trauma pada testis juga bisa meningkatkan risiko kanker payudara pada laki-laki. Dihubungkan dengan produksi androgen yang lebih rendah dan rasio estrogen yang lebih tinggi.

Faktor risiko kanker payudara laki-laki mirip dengan perempuan postmenopause. Faktor genetik pada riwayat keluarga tingkat pertama dihubungkan dengan meningkatnya risiko kanker payudara pada laki-laki. Sekitar 15–20 persen laki-laki dengan kanker payudara memiliki riwayat keluarga dibandingkan 7 persen populasi umum pada laki-laki.

Rachmawati menuturkan, mutasi genetik pada gen BRCA 1 dan BRCA 2 diketahui sebagai mutasi gen dominan penyebab kanker payudara pada perempuan. Begitu juga pada laki-laki. ’’Mutasi gen BRCA 2 pada laki-laki juga meningkatkan risiko kanker prostat, terutama pada usia muda,” ujar dokter yang bertugas di RS Pondok Indah Bintaro Jaya itu.

Kanker payudara pada laki-laki sering ditemukan terlambat jika dibandingkan perempuan. Hal itu disebabkan kesadaran yang kurang pada laki-laki untuk memeriksakan payudara secara rutin.

Keterlambatan diagnosis berdampak terhadap angka kesembuhan kanker payudara pada laki-laki. Angka kesembuhannya sering lebih rendah daripada perempuan. Namun, jika ditemukan pada stadium dini, angka kesembuhannya tentu saja lebih tinggi.

Lantas, bagaimana dengan gejalanya? Rachmawati mengungkapkan, kanker payudara pada laki-laki biasanya tidak nyeri. Dirasakan ada benjolan padat di bawah puting dengan keterlibatan puting sekitar 40–50 persen kasus. Payudara kiri laki-laki lebih sering terkena dibandingkan payudara kanan. Kurang dari 1 persen terkena pada kedua payudara.

Menurut Rachmawati, sekilas ada perubahan saat laki-laki mengalami kanker payudara. Mulai perubahan pada kulit, puting tertarik ke dalam, ulkus, hingga bisa juga terdapat perlengketan benjolan pada kulit atau jaringan di bawahnya.

’’Pembesaran kelenjar getah bening ketiak didapatkan pada kasus yang lanjut,” imbuh Rachmawati.

Pemeriksaan penunjang kanker payudara pada laki-laki sama dengan perempuan. Yaitu, USG payudara, mamografi, dan dilanjutkan dengan biopsi. Stadium kanker payudara pada laki-laki sama dengan perempuan. Tidak ada pembeda. Rachmawati menuturkan, terapi pembedahan kanker payudara pada laki-laki juga kurang lebih sama dengan perempuan.

Biasanya terapi pembedahan pada laki-laki dilakukan dengan pengangkatan payudara. Sebab, jaringan payudara pada laki-laki lebih sedikit dibandingkan perempuan. Data untuk operasi menyelamatkan payudara masih terbatas dibandingkan perempuan. Indikasi terapi lanjutan seperti radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal, terapi target, dan imunoterapi kurang lebih sama dengan perempuan.

Ayo Rutin Sadari

PERTAMA: Berdiri setegak mungkin. Perhatikan apa ada perubahan dari bentuk dan permukaan kulit payudara. Jika tidak, cermati apakah ada pembengkakan dan atau perubahan di bagian puting.

KEDUA: Angkat kedua lengan. Lalu, tekuk siku dan posisikan tangan ke belakang kepala. Kemudian coba dorong siku ke depan dan cermati payudara. Terakhir, dorong siku ke belakang dan cermati bentuk atau ukuran payudara. Perlahan, ya. Jangan buru-buru.

KETIGA: Letakkan kedua tangan di pinggang, lalu condongkan bahu ke depan hingga payudara menggantung. Kemudian dorong kedua siku ke depan, lantas kencangkan otot dada.

KEEMPAT: Angkat lengan kiri ke atas dan tekuk siku hingga tangan kiri menyentuh bagian atas punggung. Gunakan ujung jari tangan kanan, raba, lalu tekan area payudara perlahan. Perhatikan seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan dari atas hingga bawah, gerakan lingkaran, dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting serta sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan.

KELIMA: Cubit kedua puting. Apabila cairan keluar dari puting segera ke dokter.

KEENAM: Dengan posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Kemudian perhatikan payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan memakai ujung jari-jari, tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.

Keterangan: Dalam setiap langkah-langkah tersebut, perhatikan payudara. Apakah timbul nyeri yang tak wajar saat pemeriksaan. Atau, ada semacam benjolan yang dirasakan. Jika iya, bisa langsung memeriksakan diri ke dokter.

SUMBER: KEMENTERIAN KESEHATAN

TENANG, ITU HANYA HOAX

STOP, itu hoax! Jika tim medis mendiagnosis kanker payudara, coba perlahan tenangkan diri dulu sejenak dan jangan termakan hoax. Ada beberapa mitos yang berkembang. Apa saja itu?

– Hukuman mati. Sementara, kanker payudara yang terdiagnosis sejak awal bisa banget lho ditangani. Jadi, bukan langsung hukuman mati. Seolah-olah tidak ada jalan.

– Bahaya, kanker payudara menular. Anda tidak akan tertular kok dari pasien kanker payudara meski kontak langsung atau menggunakan peralatan makan-minum bekas pasien kanker payudara.

– Harus diangkat. No! Kemajuan teknologi menghadirkan beragam cara untuk mengatasi kanker payudara. Namun, tim medis perlu melihat dulu kondisi stadium kanker payudara.

Sumber: Indonesia Cancer Care Community


Kanker Payudara Tidak Hanya Terjadi pada Perempuan