Pasien Covid-19 di ICU Melonjak, Singapura Andalkan 3 Jenis Obat Ini

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pasien Covid-19 di ICU Melonjak, Singapura Andalkan 3 Jenis Obat Ini


JawaPos.com – Para tenaga medis di Singapura sigap mengobati pasien Covid-19 kondisi sedang dan berat. Tim medis mengandalkan obat kortikosteroid seperti deksametason untuk pengobatan Covid-19 yang parah. Sementara terapi antibodi juga segera digunakan untuk mengobati pasien dengan gejala ringan hingga sedang.

Direktur klinis di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID), dr. Shawn Vasoo, mengatakan kepada CNA, bahwa steroid memberikan efek anti-inflamasi. Kortikosteroid biasanya digunakan untuk mengobati berbagai reaksi alergi, seperti rheumatoid arthritis atau asma.

Sebuah uji coba sebelumnya menemukan tingkat kematian yang jauh lebih rendah pada pasien Covid-19 yang diberi deksametason jika mereka menerima oksigen atau menggunakan ventilator. Ada pengurangan risiko kematian sekitar 11 persen, pada 28 hari setelah pasien tertular Covid-19.

Selain deksametason, Singapura juga mengandalkan 2 terapi obat lainnya. Yakni antibodi yang diberikan oleh Jalur Akses Khusus Pandemi oleh Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) untuk mengobati mereka yang menderita Covid-19 ringan hingga sedang. Keduanya adalah obat sotrovimab dan casirivimab-imdevimab.

“Itu adalah obat yang segera digunakan secara klinis di Singapura,” kata dr. Vasoo.

Casirivimab-imdevimab, yang dibuat oleh Roche-Regeneron, diberi otorisasi sementara pada 21 September. Sehingga memungkinkan spesialis penyakit menular untuk menggunakan terapi kombinasi antibodi monoklonal untuk pengobatan pasien Covid-19 berusia 18 tahun ke atas, yang tidak memerlukan oksigen dan berisiko menjadi Covid-19 yang parah. HSA mengatakan data klinis dari studi fase 3 menunjukkan bahwa casirivimab-imdevimab mengurani 70 persen perawatan akut di rumah sakit atau kematian karena Covid-19.

Sedangkan Sotrovimab diberikan otorisasi pada 30 Juni. HSA mengatakan data uji klinis menunjukkan obat tersebut menunjukkan pengurangan 79 persen dalam risiko kematian.

Pada awal pandemi, obat HIV lopinavir dan ritonavir jadi obat pertama yang digunakan untuk mengobati beberapa pasien Covid-19 di Singapura. Namun, ternyata belakangan tidak diberikan oleh NCID karena tak cukup efektif.

“Obat itu belum menunjukkan kemanjuran dalam uji coba terkontrol secara acak hingga saat ini,” kata dr Vasoo.


Pasien Covid-19 di ICU Melonjak, Singapura Andalkan 3 Jenis Obat Ini