Surabaya Nol Angka Anak Putus Sekolah

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Surabaya Nol Angka Anak Putus Sekolah


JawaPos.com- Sejak beberapa tahun terakhir, belum tercatat ada data anak putus sekolah di Kota Surabaya. Kalaupun ada, hanya laporan orang tua yang mengeluhkan biaya pendidikan. Baik untuk seragam, SPP, maupun tarikan sejenisnya.

Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono menyatakan, pandemi Covid-19 memiliki efek domino luar biasa. Termasuk dampak ekonominya. “Dari kondisi ekonomi imbas pandemi itulah kemudian muncul berbagai persoalan-persoalan baru. Di antaranya, ke pendidiikan,” ujarnya.

Anggota Komisi D itu mengaku, dalam dua tahun terakhir kerap mendapat laporan dari wali murid. Khususnya, anak-anak yang bersekolah di swasta. Mereka sambat lantaran tidak mampu mencukupi biaya pendidikan. “Lha bagaimana, kerjanya pedagang kaki lima. Penghasilannya tidak menentu. Jalur zonasi tidak lolos dan akhirnya harus ke sekolah swasta,” paparnya.

Nah, kondisi demikian berpotensi menjadi penyebab anak putus sekolah. Sebab, orang tua tidak mampu untuk membiayai anaknya untuk melanjutkan pendidikan. “Karena itu, jika sampai ada anak yang putus sekolah, tolong segera laporkan. Kami akan menindaklanjutinya melalui dinas terkait,” ucap Tjujuk.

Tjutjuk menyatakan, pemkot sudah mengalokasikan anggaran untuk siswa dari golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Nilainya mencapai Rp 47,7 miliar. Namun, Tjutjuk memberikan catatan khusus. “Alokasi beasiswa tersebut harus benar-benar tepat sasaran,” tuturnya.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, angka putus sekolah (APS) memang tercatat nol sejak 2016. Pada 2020, jumlah lulusan siswa jenjang SD/MI sebanyak 283.199 anak. Untuk jenjang SMP/MTs sebanyak 125.465. “Untuk SMA datanya ikut provinsi (Pemprov, Red),” kata Kepala Dispendik Kota Surabaya Soepomo.

Mantan kepala Dinas Sosial (Dinsos) mengaku, pihaknya juga mendapat laporan tentang kesulitan ekonomi yang dialami para orang tua siswa dampak pandemi. Karena itu, dia menerjunkan tim khusus untuk mencari siswa yang berpotensi tidak melanjutkan sekolah. “Tapi, sejauh ini belum ditemukan,” katanya.

Soepomo memastikan, sejauh ini belum ada anak putus sekolah di Surabaya. Yang jelas, pemkot memberikan perhatian serius di bidang pendidikan. Di dalam kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA PPAS) yang disahkan 7 Oktober, proyeksi APBD 2022 ditetapkan sebesar Rp 10,1 triliun. Dari nilai tersebut, sekitar 21,9 persen dialokasikan untuk bidang pendidikan.

“Anggaran itu yang kita manfaatkan untuk membantu para wali murid yang kurang mampu. Jadi, jangan sampai terjadi anak putus sekolah di Surabaya. Kalau sampai ada, laporkan segera,” jelasnya.


Surabaya Nol Angka Anak Putus Sekolah