Angka Penularan Harian Covid-19 di AS Diprediksi Bisa Capai 100 Ribu

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Angka Penularan Harian Covid-19 di AS Diprediksi Bisa Capai 100 Ribu


JawaPos.com ‒ “Kita sedang menuju arah yang salah.” Pernyataan itu dilontarkan pakar penyakit menular AS Anthony Fauci di hadapan anggota kongres. Anggota satgas Covid-19 pemerintah AS tersebut merasa tidak puas dengan penanganan pandemi di negaranya. Bukannya menurun, angka penularan justru terus meroket.

Pada Selasa (30/6), angka penularan harian di AS lebih dari 47 ribu kasus. Kemudian pada Kamis (2/7) sudah mencapai lebih dari 50 ribu kasus dalam sehari berdasar Worldometers. Itulah rekor tertinggi sejak pandemi menyambangi AS. Penyumbang terbesar adalah Texas dan Florida.

Fauci menegaskan bahwa angka penularan bisa naik menjadi 100 ribu orang per hari jika pemerintah tidak mengambil tindakan secepatnya.

Covid-19 sudah merenggut lebih dari 131 ribu nyawa warga AS. Presiden AS Donald Trump bisa dibilang meremehkan dampak pandemi ini. Di tengah angka penularan yang belum menurun, dia mengadakan kampanye yang menghadirkan ribuan orang.

Senator Lamar Alexander meminta Trump mengakhiri perdebatan tentang penggunaan masker dengan memakainya ketika berada di area publik. Selama ini Trump tidak pernah memakai masker. Padahal, WHO dengan jelas menganjurkan pemakaiannya. Di negara-negara yang mampu mengontrol penularan, rata-rata penduduknya disiplin dalam penggunaan masker.

’’Presiden memiliki banyak penggemar. Mereka akan mengikutinya,’’ tegas politikus asal Partai Republik tersebut.

Karena tingginya angka penularan di AS, beberapa negara bagian yang lebih aman akhirnya memberlakukan aturan ketat. Penduduk dari negara bagian lain yang masuk harus lebih dulu menjalani karantina selama 14 hari. New York, New Jersey, dan Connecticut adalah beberapa Negara bagian yang menerapkan kebijakan tersebut.

Di pihak lain, Pan American Health Organization memperingatkan bahwa angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Latin dan Karibia bisa mencapai 400 ribu orang pada Oktober nanti. Upaya pencegahan adalah menerapkan kebijakan-kebijakan kesehatan yang ketat.

Sayangnya, upaya itu tampaknya sulit dilakukan. Brasil, misalnya. Sikap presidennya mirip Trump. Jair Bolsonaro tidak pernah memakai masker di tempat umum. Dia juga menganggap Covid-19 hanya flu biasa. Padahal, angka kematian di Brasil sudah lebih dari 59 ribu, tertinggi kedua secara global.

Setali tiga uang, Australia mulai mengalami kenaikan kasus Korona. Namun, mereka lebih bertanggung jawab. Area di Melbourne dengan kasus tinggi dikuntara selama sebulan penuh mulai Rabu (1/7). Lockdown lokal itu berdampak pada kehidupan 300 ribu penduduk.

Sementara itu, Thailand justru mulai membuka sekolah-sekolah. Namun, ada aturan ketat yang diberlakukan. Mulai menjaga jarak, memakai masker, hingga melakukan penyemprotan disinfektan. Hingga kemarin, ada 3.100 kasus dan 58 kematian di negara tersebut. Angka itu termasuk rendah bila menilik Thailand adalah negara pertama di luar Tiongkok yang diserang pandemi.

Saksikan video menarik berikut ini:


Angka Penularan Harian Covid-19 di AS Diprediksi Bisa Capai 100 Ribu