Istana Bakal Kurangi Jumlah Orang yang Bertemu Presiden

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Istana Bakal Kurangi Jumlah Orang yang Bertemu Presiden


JawaPos.com – Kamis pekan lalu (16/7) Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta. Dalam pertemuan itu Purnomo mengaku sempat makan siang bersama presiden.

Termasuk, membicarakan pembangunan Masjid Taman Sriwedari. Juga, yang utama, membahas rekomendasi DPP PDIP untuk pemilihan wali kota (pilwali) Solo yang diberikan kepada Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, dan Teguh Prakosa.

Nah, kemarin (23/7), kepada Jawa Pos Radar Solo, Purnomo, rival Gibran dalam perebutan rekomendasi PDIP untuk pilwali Solo, membenarkan bahwa dirinya positif Covid-19. Kabar tersebut dia terima Kamis sore (23/7).

Dia mengaku sudah melakukan tes swab pertama pada Jumat (17/7). Kemudian, tes swab kedua dilakukan sehari setelahnya. Seluruh proses tes swab dilakukan di rumahnya di Jalan Bhayangkara, Laweyan.

”Swab pertama itu katanya masih abu-abu, antara positif dan negatif,” kata Purnomo.

Hasil tes swab kedua, lanjut dia, mendekati positif. ”Tapi, saya merasa sehat-sehat terus. Mohon doanya saja agar kita semua diberi kesehatan,” ucap dia.

Saat ini dia melakukan karantina mandiri di kediamannya. Kondisinya sampai saat ini masih baik dan bugar.

Di Jakarta, pihak istana memastikan telah mengambil sejumlah langkah terkait dengan informasi itu. Langkah tersebut pada dasarnya sehari-hari diberlakukan di lingkungan istana sejak Covid-19 merebak di Indonesia. Yakni, pengecekan kesehatan rutin kepada presiden dan seluruh perangkat istana. Pengecekan rutin khususnya dilakukan kepada perangkat istana yang biasa melayani orang nomor satu di pemerintahan tersebut.

Yang utama tentu saja presiden dan keluarganya. ”Hari ini (kemarin, Red) secara kebetulan memang jadwalnya Bapak Presiden untuk melakukan tes kesehatan,” terang Kasetpres Heru Budi Hartono saat dimintai konfirmasi kemarin. Termasuk di dalamnya swab untuk tes PCR.

Presiden maupun pegawai-pegawai istana di lingkaran terdekatnya cukup sering menjalani tes kesehatan. Saat disinggung soal periodisasi swab test, Heru menyebut seminggu sekali.

Sementara itu, untuk rapid test, Heru bersama Mensesneg, deputi protokol, dan perangkat terdekat lain bahkan melaksanakannya setiap hari. Sebab, merekalah yang sehari-hari berada di samping presiden pada setiap kegiatan. ”Saya terakhir swab itu kemarin (23/7). Dan alhamdulillah, hasilnya negatif,” lanjut Heru.

Apakah presiden ke depan akan mengurangi kegiatan tatap muka, menurut Heru, hal itu masih dikaji. Yang jelas, intensitas kerja presiden tidak bisa dikurangi.

”Mungkin jumlah orang (yang ditemui, Red) yang akan kami kurangi. Selain itu, juga prinsip jaga jarak yang mungkin akan dibuat lebih lebar lagi,” tambahnya.

Pengurangan jumlah orang itu sebenarnya sejak awal pandemi dilakukan. Presiden tidak pernah lagi melaksanakan pertemuan yang melibatkan banyak orang. Baik di istana maupun di gedung mana pun. Kemarin presiden menemui para pelaku UMKM yang mendapatkan bantuan modal kerja di Istana Bogor. Jumlahnya 30 orang perwakilan. ”Mungkin akan kami pikirkan, kami kurangkan jadi 20, dengan jarak yang mungkin agak lebih jauh lagi,” imbuh Heru.

Purnomo berangkat ke Jakarta bersama seorang anggota panitia pembangunan masjid, Farid Sunarto. Keduanya naik pesawat dari Bandara Adi Soemarmo, Solo, ke Bandara Soekarno-Hatta. Saat pulang pada hari yang sama, Purnomo mendarat di Semarang, kemudian melanjutkan perjalanan darat ke Solo.

Keesokan harinya, Jumat (17/7), bersamaan dengan pengumuman rekomendasi pilkada Solo, Purnomo masih ngantor di Balai Kota Surakarta.

Sore harinya, setelah menerima rekomendasi dari Semarang, Gibran-Teguh bersama Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo sedianya akan menemui Purnomo di kediamannya di Jalan Bhayangkara, Solo. Namun, ternyata Purnomo tidak ada dengan alasan keluar kota.

Sabtu (18/7) Purnomo muncul di acara seremonial tes swab masal di Balai Kota Surakarta. Dia sempat bertemu dengan peserta tes swab masal dan berbincang dengan F.X. Hadi Rudyatmo hingga melayani wawancara wartawan.

Bantu Persalinan Suspect, Jalani Isolasi Mandiri

Di Banyuwangi, tujuh tenaga medis RSUD Blambangan kemarin (24/7) menjalani isolasi mandiri di rumah dinas Sekda Banyuwangi. Hal itu harus mereka jalani setelah melakukan operasi Caesar terhadap pasien dalam pengawasan (PDP) atau suspect korona.

Tujuh tenaga medis itu melakukan operasi Caesar kepada dua PDP yang hamil tua. Proses operasi dilakukan Kamis malam (23/7). Dua perempuan tersebut berasal dari Desa Jambesari, Kecamatan Giri, dan Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi. Proses persalinan berjalan lancar. Bayi yang dilahirkan selamat.

Operasi Caesar perlu dilakukan untuk menyelamatkan bayi di kandungan ibunya. ”Saat operasi, semuanya melakukan protokol Covid-19. Saat ini mereka ada di rumah dinas Sekda,” kata Kepala Ruangan Isolasi Covid-19 RSUD Blambangan Inti Bawono kepada Radar Banyuwangi.

Dua PDP tersebut masih menunggu hasil tes swab. Dari laporan tracing, dua PDP itu tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar kota. Namun, keduanya memiliki gejala keluhan kesehatan yang mengarah ke Covid-19.

Direktur RSUD Blambangan dr Indah Sri Lestari mengatakan, prosedur itu harus dilakukan sesuai dengan ketentuan. Sembari menunggu hasil tes swab dari pasien, tujuh tenaga medis tersebut akan tetap berada di rumah isolasi. ”Semoga hasilnya negatif. Kami mengikuti prosedur sesuai dengan kebijakan bupati Banyuwangi,” katanya.


Istana Bakal Kurangi Jumlah Orang yang Bertemu Presiden