Komunitas Bike to Work Surabaya, Gowes untuk Berikan Edukasi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Komunitas Bike to Work Surabaya, Gowes untuk Berikan Edukasi


Pandemi Covid-19 ini membuat bersepeda kian populer. Lihat saja saat pagi dan malam di jalan-jalan protokol Surabaya. Di mana-mana pesepeda. Karena itu, Komunitas Bike to Work Surabaya merasa perlu turun tangan. Agar protokol kesehatan dan aturan berlalu lintas tetap dipatuhi.

MUHAMMAD AZAMI RAMADHAN, Surabaya

”Ayo Rek, masiyo sepedahan kudu tertib berlalu lintas,” begitu imbauan yang tertulis di poster ukuran A3. Poster tersebut menempel di punggung salah satu pengayuh sepeda dari Komunitas Bike to Work Surabaya yang melintas.

Ketika itu, awal pekan lalu, si pengayuh sepeda sedang berhenti menunggu lampu hijau di perempatan Jalan Pahlawan. Sementara itu, pesepeda lainnya yang bukan anggota komunitas memilih untuk menerabas traffic light.

Sejumlah anggota komunitas Bike to Work juga menempelkan poster di punggungnya. Pesannya beragam. Dengan begitu, siapa pun yang berada di jalan malam itu bisa membaca pesan-pesan tersebut. Bahkan, ada anggota komunitas itu yang membagikan poster kepada pesepeda lainnya. Banyak pesan terkait masa pandemi ini. Mulai imbauan jaga jarak hingga tetap tinggal di rumah dan sebagainya.

H.A. Restia, koordinator Bike to Work Surabaya, menyatakan bahwa dirinya melakukan hal tersebut karena prihatin banyaknya pesepeda yang memenuhui jalan protokol di Surabaya. Bahkan, pesepeda memenuhi jalanan ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap II di Surabaya. ”Iya, kan sudah ada imbauan untuk stay at home. Eh, malah keluar dan gowes semua kami prihatin,” katanya.

Sebenarnya, kata Restia, seluruh pegiat Bike to Work selama pandemi telah mengedarkan imbauan untuk tidak bersepeda sementara waktu.

Kepada anggotanya, dia menyarankan untuk membuat sarana gowes di rumah secara do it yourself (DIY). Misalnya, merakit sepeda menjadi spinning bike atau sepeda statis. ”Benar-benar diimbau untuk di rumah. Paling ya muter-muter kompleks. Kecuali kerjaannya menggunakan sepeda,” tuturnya.

Sebenarnya, menurut perempuan yang sering disapa Tante Tia itu, yang disayangkan bukan karena semakin menjamurnya pesepeda di Surabaya. Tapi, persepsi yang muncul dari demam bersepeda itu. Saat ini banyak sekali komentar miring terhadap aktivitas pesepeda. Terutama di media sosial. Mereka kerap kali tepergok menabrak aturan. Mulai menerobos lampu merah, berkerumun tanpa menggunakan masker, hingga abai menjaga jarak.

Karena kondisi itulah, Komunitas Bike to Work Surabaya merasa harus melakukan sesuatu. Salah satu jalan yang ditempuh adalah memberikan edukasi kepada publik. ”Akhirnya, kita putuskan gowes. Dengan syarat, terapkan protokol kesehatan, gunakan safety, dan tidak berpeleton,” ungkap perempuan yang menggeluti dunia sepeda sejak 2008 itu.

Untuk Surabaya, kata dia, cukup menggunakan poster yang ditempel di punggung, tas, dan sepeda masing masing. ”Wis kami enggak gelem nuturi, woco wocoen dewe,” katanya.

Poster-poster itu, terang dia, tidak saja ditujukan untuk pesepeda. Tetapi, juga para pengguna jalan. Pesannya macam-macam. Di antaranya, sepedahan tambah mbois lengkapi dengan helm dan lampu sepeda, wujudkan sepedahan yang adil dan beradab. Ada juga yang mengingatkan agar pesepeda tidak parkir di lajur khusus, selalu menaaati aturan, tidak asal mancal.

Di samping itu, ibu dua anak tersebut mengaku sering meneriaki dan mengingatkan para pesepeda yang masih remaja. Terutama bila mereka tidak patuh protokol kesehatan. ”Mungkin naluri keibuan ya. Soalnya, membahayakan diri mereka lho itu,” ungkapnya.

Dia mengaku hal yang membuatnya bahagia selama pandemi ini adalah menjumpai banyak pesepeda dari semua kalangan usia dan jenis kelamin yang membaca poster dan imbuan dari Bike to Work. ”Nah, iku lho. Sepedaan kudune koyok ngene,” katanya menirukan celetukan yang terdengar dari pegiat sepeda lainnya.

Bahkan saat Bike to Work berhenti di suatu tempat, banyak yang pinjam poster tersebut hanya untuk berfoto pribadi dan bersama kelompoknya. Bagi Tante Tia dan komunitas Bike to Work, hal tersebut adalah apresiasi tersendiri. 

Saksikan video menarik berikut ini:


Komunitas Bike to Work Surabaya, Gowes untuk Berikan Edukasi