Sekolah di Tengah Pandemi, Giliran dan Hanya Separo Siswa Masuk Kelas

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sekolah di Tengah Pandemi, Giliran dan Hanya Separo Siswa Masuk Kelas


JawaPos.com – Di Jawa Timur (Jatim), penerapan belajar dari rumah (BDR) berpedoman pada kondisi global di lingkup provinsi. Tidak melihat status risiko daerah. Karena itu, BDR menjadi kebijakan untuk SMA dan SMK di Jatim.

Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi mengatakan, jenjang pendidikan SMA dan SMK ditangani provinsi.

Kebijakannya merujuk pada provinsi. Saat ini rekomendasi gugus tugas menyatakan bahwa kegiatan belajar dilakukan dari rumah. ”Kami terapkan kebijakan itu di semua daerah,” ucapnya.

Memang ada banyak daerah di Jatim yang masuk risiko rendah maupun sedang. Bahkan, di pulau terluar di Jatim, belum ada yang terpapar Covid-19. Mereka bisa saja melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (KBM) di sekolah. ”Tapi, khusus SMA dan SMK, kebijakan merujuk pada provinsi, yakni BDR,” jelas Wahid.

Kegiatan BDR berlangsung sejak awal dimulainya tahun ajaran 2020–2021. Wahid belum bisa memastikan sampai kapan kebijakan tersebut diterapkan.

Sementara itu, di Madura, ada dua opsi sistem pembelajaran yang akan diterapkan. Yakni skema BDR untuk wilayah daratan serta KBM tatap muka untuk wilayah kepulauan. Namun, teknis KBM tatap muka tidak berjalan seperti biasa. Hanya separo siswa yang boleh masuk kelas. Menggunakan sistem giliran.

Baca juga: Jangan Paksakan Sekolah Tatap Muka meski Berstatus Zona Hijau

Kepala Cabang Dispendik Jatim Wilayah Sumenep Samsul Arifin menjelaskan, ada protokol lain yang diberlakukan saat KBM tatap muka. ”Terutama pemenuhan standar protokol pencegahan Covid-19,” katanya sebagaimana dilansir Jawa Pos Radar Madura.

Samsul menerangkan, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengacu pada kurikulum. Tetapi, target kurikulum tahun ini tidak akan tercapai 100 persen hingga siswa memahami materi pembelajaran. ”Tidak bisa menuntaskan kurikulum, tapi upayakan pembelajaran tetap berjalan 100 persen,” tutur dia.

Sejauh ini pihaknya masih menunggu keputusan perihal usulan KBM tatap muka di kecamatan-kecamatan berstatus zona hijau atau daerah bebas risiko persebaran Covid-19. Sedangkan untuk wilayah daratan seperti Bangkalan, pembelajaran dilakukan jarak jauh. Termasuk jenjang SMA/SMK yang mengikuti kebijakan pemprov. Apalagi, status Bangkalan belum zona hijau. ”Kebijakan serupa diterapkan untuk jenjang pendidikan yang lain,” kata Kasi SMA dan PL Khusus Cabang Dispendik Jatim Wilayah Bangkalan Moh. Fauzi kemarin.

Namun, tetap ada peluang KBM tatap muka bisa dilaksanakan. Syaratnya ialah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Dalam satu kelas tidak boleh ada lebih dari 20 siswa. Kemudian, tempat duduknya berjarak.

Sementara itu, recovery rate atau angka kesembuhan pasien Covid-19 di Jatim terus mengalami kenaikan. Selama tiga hari berturut-turut, pasien sembuh di Jatim adalah yang tertinggi secara nasional. Kemarin (11/7) jumlahnya 318 orang. Sebelumnya, pada Jumat (10/7) dan Kamis (9/7) pasien sembuh sebanyak 234 dan 263 orang.

Dengan demikian, sejak kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jatim pada 25 Juni lalu, kesembuhan di Jawa Timur bertambah 2.898 orang. Angka kumulatif sembuh per kemarin mencapai 6.134 orang atau setara 39 persen. ’’Ini merupakan kabar baik bagi masyarakat Jatim dan kita berdoa bersama ke depan akan semakin banyak yang sembuh dari Covid-19,’’ ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Grahadi, tadi malam (11/7).

Khofifah menambahkan, salah satu faktor yang memengaruhi tingginya angka pasien sembuh di Jatim adalah adanya perawatan yang efektif di RS Darurat Indrapura. Saat ini 379 orang atau setara dengan 84,6 persen dari 448 pasien Covid-19 yang dirawat di sana telah dinyatakan sembuh.

Saksikan video menarik berikut ini:

 


Sekolah di Tengah Pandemi, Giliran dan Hanya Separo Siswa Masuk Kelas