Sukses Karir Pengusaha dan Politik, Saatnya Mengabdi untuk Sidoarjo

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sukses Karir Pengusaha dan Politik, Saatnya Mengabdi untuk Sidoarjo


JawaPos.com – Kabupaten Sidoarjo menghadapi beragam tantangan masa depan. Menuju kota berkelas internasional. Calon pemimpin kota berpenduduk 2,3 juta jiwa ini harus orang yang benar-benar teruji. Bermental pejuang sekaligus berkarakter pemenang. Sidoarjo memiliki figur Mas Iin. Sosok muda yang matang dan kaya pengalaman.

Achmad Amir Aslichin (Mas Iin) melalui masa-masa muda dengan menimba ilmu dan menguatkan wawasan. Sekaligus memupuk jiwa pejuang. Selepas lulus dari SMP Negeri 1 dan SMA Negeri Sidoarjo, pria kelahiran 5 Juni 1977 itu menempuh studi di Australia. Tepatnya di Melbourne. Dua gelar di bawah pulang dari sana.

Hanya studi dengan biaya dari orang tua? Tidak. Mas Iin muda memilih mencari tantangan-tantangan di luar kampus.  ”Di Australia saya pernah bekerja paruh waktu jadi pengantar pizza,” kenang lelaki yang kini menjadi entrepeneur muda itu. Dia ingin menambah pengalaman. Juga mencari tambahan uang untuk kebutuhan penunjang studi.

Dengan pengalaman menjadi pengantar pizza, Mas Iin bisa memahami bagaimana pekerjaan
delivery. Seperti ojek online makanan kalau sekarang. Mencari uang sendiri itu juga bukan yang pertama. ”Waktu SMP dulu juga jualan kartu Lebaran di emperan toko,” ungkapnya lantas tersenyum.

Saat itu ada seorang teman yang jago melukis. Mas Iin dan teman pelukis menjual kartu Lebaran. ”Jualan jagung bakar di Alun-Alun (Sidoarjo) juga pernah,” tambahnya. Ada ada perjuangan. Belajar bekerja keras. Kelak pengalaman kerja itu menguatkan karakter bapak dua anak ini sebagai pengusaha yang ulet dan sukses.

Kesempatan studi di Melbourne juga menempa Mas Iin dalam spirit perjuangan. Di sana, Mas Iin bertemu tokoh-tokoh nasional Indonesia zaman itu. Salah satunya Kepala Studi Indonesia di Universitas Melbourne (Unimelb) Prof Arief Budiman. Itu terjadi pada awal 1999. Dia ikut aktif berdiskusi.

Selain Arief, tokoh reformasi Prof Amien Rais juga hadir di kampus tersebut. Yang tidak bisa dilupakan adalah saat bertemu sang idola, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Saat itu, Gus Dur hadir untuk acara bedah buku. Salah satunya buku yang ditulis oleh presenter kondang Wimar Witoelar. Mas Iin muda tak mau kehilangan kesempatan.

”Saya beli bukunya dan langsung minta tanda tangan Gus Dur maupun Wimar Witoelar. Saya simpan sampai sekarang,” kenang anggota DPRD Jatim itu. Pikiran-pikiran Gus Dur sebagai tokoh NU turut membentuk karakter Mas Iin sebagai seorang nahdliyin.

Sepulang dari Australia, Mas Iin langsung berkiprah. Diawali dengan membantu menjalankan usaha keluarga. Ya tambak, tempat pelelangan ikan, pembibitan udang, dan perusahaan industri. Pada 2003, dia memberanikan diri mendirikan perusahaan perumahan. Pada tahun yang sama, Mas Iin memimpin proyek pembangunan kantor DPC PKB Sidoarjo.

Setahun berikutnya mendirikan perusahaan peralatan dapur. Saat itu, Mas Iin mulai menjadi pengurus divisi di DPC PKB Sidoarjo. Berbagai jabatan dan posisi pernah dirasakan. Pada 2007 menjadi bendahara panitia Muscab 2 PKB Sidoarjo. Juga menjadi ketua DKC Garda Bangsa Sidoarjo. Berikutnya, menjadi wakil bendahara DPC PKB Sidoarjo. Pada 2009, dia menjadi sekretaris kabupaten timses pilpres SBY-Boediono.

Saat itu, untuk kali pertama Mas Iin mencalonkan diri dan langsung terpilih sebagai anggota DPRD Sidoarjo. Bahkan didapuk sebagai ketua fraksi PKB. Tak tanggung-tanggung, dia menjabat dua periode. Nah, setelah 10 tahun mengabdi di DPRD Sidoarjo, karir politik Mas Iin berlanjut ke DPRD Jatim. Dia terpilih pada Pileg 2019.

Sejauh ini, kiprah Mas Iin untuk berjuang berjalan mulus. Dia sukses. Langkahnya semakin matang untuk mengabdikan diri sebagai calon bupati Sidoarjo. Medan bakti yang lebih luas. Memang berat tantangannya. Namun, Mas Iin telah menyiapkan berbagai gagasan cemerlang. Ide-ide brilian. Sebagian bahkan sudah terealisasi. Telah terbukti manfaatnya bagi masyarakat.

Progam Pesona Desa dan Sidoarjo Bisa, misalnya. Pesona Desa bermanfaat besar bagi pengembangan potensi 322 desa di Kota Delta. Adapun Sidoarjo bisa mewadahi dan mengembangkan potensi anak-anak muda untuk mendunia.

Ke depan, rancangan membangun Kota Delta sudah disiapkan. Kelas internasional. Mas Iin menggagas pembangunan pasar modern perikanan sekaligus produk olahannya. Nanti terkoneksi dengan wilayah pertambakan dan wisata pesisir. Dia sudah berpengalaman di industri perikanan.

Lalu, sentra industri kecil dan menengah akan direvitalisasi. Lengkap dengan fasilitas penunjang promosi, jual beli dan distribusi. Itu akan menunjang keberlangsungan dan pengembangan wisata di Sidoarjo. ”Menyentuh wisata religi, edukasi, sejarah, olahraga, belanja, rekreasi keluarga, dan lainnya,” katanya.

Program kawasan waterfront village akan mendukung itu. Potensi pesisir dioptimalkan. Sungai menjadi sarana rekreasi keluarga, perekonomian, dan budaya. Pertanian juga akan disentuh. Harus ada pengembangan kawasan agropolitan tanaman pangan organik. Lengkap dengan kawasan peternakan dan kawasan minapolitan.”Petani, nelayan, peternak dan masyarakat pesisir bisa tersentuh,” katanya.

Dalam bidang pemerintahan, Mas Iin bertekad memantapkan tata kelola pemerintahan melalui smart public service. Di antaranya lewat commad center e-monitoring, e-planning, e-budgeting, e-procurement (pengadaan barang dan jasa). “Reformasi birokrasi dengan merit system, prinsip the right man on the right place. Juga ada peningkatan kesejahteraan pegawai honorer atau tidak tetap,” ujar pengusaha yang juga sarjana hukum lulusan Unair tersebut.


Sukses Karir Pengusaha dan Politik, Saatnya Mengabdi untuk Sidoarjo